
Al Fatihah artinya pembuka atau yang membuka surat-surat lain yang ada di dalam al qur’an. Membuka disini adalah membuka dengan usaha. Jadi bila ingin masuk ke dalam al qur’an, harus ada usaha yang kita lakukan. Sebagai ibarat, mungkinkah sebuah pintu akan terbuka tanpa kita buka dengan usaha ? Tidak mungkin meskipun seperti pintu di hotel atau di bank yang langsung terbuka ketika kita mendekati pintu tersebut. Pintu di hotel atau di bank akan terbuka karena kita usaha untuk maju mendekati pintu tersebut, bukan? Siapapun orang yang mengalami kesulitan, Alloh pasti membukakan pintu. Hanya Allah yang akan membuka pintu-pintu kesulitan itu. Allah melihat kesungguhan kita. Allah tahu kesulitan kita. Allah punya banyak cara untuk menolong kita.
Al Fatihah mencakup 4 macam ilmu yang asasi dalam kehidupan. Bila ingin memahami hidup, belajarlah Al Fatihah.
- Ilmu dasar / pokok / usul. Ilmu tentang Ketuhanan / illah. Ayat yang menjelaskan hal ini ada pada ayat al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Selain itu, membahas ilmu kenabian yang dijelaskan pada ayat ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn. Sehingga kita mempunyai kewajiban untuk tahu kisah-kisah para Nabi. Juga membahas ilmu tentang negeri akhirat yang tertuang dalam ayat māliki yaumid-dīn. Bukti bahwa kita memiliki ilmu akhirat yaitu dapat cerita tentang dunia akhirat.
- Ilmu cabang. Seagung-agung ilmu cabang adalah masalah ibadah yang tertuang dalam ayat iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. Beribadah bisa dengan harta dan badan (shalat).
- Ilmu menghasilkan kesempurnaan (ilmu akhlak) ada di ayat ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Seseorang ada di jalan yang lurus bila ia istiqomah di jalan kebaikan. Seseorang akan dikatakan ahli bila ia istiqomah dalam satu kebaikan. Apapun kebaikan yang kita lakukan adalah karena pertolongan dari Allah.
- Ilmu tentang cerita / kisah. Kisah menjadi ilmu tersendiri dan penting. Penting bagi kita belajar tentang sejarah umat terdahulu. Sejarah orang baik & orang yang hina seperti yang teruang dalam ayat ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn. Seseorang akan dimurkai bila ia tahu tapi mengingkari. Dzolim adalah orang yang tersesat karena tahu tapi tidak mau tahu.
Sumber : Ust. Syatori. Tadabur Al Fatihah. Masjid Nurul Ashri
Leave a Reply