Mengubah Berubah

Mengubah Berubah
Mengubah Berubah

Siapa orang yang tidak ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik ? Kalau kita sudah berusahan mengubah tapi belum juga berubah artinya ada yang salah dalam cara kita berubah. Kita harus mengubah cara kita berubah. Alloh sudah memberi panduan bagaimana cara kita berubah. Ada di surah Ar-Ra’d “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Bila kita ingin berubah maka kita harus mengubah yang ada di diri kita. Pertama, ubahlah akal kita. Kedua, ubah keadaan hati. Ketiga, ubah jiwa kita. Ketiga ini yang ditunggu Alloh. Bagaimana caranya ? Akal bisa diubah dengan kekuatan TA’DHIM. Hati bisa diubah dengan rasa TAKUT. Hati sumbernya segala keinginan. Di dalam diri kita ada yang mirip dengan hati tapi berbeda warna yaitu nafsu. Hati harus memiliki keinginan yang kuat dibanding nafsu. Dan jiwa bisa diubah dengan RIDHO.

Hasil perubahan pada akal yaitu berlepas diri dari selain Alloh. Bila akal kita sehat, ia hanya ingin bersandar pada Alloh. Yang kuat dalam hidup kita adalah Alloh. Hasil perubahan dari hati yaitu meninggalkan dosa yang tidak ada manfaatnya meskipun dosa itu menarik. Hasil perubahan dari jiwa adalah menerima keputusan Alloh.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Kita bisa belajar dari sosok guru yang Alloh hadirkan bagi kita lewat sosok bernama PADI. Bagaimana perjalanan padi menuju nasi. Bermula dari padi menjadi gabah lalu beras dan berakhir di nasi. Ketika padi menjadi gabah, ia dilepas dari pohonnya yang merupakan sumber keberadaannya. Bila padi menempel terus di pohon maka tidak akan bagus. Padi akan berubah menjadi gabah setelah ia dipetik dari tangkainya dengan menggunakan mesin pemetik. Maka ketika kita ingin berubah, kita harus melepas semua ketergantungan dari siapapun dan apapun kecuali hanya kepada Allahuakbar. Mesin pemotong ketergantungan itu bernama ta’dhim kepada Alloh. Kita harus temukan ta’dhim Alloh itu. Ta’dhim berarti mengagungkan Alloh. Tidak ada sesuatu pun yang memiliki keagungan melebihi keagungan Alloh. Ta’dhim itu sebenarnya sudah ada di kita. Ta’dhim itu adalah akal kita tapi kadang kita tak menggunakannya. “Ya Alloh, alangkah Maha Agung, Maha Besar dan Maha SegalaNya Engkau”. Perasaan ta’dhim seperti ini akan membuat kita hanya memandang besar segala urusan yang ada kaitannya dengan Alloh. Segala hal yang ada kaitannya dengan Alloh adalah urusan besar. Segala hal yang tidak ada kaitannya dengan Alloh adalah urusan yang kecil.

Sumber : Ust. Syatori. Mengubah Berubah. 30 Maret 2019

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*