Impian Terbesar Rasulullah, Membebaskan Masjid Al Aqsa

Impian Terbesar Rasulullah, Membebaskan Masjid Al Aqsa

Masih menjadi misteri mengapa beberapa hari sebelum wafatnya Rasulullah, beliau menyerukan dibentuknya gelombang pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid (Sahabat berusia 17 tahun) untuk menyerang Romawi di Syam. Padahal saat itu, saat-saat sakitnya Rasulullah. Rasulullah mengutus Usamah bin Zaid memimpin kaum Muslimin menuju ke wilayah Syam, disana terdapat Masjid Al Aqsa yang pernah menjadi kiblat pertama kaum Muslimin. Usamah adalah anak dari Zaid bin Haritsah (Memimpin ribuan sahabat melawan Romawi dan mendapatkan kesyahidan). Di utusnya Usamah adalah bentuk strategi Rasulullah untuk membentuk mental ekspansi dalam benak kaum Muslimin. Rasul seperti memberi sinyal bahwa perjuangan harus terus dilakukan, bersambung dan konsisten. Akhirnya dibentuklah pasukan, dilatihlah para sahabat dan disiapkanlah peralatan tempur dengan maksimal. Pedang ditajamkan dan perisai ditempat. Sementara itu, Rasulullah mulai terlihat sakit cukup parah tak seperti hari biasanya. Tanda bahwa beberapa hari kemudian, manusia mulia itu menghela napas terakhirnya.

Ada satu wasiat penting yang wajib dipeluk erat oleh orang-orang beriman yang mentadabburi detik-detik perjuangan Nabi. Bayangkan saja, pada episode genting menjelang wafat, barangkali muncul pertanyaan “Kenapa yang dilakukan adalah mengutus pasukan menuju ke Syam?”. Ternyata tidak sesederhana itu.

Syam bagi Rasulullah adalah satu bagian bumi yang sering kali disebut oleh lisan suci sahabat-sahabatnya. Ialah daerah yang disebutnya akan menjadi benteng keimanan takkala hadir zaman fitnah. Ialah tempat dihadiahi Alloh perjalanan agung dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam semalam, lanjut ke langit demi langit hingga Sidratul Muntaha, Isra’ Mi’raj yang monumental dan legendaris. Dari Mekkah ke Palestina. Dari Arabia ke Tanah Syam.

Diutusnya gelombang pasukan sahabat Rasulullah menuju Syam di akhir kehidupan Baginda Nabi adalah tanda bahwa membebaskan Masjid Al Aqsa adalah satu impian terbesar Baginda yang ingin disiarkannya kepada sahabat-sahabatnya. Meski harus berhadapan dengan imperium raksasa bernama Romawi Timur, Rasulullah meyakinkan para sahabatnya bahwa kaum Muslimin ditolong Alloh dengan rasa takut yang diembuskan ke dalam dada musuh-musuh mereka. Kemenangan Alloh diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan sungguh-sungguh dalam berjuang.

Itulah yang membuat Abu Bakar Ash-Shiddiq tak mau menanggalkan wasiat itu. Setelah dimakamkannya Rasulullah, dan setelah dilantiknya Abu Bakar menjadi Khalifah, perintah pertama-tama adalah lanjutkan pemberangkatan pasukan Usamah!.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Narasi itu harus terus berlanjut! Agar, semangat menghidupkan dakwah agama ini tak akan padam walau banyak penentang. Dikirimnya gelombang demi gelombang pasukan yang dipimpin oleh sahabat besar seperti Amru bin Ash, Khalid bin Walid, sampai Abu Ubaidah bin Jarrah. Semuanya mengarah ke Syam dengan satu titik final: membebaskan Palestina, memerdekakan Masjid Al Aqsa.

Akhirnya Masjid Al Aqsa dibebaskan di masa pemerintahan Umar bin Khattab. Ya, Khalifah gagah berani ini berangkat dari kota Madinah yang megang dengan iman nan permai dengan takwa, menyusuri jalan panjang selama kurang lebih 12 hari menuju al Aqsa untuk menerima kunci Baitul Magdis dari Patrick Sophronius, pemimpin Kristen disana.

Mimpi itu akhirnya jadi nyata, ketika Umar menyingsingkan lengannya membersihkan batu demi batu yang menghampar di dataran Al Aqsa. Bilal bin Rabah mengumandangkan azannya nan terkenang di menara al Aqsa. Ingat Madinah, Ingat Masjid Al Aqsa.

Kisah ini menjadikanku mendapatkan semangat baru bahwa Rasulullah pernah memerintahkan pembebasan Palestina. Setiap kita menyambungkan tali demi tali sejarah itu, kita akan sadar bahwa kewajiban kita membela Palestina adalah jalannya generasi sahabat dan orang-orang shalih sepanjang sejarah. Apakah kamu pembebas Al Aqsa selanjutnya?

Apa yang Zionis Israel takutkan ? Sungguh yang mereka takutkan adalah ketika umat Islam kembali memiliki perhatian dan komitmen untuk membebaskan Masjid Al Aqsa. Seorang pemuda Indonesia di ujung pulau di balik bilik kamarnya, mengkaji Palestina dan mengilmuinya, adalah lebih menakutkan bagi zionis daripada konferensi Negara-negara sedunia yang hanya berujung gagasan hampa. Maka, jangan pernah remehkan langkahmu sendiri, sahabat. Ialah Palestina, “Jika memang kita tak bisa untuk melangkah diatasnya, marilah kita melangitkan doa sembari menitipkan surat cinta pada angina; katakana pada Palestina bahwa kita mencintainya”.

Sumber : Edgar Hamas. Berkah Madinah Penggerak Sejarah.

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*