Interpersonal skill merupakan ketrampilan yang anda butuhkan dan gunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. interpersonal skill disebut sebagai juga keterampilan social. Interpersonal skill meliputi skill public speaking & presentation, memahami orang lain, mendengarkan orang lain, non verbal communication, self confidence.
Untuk meningkatkan interpersonal skills : (1) identifikasi masalah orang lain, (2) lebih percaya diri interaksi dengan banyak orang, (3) belajar mendengar orang lain lebih banyak, (4) berpikiran lebih terbuka untuk memahami orang lain, (5) lebih tingkatkan communication skills, (6) berkaca kepada diri sendiri, tidak mudah emosi, (7) praktik dalam berbagai situasi, (8) refleksikan dalam pengalaman.
Sebagai contoh, mengapa harus mendengarkan : (1) focus pada pesan yang dikomunikasikan, menghindari gangguan dan prasangka, (2) mendapatkan pemahaman yang lengkap dan akurat tentang sudut pandang dan gagasan pembicara, (3) menilai secara kritis apa yang dikatakan, (4) mengamati sinyal non verbal yang menyertai apa yang dikatakan untuk meningkatkan pemahaman, (5) menunjukkan minat, kepedulian dan konsentrasi, (6) mendorong pembicara untuk berkomunikasi sepenuhnya, secara terbuka dan jujur, (7) mengembangkan pendekatan tanpa pamrih, menempatkan pembicara terlebih dahulu, (8) mencapai pemahaman dan penerimaan yang dibagikan dan disepakati kedua belah pihak.
Contoh lain, mengapa ‘brainstorming’ dapat meningkatkan problem solving skills ? Dengan memilih solusi akan mengasah kreativitas. kita harus memperhatikan pendapat orang lain.
Contoh lain lagi, mengurangi emosi negative dengan mengurangi personalisasi negative (mengurangi orang-orang yang negative), mengurangi takut penolakan. Selain itu, tetap dingin dan mengelola stress. Atasi gugup dan cemas dengan cara siram wajah dengan air dingin dan cari udara segar, hindari cafein yang merangsang kegugupan. Untuk atasi takut, tertekan atau berkecil hati dengan latihan senam aerobic. Cara kita menggunakan tubuh kita sangat mempengaruhi perasaan kita. (3) berlatih menanggapi bukan bereaksi. Menanggapi dengan sadar menjelaskan, bereaksi tidak sadar memicu emosional negative. (5) menjalin kedekatan emosional dengan orang lain dengan penawaran, gerakan tubuh tanda kedekatan, (6) analisis penundaan dan cara mengatasinya, berlatih mengamati bagaimana anda merasa dalam proses dari satu komitmen ke komitmen berikutnya, memenuhi tenggat waktu dan menanggapi tuntutan eksternal, sehingga dapat kehilangan kontak dengan emosi, (10) mengambil tanggung jawa atas perasaan dan perilaku anda. (11) bangkit kembali dari kesulitan. Kitalah yang memilih cara kita berpikir, merasakan dan bertindak dalam kaitan masalah. Jika ingin bangkit, kitalah yang menentukan, begitu juga emosi.
Leave a Reply