Tak pernah terpikirkan sama sekali bahwa Alloh mendengar apa yang aku katakan di dalam hati dan mengabulkannya hari ini tepat tanggal 1 Januari 2021. Lebih tepatnya bukan doa sebenarnya tapi keirianku. Awal mula kejadiannya begini. Hari selasa sore setelah selesai ngajar jam 16.30, aku meluncur ke Karita. Saat perjalanan kesana, hawa-hawanya mau hujan karena sudah mendung sekali. Aku hanya berdoa dalam hati sepanjang perjalanan “Ya Alloh, jangan hujan dulu. bukan karena aku ga suka hujanMu tapi Engkau lebih tahu maksudku”. Oktober akhir 2020, aku jatuh dari motor saat hujan jadi sekarang mulai gimana gitu kalau naik motor pas hujan. Selain itu, kalau hujan maskerku pasti basah dan pasti gak boleh masuk ke Karita. Dan Alloh begitu paham. Hujan tak turun hingga aku sampai ke Karita. Sampai di Karita, aku dapat obat habbatussauda untuk Pak Salim dan bu Hartinah. Lalu, aku ke area baju koko dan alhamdulillah dapat yang pas untuk Pak Salim. Setelah itu, aku ke area wanita yang rencananya mau beliin baju untuk bu Hartinah. Saat mencari-cari yang cocok, datanglah seorang ibu beserta anak wanitanya. Aku hanya beberapa meter dari mereka jadi aku mendengar apa yang mereka obrolkan. Si anak mengambil baju. Lalu sang Ibu berkata “itu bukan tipemu”. Si anak tetap ambil dan mencobanya. Sang ibu pun menunggu si anak keluar dari ruang ganti. Beberapa menit, si anak keluar dan mengembalikan baju itu lagi. dan sang ibu berkata “Kan benar. baju itu bukan tipemu. Mama kan tahu style baju kamu”. Mereka pun pergi menghilang.
Sebenarnya saat si anak dan sang ibu tersebut ngobrol, aku bicara dalam hati “Ya Alloh, bahagianya pergi beli baju bareng ibu. Aku kapan ya. Udah lama sekali”. Akhirnya aku gak jadi beli baju di Karita karena ga ada yang sesuai untuk bu Hartinah dan pindah ke Pands dan alhamdulillah nemu. Akhirnya mau pulang, Alloh kasih hujan meski ga deras hanya rintik-rintik. Dan ada kejadian saat baru keluar Pands, belanjaanku (baju untuk Pak Salim bu Hartinah) jatuh di tengah jalan. Aku ke pinggir jalan taruh motor dan sedih ketika ada satu motor yang lewat dan sengaja menginjak belajaanku Padahal mobil yang lewat lihat belanjaanku dan gak berani injak. Aku gak boleh mengumpat pengendara motor itu. Lupakan. yang penting belanjaanku baik-baik aja. Sampai di kost, aku masih mencoba mencari memoriku tentang kapan terakhir aku belanja bareng bu Hartinah. Terakhir tahun 2017 saat aku mau magang dosen ke UNPAD.
Dan hari ini, aku gak menyangka kalau celotehanku dalam hati hari selasa sore menuju maghrib itu di ijabah Alloh. Gak pernah berharap itu akan terjadi secepat ini. Setelah makan siang di rumah ikan, kami ke toko Elisabeth. Aku heran saja, ngapain Pak Salim bu Hartinah kesini. Ternyata sampai di dalam, pak Salim bilang “pilih yang kamu suka, nak. Ambil aja. Papa mama yang bayar”. Ya Alloh, aku yang selasa kemarin iri pada anak dan ibu yang belanja barenag, hari ini Alloh kabulkan. Pak Salim bu Hartinah ajak belanja bareng. Bahagianya aku, ya Alloh.
Papa pun nunjuk tas cewe. Haha tahu anaknya gak punya tas cewe karena memang aku gak suka tas cewe. Lalu papa ke arah sepatu dan nunjuk satu sepatu “ini bagus. ambil ya”. Aku melihatnya tak tertarik. Aku bilang “gak mau”. Aku memang begitu. Ketika aku memang gak mau, barang yang menurut orang bagus, akan terlihat gak bagus di mata ku. Pak Salim dan bu Hartinah memang sangat tahu apa kebutuhanku. Karena gak mau sepatu, akhirnya merapat ke tas ransel yang ada tempat laptopnya. Aku pun antusias. Aku minta pak Salim memilihkan tas untukku. Dan nemu yang aku pun suka dengan model tas itu. Setelah beli tas, pak Salim bu Hartinah pun tahu apa kebiasaanku. Langsung ke arah jaket. Hahaha. Dan jadilah dibeli jaket warna coklat dengan model cewe banget.
Sebenarnya memang aku ada rencana ingin beli sepatu dan tas. Rencananya setelah dari Tegal. Karena buatku yang penting semua untuk Pak Salim Bu Hartinah aman. Tapi tak pernah terbayangkan Alloh punya caraNya yang buat aku selalu baper dibuatnya. Alloh terlalu keren ketika mengabulkan doa-doa hambaNya. Itulah kenapa, aku tak ingin jauh dariNya. Hamba yang tak ingat Alloh saja, Alloh penuhi kebutuhan-kebutuhannya, apalagi hamba yang selalu ingat Alloh. Pastilah Alloh akan memenuhi apa yang diminta dan tak diminta oleh hamba yang selalu ingat Alloh.
Kalau ada yang lihat keseharianku, aku memang tak seperti cewe lain yang memerhatikan penampilan. Aku bukan wanita pengoleksi sepatu dan tas. Sepatu aku hanya punya sepasang yang kalau aku suka, aku rela beli mahal karena pasti awetnya. Begitupun dengan tas. Selama masih bisa dipakai, gak tertarik untuk beli baru. Aku bisa saja beli ini itu dengan uangku tapi aku tahu uangku ini bukanlah milikku seorang melainkan ada hak-hak orang-orang. Aku lebih memilih untuk mendahulukan uangku ini untuk orang dibandingkan untuk diriku. Intinya, aku akan beli barang kalau memang dirasa butuh beli.
Dari kisah ini aku belajar banyak hal. Dahulukan orangtua. Jangan pernah takut habis uang kalau itu untuk orangtua. Jangan perhitungan soal uang untuk orangtua. Aku pernah jadi anak yang tak memikirkan orangtua. Dan alhamdulillah Alloh membukakan semuanya. Kini, aku hanya ingin mendahulukan orangtua ku dibandingkan diriku sendiri. karena ada keberkahan pada orangtua. Bukankah Alloh sendiri yang meminta untuk kita dahulukan orangtua karenanya pasti Alloh akan urus semua untuk kita.
Semoga cerita aku ini bisa menambah keyakinanmu pada Alloh. kamu hanya perlu yakin padaNya. karena Alloh ada pada prasangka hambaNya. Alloh gak pernah jahat seperti yang kamu kira. Kamu jadi menderita karena dirimu sendiri. Kamu terluka karena kamu yang terlalu berharap pada selain Alloh.
Leave a Reply