Tipe Orang tua dengan Kondisi Mental Tidak Stabil

Tipe Orang tua dengan Kondisi Mental Tidak Stabil

Ada orang tua yang berkeinginan baik, namun tidak tahu cara melakukannya. Mereka mempelajari perbuatan tersebut dari orang tua mereka tanpa sadar bahwa itu mungkin hal yang tidak baik Ada juga orang tua yang ingin anak mereka meraih apa yang dulu tidak bisa mereka raih tanpa memerdulikan keinginan anak.

Toxic parent adalah tipe orang tua sulit yang memiliki kondisi mental tidak stabil atau terganggu kepribadiannya. Toxic parent juga tidak memiliki kesadaran atau kemauan untuk mengubah pola didik. Karena bagi mereka, apa yang mereka lakukan selama ini sudahlah benar. Ada beberapa tanda-tanda orang tua yang dikatakan sebagai toxic parent:

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona
  • Mengutamakan perasaan dan kepentingan mereka di atas kepentingan anak. orang tua seperti ini memiliki fokus pada diri mereka sendiri dan selalu ingin menjadi pusat perhatian
  • Mengharapkan anak-anak sukses sesuai standar orang tua. Orang tua seperti ini merasa kalau kesuksesan anak adalah cerminan dari keberhasilannya sendiri. Keberhasilan anak-anak menjadi alat pamer dalam hubungan sosial orang tua
  • Tidak suka anak diapresiasi orang lain. Walau kelihatannya mendukung anak, ada perasaaan tersaingin saat melihat anak memiliki kemampuan atau bakat lebih. Hal ini kadang mendorong orang tua untuk melakukan kekerasan.
  • Memperlakukan anak hanya sebagai obyek dan aset. Sadar tidak sadar, toxic parent berpikir, anak wajib membalas budi karena telah dilahirkan dan dipelihara. Toxic parent beranggapan kalau anak-anak harus berbakti dengan selalu menyenangkan mereka. Tidak jarang, sikap ini berlangsung hingga anak-anak dewasa  dan berkeluarga. Banyak toxic parents masih ingin selalu dimanjakan dan didahulukan.
  • Selalu melihat kekurangan anak. Tidak peduli apa yang anak-anak mereka lakukan dan sekeras apa anak-anak itu mencoba, anak-anak selalu salah di mata toxic parent.
  • Mengabaikan kebutuhan anak. Orang tua merasa, mereka telah tahu sepenuhnya apa yang diperlukan anak-anak. Karena itu, anak-anak tidak diizinkan memiliki keinginan. Anak-anak bahkan tidak diperbolehkan mengekspresikan emosi negatif seperti menangis. Hal ini umumnya terjadi pada anak laki-laki yang dianggap bukan laki-laki kalau menangis.
  • Selalu membuat suasana tegang. Toxic parent biasa menggunakan uang, rasa bersalah, maupun kekerasan untuk mengintimidasi anak. Anak-anak selalu ditakut-takuti, bahkan setelah anak-anak beranjak dewasa. Tujuannya agar anak-anak selalu takut dan menurut pada orang tua
  • Manipulatif. Orang tua mempermainkan pikiran anak-anak dan mengatakan kebohongan-kebohongan. Tujuannya agar anak lebih mempercayai ucapan mereka dibandingkan fakta.
  • Berusaha membuat anak-anak memaklumi segala tindakan buruk orang tua. Toxic parent menjadi agresif saat kelakuan mereka ditentang atau dikomentari.
  • Selalu merasa, anak-anak merekalah yang membuat masalah. Toxic parent menempatkan diri sebagai korban dari anak-anak mereka. Kadang mereka mengajak orang lain ikut menentang anak-anak mereka. Beberapa toxic parent bahkan menganggap hidup mereka hancur setelah kelahiran anak mereka
  • Melakukan sesuatu dengan pamrih. Ada syarat khusus untuk mendapatkan penghargaan bahkan kasih sayang. Tentu, syarat ini ada kaitannya dengan menuruti dan memenuhi keinginan-keinginan orang tua.
  • Ingin berkuasa penuh atas hidup anak-anak. Toxic parent ingin memiliki otoritas penuh atas seluruh aspek kehidupan anak. Mereka bahkan berusaha mengontrol pikiran dan perasaan anak-anak. Dengan otoritas ini, mereka yang mengambil semua keputusan pada hidup anak-anak. Tak jarang, ada orang masih tergantung pada orang tua mereka bahkan setelah mereka membentuk keluarga baru
  • Berlebihan dalam kritik dan mengejek anak sebagai lelucon. Toxic parent selalu menghina kelakuan anak dengan ejekan-ejekan, tuduhan dan komentar mempermalukan.
  • Tidak tahu batas-batas pasti. Toxic parent punya batasan inkonsisten. Terutama menyangkut privasi anak. Kadang, anak-anak sampai tidak sadar bahwa orang tua sudah melampaui batas. Anak-anak menjadi bingung apakah orang tua memang sedang menerapkan aturan, ataukah sedang ikut campur kehidupan pribadi mereka.
  • Pilih kasih. Toxic parent kadang memiliki anak emas dan anak yang tidak mereka sukai. Tentu si anak emas akan lebih mendapat kasih sayang. Sementara anak yang tidak sukai akan diabaikan begitu saja.

Sumber : Bunda Ida. Madrasah Keluarga

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*