Inspirasi At-Tahrim, Terapi Keluarga

Inspirasi At-Tharim, Terapi Keluarga

Surah At Tahrim memiliki begitu banyak pelajaran bagi kehidupan keluarga. Dari awal sampai akhir surah, semua berbicara tentang keluarga. Ketika masalah muncul pada diri, Alloh SWT menjelaskan jawaban di ayat 6 “Peliharalah DIRIMU dan KELUARGAMU dari API NERAKA”. Ini bisa dimaknai bahwa menjaga diri dan keluarga adalah bentuk terapeutik itu sendiri. Api neraka disini bisa pula dimaknai sebagai api neraka “asli” atau analogi dari konflik.

Terapi keluarga berhubungan dengan serangkaian teknik atau metode ketika individu dalam masalah/menghadapi tekanan dari internal maupun eksternal dirinya, “penyembuh/obat”nya datang dari keluarganya. Maka disini keluarga menjadi alasan baginya untuk pulang. Meski kadang keluarga menjadi sumber penyebab kehancuran diri seseorang, tapi penawarnya ada pada keluarga juga. Sangat sulit melahirkan generasi mulia tanpa keselarasan hati dan tindakan.

Inspirasi At Tahrim adalah sinkronisasi suami istri meliputi (1) Halal dan Haram, (2) Menjaga keluarga dari Api Neraka, (3) Pertaubatan, (4) Jihad (bersungguh-sungguh). Hal ini tergambat dari contoh sinkronisasi pasangan hidup Nabi Nuh (sholeh) dan istrinya (tidak sholeh), Nabi Luth (sholeh) dan istrinya (tidak sholeh), Firaun (tidak sholeh) dan Asiyah (Sholeha), Imran (sholeh) dan istrinya (sholeha) orangtua dari Maryam (sholeha) yang melahirkan Nabi Isa AS (sholeh). Kesholehan menjaga diri dari api neraka dan bisa saling menetraman satu sama lain.

Ayat pertama “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Alloh bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang” dimaknai bahwa betapa banyak para suami yang tergelincir ke dalam perkara yang haram hanya karena ingin mendapat keridhoan isteri, ingin membahagiakan isterinya misalnya korupsi. Ayat ini sebagai pengingat bahwa kepala keluarga harus tahu secara jelas tentang konsep halal dan haram.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Ayat 10 membahas tentang keluarga Nuh dan Luth, ayat 11 tentang keluarga Firaun, Ayat 12 tentang keluarga Imran yang diwakili oleh Maryam. Model Keluarga Nuh dan Luth mewakili keluarga dewasa saat ini. Ada rumah tangga yang suaminya bergerak menuju kesholehan sementara istrinya tidak. Maka efeknya tidak hanya pada dirinya sendiri tapi juga berdampak pada anak-anaknya. Anak Nabi Nuh yang bernama Yam atau Kan’an yang menolah ayahnya saat menawarkan naik perahu saat banjir bandang. Setidaknya anak Nabi Nuh ini menjadi “korban” dari ketidakjelasan antara suami dan isteri. Zamannya berganti tapi POLAnya berulang terjadi.

Seorang suami yang menyuruh pada ketaatan kemudian istrinya taat, berarti suami sudah menjalankan perannya sebagai suami yang menjaga keluarga dari api neraka (QS At-Tahrim ayat 6). Bila istri membuktikan kesholehannya boleh jadi suami mendapat hidayah (bila suami belum sholeh). Sebagai istri lakukan saja apa yang seharusnya ditunaikan (wajib dan sunnah) dalam syariatNya. Bila suami belum maka ajak dengan cinta. Inilah family therapy yang saling transfer energi positif.

Tulisan ini disampaikan pada biblioterapi tematik, 10 April 2018 membahas family therapy (terapi keluarga) yang diambil dari Bab 5 buku Inspirasi dari Rumah Cahaya karya Ustad Budi Ashari.

Sumber : Bunda Susan. Komunitas Biblioterapi Indonesia

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*