Victim mindset, sebuah mindset kala sesuatu hal tak benar-benar disukai namun “terpaksa” dilakukan kemudian mencari beragam alasannya untuk tidak mengerjakannya dan atau mengerjakannya dengan perasaan terpaksa hingga energi rasanya terkuras habis.
Beberapa kali di kampus tempat berkarya juga kerap mendapatkan penugasan baru yang jauh dari kompetensi, sudah pasti berat & tentunya tak mungkin mengelak. Pasti kemudian akan menjadi kendala jika meresponnya dengan victim mindset, ujungnya menyalahkan keadaan. Tapi respon itu tak sebagian orang pilih. Lebih baik memiliki accontable mindset kemudian berstrategi menjalankannya dan menyelesaikannya. Pengalaman-pengalaman baru ini menjadikan individu menjadi kaya akan kapabilitas, jauh lebih bersyukur karena bisa melaluinya.
Memiliki victim mindset, adalah sebuah perasaan yang memposisikan diri sebagai korban dari keadaan. Pemikiran ini masih banyak terjadi dilingkungan kita. Umumnya berkeberatan atas tugas yang dibebankan, terlebih karena minim pengalaman & terlalu banyak mencari alasan.
Berulang kali menemukan kawan yang gemilang dalam usaha/karirnya, kerap kali justru mereka berbeda merespon dalam menerima tugas. Sudut pandangnya justru menerima hal-hal baru itu sebagai sebuah kepercayaan, tantangan & pengalaman baru yang Ia teruskan dengan strategi yang rapi, mencari why nya dengan sungguh-sungguh serta menimang manfaat & peluang belajar bagi karir berikutnya.
Ketika menerjemahkan tugas sebagai tantangan, walau pada awalnya tak menguasai malah berakhir dengan menguasai hal-hal baru menakjubkan. Disitulah ia berhasil membawa “accountable behaviours” sebuah cara pandang penting bahwa sebuah tugas adalah wadah belajar yang kemudian membawa pada kepingan puzzle baru yang dimasa datang akan tiba saatnya paham bahwa puzzle-puzzle abstrak ini membawa pada gambaran besar yang utuh & indah.
Sumber : Dwi Indra Purnomo
Leave a Reply