
Tulisan ini saya peruntukan untuk para adik perempuan yang memiliki kakak laki-laki. Ada seorang kawan curhat ke saya tentang kakak laki-laki nya. Dia kecewa dan sedih kenapa kakak laki-laki nya berubah sejak menikah. Dia merasa tidak diperhatikan lagi oleh kakak laki-laki nya. Saya pun hanya bisa menanggapi bila hal itu wajar terjadi. Saya juga memiliki 2 kakak laki-laki. Lalu, apakah yang kawan saya ini rasakan sama seperti saya ??
Saya bersyukur dilahirkan menjadi anak bungsu. Itu artinya saya mendapatkan kasih sayang yang penuh dari orang tua dan ke 3 kakak saya. Dan pastinya akan menjadi anak yang di sayang dan di lindungi.
Saya bersyukur memiliki 2 kakak laki-laki, namanya Gazali Salim dan Moh Nashir Salim. Saat Sekolah Dasar, kami bertiga sekolah di sekolah yang sama. Jadi bisa dibayangkan bila ada yang main-main dengan saya maka akan langsung berhadapan dengan ke 2 kakak laki-laki saya ini. Semasa SMP dan SMA kami memilih sekolah yang berbeda. Walaupun begitu, rasa sebagai kakak pelindung tidak pernah putus karena berangkat dan pulang sekolah pun bersama.
Begitupun semasa kuliah. Saya kuliah S1 di Semarang dengan kakak ke 2 saya, Mas Jali. Walau kami tidak satu kost, tapi setiap saya sakit, Mas Jali selalu kirim makanan dan obat. Tidak lupa juga kalau ada tempat makanan baru di Semarang, saya di ajak makan bareng.
Alloh SWT mengatur hidup saya dengan indah bersama ke 2 kakak saya. Setelah saya lulus S1, saya hijrah ke Jogja untuk ambil S2 dan di Jogja saya tidak sendiri karena kakak saya yang ke 3, Mas Nashir kuliah juga di Jogja. Saya tidak perlu pusing ini itu karena sudah dicarikan kost dan semua perlengkapan. Sama seperti Mas Jali, Mas Nashir selalu ajak saya makan bareng kalau malam minggu dan kalau saya sakit, pasti saya diurus makan dan obatnya. Saya sempat merasakan saat gunung merapi meletus bersama kakak ke 3 saya ini.
Sekarang, saya sudah terpisah dengan ke 2 kakak laki-laki saya ini. Mas Jali di Tarakan Kalimantan bersama istri dan anaknya. Sedangkan Mas Nashir di Jakarta bersama istri dan anaknya. Dan Saya tetap “cantik” di Jogja.
Walau ke 2 kakak laki-laki saya telah menikah, mereka tetap memperhatikan saya. Kalau lebaran, mereka selalu kasih angpao. Hahaha. Karena memang kami bertemu bila lebaran saja. Tapi komunikasi via grup WA keluarga tidak pernah putus.
Seorang adik perempuan wajar jika sedih saat kakak laki-laki yang selalu memperhatikannya menikah dengan seorang wanita. Tapi, saya paham dan mengerti. Bahwa menjadi seorang laki-laki yang telah menikah tidaklah mudah. Mereka harus bertanggung jawab penuh dengan wanita yang di nikahinya. Karena itu janji mereka dengan Alloh SWT dan ke dua orang tua wanita.
Dengan kakak laki-laki saya menjaga dan bertanggungjawab dengan istri dan anaknya, itu sudah membuat saya bangga dan bersyukur. Karena dengan begitu, saya yakin akan mendapatkan laki-laki yang bertanggungjawab dan penjaga seperti kakak laki-laki saya ini.
Teruntuk kawan saya, percayalah bahwa kakak laki-laki mu tidak akan melepaskan tanggungjawabnya sebagai seorang kakak laki-laki. Mereka tidak pernah berhenti berdoa untuk adik perempuannya. Mereka akan selalu menjadi orang yang akan menginterogasi laki-laki yang mendekati adik perempuannya.
Terimakasih untuk Mas Jali dan Mas Nashir yang sudah selalu ada untuk saya saat saya lahir hingga saat ini. Terimakasih untuk kasih sayang, lindungan dan penjagaan untuk saya. Terimakasih selalu kasih saya nasehat. Terimakasih telah memberikan saya keberanian dan kemandirian.
Kamu ingin memiliki website pribadi dengan harga yang murah, daftar disini
Leave a Reply