
Ketika kamu menginjakkan kaki ke tanah haramNya di Madinah, pasti akan terbesit keinginan di hati untuk meninggal di tanah yang sama dengan Rasulullah meski diri tak layak meninggal di kota suciNya. Alloh sudah sangat jelas memberikan pesan melalui ayatNya di surah Luqman ayat 34 “Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui, Maha Mengenal“. Dari ayat tersebut, pastilah kita tak tahu dimana dan kapan kita akan mati. Tapi, bila kita berpikir dan mencoba mencari hikmah dengan mundur ke belakang, meninggalnya Syeikh Ali Jaber ini sudah beliau rasakan dan rencanaNya begitu sangat cantik untuk Syeikh Ali Jaber.
Syeikh Ali Jaber memiliki nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Beliau lahir di Madinah, 3 Februari 1976. Dan meninggal pada 1 Jumadil Akhir 1442 H / 14 Januari 2021 di umur 44 tahun. Jujur, meninggalnya Syeikh Ali Jaber membuat saya terpana. Bagaimana tidak, hampir sebagian besar muslim yang ada di hp saya, memasang flyer meninggalnya Syeikh Ali Jaber di WA story secara bersamaan. Bahkan ada teman yang bisa dibilang tak pernah membahas agama di WA story, mendadak memasang flyer meninggalnya Syeikh Ali Jaber. Dari sini sangat-sangat terlihat jelas bagaimana Syeikh Ali Jaber begitu ada di hati masyarakat muslim Indonesia. Kita saja mencintai Syeikh Ali Jaber, maka tak diragukan lagi bagaimana cintaNya pada Syeikh Ali Jaber.
Ada yang menarik dengan 1 Jumadil Akhir 1442 H. Aku yang biasa membuat quote ayat qur’an setiap harinya, menuliskan quote qur’an di 1 Jumadil Akhir 1442 H adalah surah Saba ayat 42 “Maka pada hari ini sebagian kamu tidak kuasa (mendatangkan) manfaat maupun (menolak) mudarat kepada sebagian yang lain”. Bacalah ayat tersebut berulang dan kamu akan merasakan yang tak biasa dengan makna ayat tersebut dengan kejadian meninggalnya Syeikh Ali Jaber. Serasa Alloh ingin memberikan pesan. Ada rasa yang sulit untuk dituliskan namun bisa dirasakan bagi kamu yang mengetahui dan mau berpikir.
Alloh sudah menentukan Syeikh Ali Jaber akan meninggal di Indonesia. Apakah Syeikh Ali Jaber tahu beliau akan meninggal di Indonesia ? Bisa jadi beliau bisa merasakan bahwa beliau akan meninggal di Indonesia terlihat dari video ceramah beliau yang mana beliau berdoa menginginkan dimakamkan di lombok, Indonesia. Bisa jadi doa tersebut adalah pertanda. Apakah doa beliau Alloh ijabah ? Aku pun ingin mengoreksi tulisanku di WA story hari ini bahwa sejatinya Alloh tidak mengijabah doa hambaNya melainkan karena rahmat Alloh. Kenapa demikian ? Karena saya ingat bahkan diluar kepala ketika mengikuti kajian ust. Syatori. Ust. Syatori bercerita “Saat pagi, ada seorang ibu ingin makan arem-arem. Ibu tersebut pun berdoa agar bisa makan arem-arem. Siang harinya, ibu tersebut ikut kajian di Masjid dan mendapatkan snack. Saat membuka kotak snack tersebut, ternyata ada arem-arem. Disitu sang Ibu merasa bahwa doanya di ijabah oleh Alloh. Apakah benar doa sang Ibu tersebut Alloh ijabah ? Kalau kita telisik ke belakang, panitia masjid tersebut pasti sudah memesan snack tersebut jauh-jauh hari sebelum keinginan ibu tersebut. Apakah kebetulan ? Tidak. Karena tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Kejadian ini ingin memberitahu bahwa semua ini karena rahmat Alloh. Jadi ketika doa-doa kita diijabah bukan karena doa-doa kita melainkan karena rahmat Alloh”. Itulah pesan yang saya dapat dari kajian ust. Syatori.
Back to Syeikh Ali Jaber. Ketika semua umat muslim ingin meninggal di Madinah agar bisa bersama Rasulullah, Syeikh Ali Jaber memilih ingin meninggal di Indonesia. Bukan karena Syeikh Ali Jaber tidak mencintai Rasulullah namun malah karena terlalu cintanya beliau pada Rasulullah, karena itulah beliau memilih hijrah ke Indonesia untuk menyebarkan ajaran Rasulullah. Beliau pastilah lebih menginginkan bersanding dengan Rasulullah di SurgaNya dibandingkan meninggal dan di makamkan di dekat Rasulullah. Dan Alloh sangat cantik merencanakan perpindahan kewarganegaraan Syeikh Ali Jaber dari warga Madinah menjadi warga Indonesia dengan sangat mudah. Seorang imam besar masjid Nabawi yang begitu tinggi kedudukannya di Madinah tiba-tiba lebih memilih menjadi warga negara Indonesia. Begitu bersyukur dan berkahnya Indonesia atas kedatangan Syeikh Ali Jaber. Tapi ternyata begitulah Indonesia.
Masih ingat kejadian penusukan Syeikh Ali Jaber yang terjadi 3 bulan yang lalu ? Serasa pertanda dari Alloh. Seorang ulama yang tak memiliki musuh di Indonesia harus di serang oleh orang jahat. Serasa Alloh ingin memberikan pesan pada kita untuk jangan melukai ulama karena bisa saja Alloh ambil ulama tersebut ketika kita menyakiti beliau. Sebagai contoh si A cerdas, baik, loyal dan bekerja di instansi kita namun tidak diperlakukan dengan baik di instansi tersebut. lalu, tiba-tiba dia resign atau tidak kerja lagi di instansi kita. Apa yang akan kita rasakan? Pasti sedih karena tidak ada lagi sosok seperti orang dan bahagia karena dia tidak akan diperlakukan tidak baik lagi. Itulah kenapa ketika saya mendengar beliau wafat, saya hanya bisa berucap “ampuni kami, yaa Rabb”. Karena meninggalnya beliau akan hilang satu keberkahan untuk Indonesia. Tidak ada lagi doa beliau untuk Indonesia dan ini bisa menjadi “bencana” bagi Indonesia.
Rencana Alloh pun begitu sangat cantik. Ketika akhir Desember 2020, Syeikh Ali Jaber terkonfirmasi positif covid 19 hingga katanya sampai masuk ke ICU, aku sempat berpikir apakah beliau meninggal karena covid. Namun ternyata ketika meninggal, Syeikh Ali Jaber terkonfirmasi sudah negatif covid. Alloh sangat sayang pada Syeikh Ali Jaber. Alloh tahu akan banyak orang yang ingin melihat jasad dan menshalati beliau. Begitulah cara Alloh ketika mencintai hambaNya. Alloh berikan sakit untuk menggugurkan dosa-dosanya kemudian Alloh panggil dalam keadaan sudah bersih. Saya percaya beliau tidak sedih ketika wafat karena beliau membawa amalan hafalan qur’an dan amalan dari murid-murid penghafal qur’an beliau. Kitalah yang harusnya sedih dan instrospeksi diri untuk bisa mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk bertemu denganNya.
Leave a Reply