Sedekah Pembawa Hidayah

Dulu, saya adalah anak yang suka buang-buang uang dengan mentraktir makan teman-teman kuliah saya. Selain itu, saya juga biasa membagikan nasi kotak untuk pemulung atau tukang becak ketika bulan Ramadhan tiba. Teman-teman saya sudah tahu kalau saya orang yang mudah dipinjami uang dan nggak pernah minta untuk dikembalikan. Semua yang saya lakukan itu, terasa biasa saja bagi saya karena yang terpenting uang dari orang tua saya bisa dikeluarin untuk yang bermanfaat dan nanti orang tua pasti akan kasih uang lagi untuk saya. Jadi saya tak merasa takut kekurangan uang. Hal ini terus terjadi sejak saya masuk sarjana hingga lulus magister dan bekerja 2 tahun sebagai peneliti. Hingga akhirnya terjadi suatu kejadian yang memutuskan saya harus resign bekerja atas kemauan diri dan tidak mendengarkan perkataan orang tua saya. Begitu sombongnya diri ini bahwa saya akan mendapatkan kerja lagi dengan cepat dan lebih baik.

Ternyata selama 6 bulan tak ada satupun yang memanggil saya untuk wawancara kerja. Enam bulan saya baktikan diri ini di rumah untuk kedua orang tua saya. Tak ada angin, tak ada hujan, orangtua mengajak saya umroh. Tidak pernah terlintas dipikiran saya bahwa saya akan umroh di keadaan saya yang pengangguran ini. Alloh serasa memberikan hadiah atas penyesalan diri ini pada orang tua dan telah menemani orangtua di rumah selama 6 bulan. Dan beberapa hari sebelum berangkat umroh, ada panggilan wawancara kerja dosen sesuai ilmu saya. Menjadi dosen adalah salah satu harapan ibu saya. Saya tak pernah ingin menjadi dosen melainkan impian saya bisa bekerja di rumah sakit.

Saya pun berangkat umroh. Begitu simple nya doa saya yang hanya meminta ingin bisa membahagiakan orangtua saya. Sesampai di Indonesia, saya di telpon bahwa saya diterima menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Meski saya tak ingin menjadi dosen namun saya tahu bahwa ini adalah harapan ibu saya, maka saya pun menerimanya.

Di kampus tempat saya bekerja ini, saya menjadi sosok yang berbeda dari saya sebelumnya. Saya meminta orangtua tidak lagi mengirimkan saya uang bulanan dan berganti saya yang memberikan sebagian gaji saya untuk orangtua meski saya tahu mereka tidak mau menerimanya sehingga saya melakukannya dengan mengirimkan makanan melalui ojek online. Kejadian masa lalu itu, membuat saya mengubah tujuan hidup saya. Ketika saya “terjatuh” ternyata hanya orangtua saya yang menemani saya meski saya selalu mengecewakan mereka. Kini, semua harta saya di utamakan untuk orang tua saya. Sedekah pertama saya adalah orang tua saya. Seperti di surah Al Baqarah ayat 215 “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui”.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Bekerjanya saya lagi sebagai pengajar adalah rahmat dari Alloh karena dengannya saya bisa mengabdikan diri saya untuk bermanfaat bagi banyak orang. Sedekah yang saya berikan untuk orangtua adalah sebagai wujud syukur atas nikmat (dunia) yang Alloh berikan pada saya. Apa yang orangtua saya berikan jauh lebih banyak dibandingkan apa yang saya berikan untuk mereka. Namun, ternyata itu membuat orang tua saya bersyukur bahwa anaknya kini berubah.

Kini, saya memahami makna di balik sedekah. Dulu saya sedekah karena mengharapkan balasan yang lebih banyak dari Alloh berupa kelipatan harta seperti di surah At-Tagabun ayat 17 “Jika kamu meminjamkan kepada Alloh dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Alloh Maha Mensyukuri, Maha Penyantun”. Kini, saya merasakan Alloh memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan saya, kehidupan yang lebih baik, kelapangan hati, ketenangan jiwa dan kelembutan hati. Ternyata amal dan hati tidak bisa dipisahkan karena mereka dua sahabat yang saling mempengaruhi. Ketika kita beramal dengan sepenuh hati maka hati akan semakin baik. Dan orang kalau sudah senang bersedekah, dia sudah senang melepas dunia. Orang kalau berat bersedekah, ia akan berat melakukan hal taat yang lain.

Alhamdulillah, sejak menjadi pengajar hingga hari ini saya menjadi Pembina UKM Muslim yang mana setiap bulan Ramadhan memberikan menu buka puasa untuk anak yatim dan wakaf untuk panti asuhan.

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*