Dananya dari siapa ? Pertanyaan ini kerap kali terdengar berulang kali mempertanyakan hal tersebut jika ingin melakukan sesuatu. Sekilas tidak ada yang salah dengan pertanyaan ini, karena mencari pihak yang mau memberikan bantuan untuk menanggulanginya adalah hal yang lazim. Namun, kalimat ini menjadi sebuah penilaian pada diri kelompok kita untuk menyatakan “kami tidak mampu” atau “kami tidak bersungguh-sungguh” atas keinginannya sendiri. Mengapa kita tidak mengubahnya menjadi “bagaimana upaya mendapatkan dananya?” Bukankah kita adalah kelompok yang berilmu, bergelar, bahkan minimum sarjana, berkapasitas, memiliki waktu, pemikiran, kecerdasan & aneka sumber daya lainnya? Jika beberapa kriteria ini ada para diri kita, maka bertanya “dananya dari siapa” secara berulang berarti secara tidak sadar, kita melatih diri jauh dari kemandirian dan selalu dekat dengan harapan untuk dibantu. Padahal pemikiran & semangat kemandirian yang baik & unggul adalah berkemampuan membantu orang lain yang lebih luas. Sedangkan dalam keseharian kita masih mengharap dibantu yang lain, padahal kitalah yang harus membantu sekeliling kita.
Jika kita memiliki mimpi, seyogyanya jangan bebankan ongkosnya pada pihak lain. Kita adalah sekelompok manusia, makhluk paling sempurna di dunia. Dibekali akal pikiran & hendaknya pula berkeinginan untuk selalu melatih dirinya untuk mampu memberi, berbagi & lebih jauh mau melatih kapasitasnya untuk menghasilkan. Istilah lazimnya dalam dunia startup adalah kemampuan monetisasi, yakni kemampuan menjadikan kekuatan yang dimiliki sehingga menghasilkan sejumlah valuasi.
Ada waktu dimana di masa depan, kita menghadirkan kemandirian dengan banyak menguasai kemampuan memproduksi, menghasilkan & menggulirkan sumber daya, tidak tergantung pada pihak lain mengongkosinya. Menjawab pertanyaan dananya dari mana, kita seyogyanya mampu menjawab “ini dari hasil monetizing karya kita”. Monetisasi potensi memang adalah hal yang paling menantang untuk segera menjadi pelengkap kemandirian kita. Yuk kita berlatih.
Sumber : Dwi Indra Purnomo
Leave a Reply