Menjadi orang tua, merupakan tanggungjawab yang besar. Berikut 7 Ciri-ciri Orangtua Yang Salah Mendidik Anak
- Sering mengeluarkan kata kata sumpah serapah, makian, dan kutukan pada anak. Pernahkah kita mengucap kata makian pada anak kita ? Astagfirullah, kata yang diucap orangtua biasa menjadi doa untuk buah hatinya, apalagi hardikan bisa merusak sel otak anak kita, jangan pernah melakukan hal ini, karena sama sekali bukan contoh yang baik untuk anak. Suatu saat mereka akan meniru dan gantian menghujani orangtua dengan sumpah serapah.
- membanding-bandingkan anak, baik dengan saudara kandungnya sendiri maupun dengan anak lain. Mungkin maksudnya ingin menyemangati, tapi percayalah membanding-bandingkan anak dengan orang lain sama sekali bukan cara yang tepat. Justru rasa percaya diri anak atau kepercayaan anak pada diri kita akan menurun jika sering dibanding-bandingkan
- Menasehati anak atau memarahi di depan orang lain. Menasehati anak di depan orang lain bisa membuatnya malu karena tampak bodoh, apalagi kalau sampai orangtua memarahi anak di depan umum. Anak akan merasa kehilangan harga diri, dan kemungkinan orang lain membully dirinya bisa lebih besar. Ibunya saja memarahi dia, berarti kita pun boleh memarahi dia. itulah sinyal yang ditangkap oleh sekitar.
- Menyetir anak agar menjadi seperti yang orangtua inginkan. Anak diikutsertakan les bahasa inggris, les biola, les menyanyi. Kalau anak memang senang dan mengerti mengapa ia perlu mengikuti les, rasanya tidak ada salahnya, apalagi kalau ia menikmati semua les tersebut. Tapi kalau anak justru merasa stress dan bahkan depresi, tolong ayah dan bunda hentikan menyetir anak mengikuti obsesi orangtua.
- Selalu meminta Anak memperoleh nilai terbaik dan tidak mentorelir kegagalan. Orangtua yang bijak akan memberi ruang untuk anak melakukan kesalahan dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan yang pernah dialaminya, karena menyadari pentingnya kegagalan untuk mendidik anak lebih kuat dan bersabar akan tetapi orangtua yang salah pola didiknya akan menerapkan cara perfeksionis di mana anak tidak boleh gagal sekalipun.
- Jarang berinteraksi atau mengobrol bebas dengan anak. Hanya sekedar memakaikan anak baju, memandikan anak, menyuapi, dan meninabobokan tidaklah dapat dikatakan telah berinteraksi dengan anak. Apakah kita sudah tahu kegiatan kesukaan anak? Pelajaran apa yang mereka anggap sulit? siapa teman dekat mereka? siapa guru yang mereka sukai? apa yang terjadi hari ini di sekolah mereka? Siapa guru yang mereka sukai? Apa yang terjadi hari ini di sekolah mereka? Kita akan mengetahui banyak hal tentang anak-anak ketika mengontrol bebas dan lepas dengan mereka.
- Ogah mengupgrade diri dengan ilmu parenting terkini. Orangtua yang tidak mau tahu dengan ilmu parenting terkini berarti tak mengerti tingginya kedudukan ilmu dalam Islam. Banyak yang perlu dipelajari karena hubungan orangtua dengan anak bisa menjadi hubungan yang sangat rumit
Sumber : instagram info_parenting.id
loading...
Leave a Reply