Salah satu yang hilang di keluarga Muslim dalam membangun rumah tangga adalah keberkahan. Banyak salah kaprah ketika menikah banyak yang mendoakan semoga langgeng dan banyak anak. Bukan itu yang didoakan melainkan seperti yang Rasulullah sampaikan “semoga menjadi keluarga yang berkah”. Karena bila rukun tapi tidak berkah maka akan seperti Abu Lahab dan istrinya. Dan kesalahan fatal saat berumah tangga adalah hanya memikirkan agenda liburan tapi setiap ada adzan berkumandang, tak satupun yang mengingatkan untuk sholat.
Permasalahan rumah tangga bukan masalah teknis melainkan masalah berkah. Permasalahan bukan pada komunikasi karena Nabi Ibrahim saja pulang setahun sekali dan tidak pernah komunikasi dengan istrinya (Zaman Nabi belum ada HP). Ekonomi juga bukan permasalahan dalam rumah tangga karena sahabat Rasulullah ada yang makannya tiga hari sekali bahkan ada yang hanya memberikan nafkah segelas air tapi tidak terjadi perceraian. Lalu kenapa rumah tangga menjadi rusak ? Imam Ahmad mengatakan bahwa Rasulullah memulai hadits ini dengan sumpah artinya penting bagi kita. Rasulullah mengatakan “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada pada genggamannya. Tidaklah ada dua insan yang saling mencintai kemudian Alloh pisahkan kecuali karena dosa salah satu diantara mereka”. Jadi penyebab perceraian adalah ada dosa diantara suami atau istri. Seperti kisah Adam yang dikeluarkan oleh Alloh karena memakan buah Quldi. Sehingga Adam dipisahkan dengan Hawa. Adam di India dan Hawa di Arafah selama 40 tahun. Mereka berpisah bermula karena satu dosa yaitu salah makan. Karena itu, jangan sepelekan salah makan karena ujung-ujungnya akan ke keluarga kita. Karamnya keluarga bermula dari harta haram atau makanan haram yang kita nafkahi ke keluarga.
Istighfar adalah cara terbaik memperbaiki keluarga. Akui bahwa kita bersalah (harta banyak yang haram, banyak melakukan sesuatu yang dilarangNya, sholat berantakan, tidak pernah baca al qur’an, bangun kesiangan). Awal mula petaka rumah tangga di Negeri ini hanya satu yaitu tidak ada berkah dalam keluarga. Keluarga yang menjauhkan diri dari keberkahan pasti akan bermasalah.
Orang bermasalah dalam hidupnya memiliki dua ciri. Mau itu masalah pecandu game, narkoba maka pasti dua ciri ini ada di mereka. Pertama, bangun kesiangan. Sebab orang yang bangun kesiangan pasti hidupnya tidak berkah. Rahasia menjaga rumah tangga itu adalah bangun pagi. Jangan ada yang tidur ba’da subuh. Wanita yang rajin bangun pagi ibarat bidadari. Bila tidur setelah Subuh namanya bidadari gagal audisi. Kedua, lama di kamar mandi. Sesungguhnya toilet dan kamar mandi adalah tempat yang paling banyak dikunjungi jin dan setan.
Lalu yang kedua setelah keberkahan hilang dari keluarga muslim kekinian adalah ikatan hati. Munculnya gadget menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Anak-anak akan mendapat efeknya. Kita tanpa sadar menjadikan gadget sebagai penutup hubungan keluarga sehingga menjadikan kita ditinggalkan karena kita memberi pesan pada anak bahwa kelak jika anak menangis maka carilah gadget untuk menghiburmu dan menjadi teman setiamu. Jadi jangan heran bila anak jaman sekarang lebih sering curhat di sosial media dibandingkan ke orangtua karena di awal kelahirannya, orangtua memutuskan ikatan batin.
“Menikah bukan mencari suami melainkan mencari teman sampai surga. Namanya teman, ada baiknya apalagi buruknya. Namanya juga teman. Bila temanmu berbuat salah, jangan langsung kau tinggalkan. Perbaiki dulu. Berusahalah agar bisa bersama-sama melangkah ke Surga. Tega sekali kau biarkan temanmu terlempar ke neraka dan kau sendirian masuk surga”. Jadi menikah itu bukan ‘karena’ tapi ‘walaupun’.
Ketika cinta sudah memudar, maka perkuat komitmen. Karena cinta itu milik Alloh yang akan datang dan pergi seperti dalam Surat Al Anfal ayat 63 “Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Alloh telah mempersatukan hati mereka. Sunggu, Dia Maha perkasa, Maha Bijaksana”.
Tambahan, waktu terlarang gadget meliputi Ba’da Subuh sampai jam 06.00 WIB, Ba’da maghrib sampai jam 20.00. Selain waktu juga lokasi yaitu tidak boleh di kamar mandi, kamar tidur. Ketiga, durasi maksimal 3 jam setiap hari. Keempat, isi atau aplikasi di gadget. Kelima, situasi seperti makan bersama tidak boleh pakai gadget, berbicara dengan orang, sedang ibadah di masjid, naik kendaraan, acara keluarga / liburan.
Sumber : Ust. Bendri. Keluarga Muslim Kekinian.
Leave a Reply