“Sya’ban itu bulan yang amal sholeh di dalamnya mulai dilupakan oleh kebanyakan orang. Sya’ban itu bulan setiap amal yang dikerjakan itu akan diangkat/disebutkan seketika dihadapan Alloh. maka saya akan sangat bahagia ketika amal saya disebutkan dihadapan Alloh, saya sedang berpuasa” kata Rasulullah SAW (dalam Hadits riwayat An Nasa’i).
Kenapa bulan Sya’ban pada umumnya dari kebanyakan orang mulai berkurang dalam menunaikan ibadahnya, mulai lalai meningkatkan amal sholeh ?
Sya’ban merupakan bulan ke 8. Bulan Rajab termasuk bulan yang di istimewakan dalam Al Qur’an (Surah At Taubah ayat 36). Dari 12 bulan ada 4 bulan yang istimewa yaitu dzulkaidah, dzulhijjah, muharram dan rajab (yang terletak diantara jumadil akhir dan sya’ban). Jadi ketika sampai di bulan Rajab, orang banyak menghidupkan bulan ini dengan ibadah (puasa, tilawah, tahajud). Apalagi di bulan Ramadhan, orang semakin banyak menghidupkan dengan ibadah. Karena Sya’ban terletak diantara Rajab dan Ramadhan, umumnya kebanyakan orang istirahat di bulan Sya’ban agar ada persiapan di bulan Ramadhan.
Jika kita menemukan dalam suatu momentum, orang sudah turun dalam menunaikan amal sholeh namun kita berinisiatif untuk mengerjakan maka disinilah terletak pahala yang melimpah.
Surah Az Zariyat ayat 24 yaitu kisah Nabi Ibrahim AS di uji oleh Alloh menikah dengan Sarah yang sangat cantik namun belum memiliki keturunan. Tiba-tiba kedatangan tamu (cukup banyak) di malam hari. Ibrahim membuka pintu dan ternyata orang asing. Ibrahim mempersilahkan masuk. Sarah melihat ada anak sapi dan menyembelihnya untuk menghidangkan kepada tamu asing ini. Namun tamu asing ini tidak memakannya. Tamu asing ini menyampaikan bahwa mereka adalah malaikat yang menyamar. Tujuan utama malaikat ini adalah sepupu Ibrahim, Nabi Luth namun mampir kerumah Nabi Ibrahim. Ternyata kedatangan malaikat malah dimuliakan oleh Nabi Ibrahim. Seketika malaikat memberikan kabar gembira dari Alloh bahwa istrinya Sarah akan mengandung (akan memiliki anak yang sangat cerdas yaitu nabi Ishak) karena Nabi Ibrahim memiliki perilaku yang sangat mulia dari orang biasa yang mustahil dikerjakan banyak orang saat itu ditinggalkan.
Alloh sangat mengetahui mau itu amalan dilaporkan oleh malaikat atau tidak, sebelum itu dilakukan Alloh sudah mengetahui. Namun kemuliaan Sya’ban berbeda. Bila di bulan lain, kita mengerjakan amal sholeh maka amalan kita hanya sekedar di catatkan. Namun di bulan Sya’ban, semua amalan langsung di angkat untuk langsung disampaikan kepada Alloh. Siapa yang tidak menginginkan namanya disebut di hadapan Alloh ?
Kata Rasulullah SAW, bila kita berat melakukan banyak hal maka kerjakan satu amalan yang umumnya dengan amalan itu semua orang akan mengikuti. Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk menunaikan puasa. Bila telah masuk Sya’ban, Nabi Muhammad melakukan puasa. Puasa adalah satu amalan yang bisa mengundang amalan lain ikut dilakukan. Bila sedang puasa, ketinggalan sholat sunnah sudah menyesal serasa ada yang hilang. Saat sedang puasa, akan ada keinginan baca al qur’an. Biasanya orang puasa cenderung memiliki kekuatan untuk menekan maksiat.
Amalan di malam Sya’ban yang bisa dilakukan yaitu memperbanyak sholat. dua, berinteraksi dengan al qur’an. tiga, perbanyak doa dan istighfar. Ada 3 jenis sholat yang bisa dikerjakan yaitu qiyamul lail (setelah sholat isya lalu sholat ba’da isya lalu menjelang tidur sholat dua-empat rakaat kemudian witir) dan setelah tidur bisa tahajud. Pilih bacaan yang paling mudah seperti yang disampaikan dalam Surah Al Muzzammil ayat 20.
Puasa siangnya, malam ibadah malamnya. Lalu adakah ibadah yang tidak dibatasi waktu ? Perbanyak shadaqah. Shadaqah artinya setiap kebaikan yang mampu dilakukan. Satu, shadaqah dalam bentuk harta yaitu zakat. Ada sebagian kalangan menilai karena Ramadhan dilipat gandakan pahala maka ditunda zakat walaupun sudah ada kewajiban. Lalu bagaimana bila semenit sebelum Ramadhan tiba, kita meninggal ? Seperti di surah Al Munafiqun ayat 9-11.
Dua, infaq karena tidak ditentukan dalam jumlah tertentu (Surah Al Imran ayat 134). Infaq tidak harus dengan uang, bisa dengan pakaian atau makanan (yang bermanfaat bagi kehidupan). Infaq dibagi menjadi dua bagian yaitu infaq wajib (Surah An-Nisa ayat 34) yaitu infaq suami atau ayah kepada istri dan keluarganya. Di bulan Sya’ban, sunnahnya ditingkatkan. Infaq yang dimaksud adalah persiapan menuju ramadhan karena ramadhan banyak peluang untuk meningkatkan kebaikan dengan ibadah (tarawih). Sehingga cek mukena istri, jilbabnya, sarung anak, baju koko untuk disiapkan untuk menyambut ramadhan. Setelah itu infaq sunnah dengan mendahulukan pada lima hal (Al Baqarah ayat 215) yaitu orang tua (sebagaimana orangtua memperhatikan kita), kerabat terdekat, anak yatim, orang miskin dan orang yang kehabisan bekalnya.
Tiga, ide. Berikan ide terbaik di bulan Sya’ban untuk persiapan kegiatan di ramadhan. Empat, bahagiakan orang dengan senyuman.
Sumber : Tuntunan Rasulullah di Bulan Sya’ban. Ustadz Adi Hidayat. 5 Mei 2017.
Leave a Reply