Menemukan alasan untuk tidak melakukan sesuatu itu pasti dapat kok. Dalam sebuah literatur yang ditulis oleh Bruce Gordon mengungkapkan melihat sebuah “victim Mindset” menggambarkan setinggi apa kita dapat menghadirkan solusi.
Dalam kehidupan keseharian, mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu hal meski hal tersebut baik bagi kemajuan adalah hal yang kerap dipilih, kemudian bersiap mengeluarkan beribu alasannya.
Dalam tangga akuntabilitas, digambarkan tingkat-tingkat kualitas berpikir yang makin baik, kita mulai dari paling bawah ya.
- Aware (sadar). Ia tahu benar bahwa ada sesuatu yang perlu dilakukan
- Blame (menyalahkan). Mencari objek-objek yang membuat sebuah keputusan atas kewajiban yang digulirkan
- Excuse (Beralasan) mencari subjek-subjek atau topik yang sekiranya membuat hal-hal tersebut tidak dapat dilakukan, mencari alasan untuk tidak kemudian digencarkan
- Hope (berharap), berhasil untuk tidak melakukan apa-apa dan kerap berharap akan baik-baik saja.
Jika kamu kerap kali berhasil mengelak apalagi sampai ke nomor 4, wah kamu rupanya terjebak pada kelompok victim mindset. Hati-hati karena dalam jangka panjang walau baik-baik saja, kelak kita terbangun dan tersadar kita tertinggal jauh.
Namun, ada tahapan berikutnya dalam kelompok yang akuntabel, kelompok ini bermula pada nomor 5.
5. Aknowledge reality (mengetahui kenyataan) tahu bahwa hal ini perlu dilakukan & diselesaikan
6. Own it (rasa kepemilikan) tumbuhkan rasa ini & merawat tugasnya dengan sungguh-sungguh
7. Find Solution (mencari solusi) merancang kerangka waktu untuk menyelesaikannya
8. Make it happen, mewujudkannya menjadi kenyataan
Sama-sama empat langkah, hanya beda nyawanya. Jika berulang-ulang menemukan tugas baru dan memulainya dari nomor 5, sesungguhnya kita sudah mulai berproses dalam memulai sebuah peningkatan kapasitas dan kapabilitas.
Ambil tantangannya dan melompatlah.
Sumber : Dwi Indra Purnomo
Leave a Reply