Gunakanlah ujian itu untuk merapat kepada Alloh. Karena ujian itu akan menaikkan kelas seseorang. Alloh menyampaikan “mereka di uji supaya Alloh tahu mana yang bertaqwa”. Ujian pun juga dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW mengalami kesedihan karena ditinggal orang-orang yang dicintainya yaitu istri (Khadijah) dan pamannya. Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu juga, kaum musyrikin quraisy berkumpul di bukit safa (saat ini) untuk membunuh Muhammad. Setelah itu, kaum dari Ta’if mau mencoba membuat suaka politik kepada Rasulullah untuk pergi ke Ta’if. Ternyata pergi ke Ta’if bukan mendapatkan sambutan melainkan sambitan. Beliau dicaci maki, dilempari kotoran unta. Bahkan ada batu yang kesasar ke arah gigi beliau hingga lepas gigi beliau. Karena terus diusir, beliau turun ke wadi nahlah (Mekkah). Ini merupakan ujian yang cukup terdalam bagi baginda Nabi Muhammad SAW.
Ketika beliau letih, beliau ke suatu pohon kurma dan beliau bersandar ke batu. Pada saat itu, batu itu merasakan kesedihan Rasulullah SAW. Tempat itu saat ini bernama masjid ku’un yang ada di Ta’if. Beliau sedih dan turunlah malaikat Jibril “Yaa Muhammad kalau engkau menginginkan, aku lemparkan dua gunung itu ke kaum ta’if asalkan engkau mengizinkannya”. Nabi Muhammad menjawab “Yaa Jibril, jangan kau bencanakan pada kaum Ta’if itu. In shaa Alloh yang akan datang mereka akan berbondong-bondong masuk Islam”. Dan akhirnya beliau kembali ke Kabah.
Ketika beliau berada di depan Kabah tepatnya diantara rukun yamani dan hajar aswad. Beliau duduk terbaring dengan mengucapkan “Kapan pertolongan itu datang?. Kata-kata itu terus beliau ucapkan. Alloh melihatnya dan mengatakan pada Malaikat Jibril “Yaa Jibril, sampaikan salam kepada Muhammad dan panggil dia. Aku ingin berjumpa dengannya”. Ternyata Alloh menginginkan bertemu dengan Rasulullah karena ingin memberikan obat yaitu sholat. Sholat itu adalah oleh-oleh Isra Mi’raj untuk mengobati kesedihan Rasulullah SAW.
Pesan dalam Surat Al-Isra adalah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa adalah tempat yang suci pada saat itu sehingga diperlukan power. Karena seluruh agama (Yahudi, Nasrani, Islam) mengakui bahwa Palestina terutama Yerusalem adalah tempat tersuci pada waktu itu. Sehingga Nabi Muhammad diperjalankan dari tempat suci (Masjidil Haram) ke tempat suci (Masjidil Aqsa) dengan buraq. Peristiwa ini dikenal perjalanan malam (Isra). Dan Mi’raj yang artinya perjalanan dari darat ke langit.
Kenapa di masjidil Aqsa? karena hampir semua para nabi dan para malaikat yang sudah meninggal, sudah siap menjadi makmum. Ketika Rosul datang ke Masjidil Aqsa dengan menggunakan kendaraan buraq (saat ini buraq diabadikan menjadi masjid buraq di dalam baitul maqdis yang ditandai dengan besi bulat dimana buraq diikatkan disitu). Kemudian Rosul turun dari buraq untuk pergi ke Masjidil Aqsa. Di Masjidil Aqsa, makmum (para Nabi, para Malaikat) sudah siap untuk menjadi makmum. Dan Rasulullah menjadi imam pada saat itu.
Sebetulnya sholat itu turun pada saat Nabi Adam. Hanya saja baru sebagian. Pada saat Nabi Adam baru sholat Subuh. Pada saat Nabi Ibrahim baru sholat Dzuhur. Dan para era Rasulullah disempurnakanlah lima sholat.
Di Masjidil Aqsa tepatnya di Qubbat sakhra yang kubahnya emas, Rasulullah naik bersama malaikat Jibril ke sidratul muntaha. Pertama masuk ke langit pertama. Malaikat Jibril berkata “Assalamu’alaikum?” Kemudian penjaga langit pertama menjawab “Siapa diluar?”. Jibril menjawab “Aku Jibril. Aku bersama Muhammad”. Terus Muhammad sudah diangkat menjadi Nabi apa belum?. Jibril menjawab “Sudah”. Barulah pintu langit dibuka. syarat pertama adalah harus menjadi Nabi dan Rasul. Naiklah Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril. Di langit pertama bertemu dengan Nabi Adam. Kemudian masuk ke langit kedua dengan pertanyaan yang sama hingga ke langit tujuh. Di langit kedua bertemu Nabi Idris. Langit ketiga bertemu Nabi Musa. Langit keempat bertemu Nabi Isa. Nabi kelima bertemu Nabi Ibrahim AS. Hingga ke sidratul muntaha. Ternyata mau menerima obat yaitu sholat. ketika itu 50 waktu. Kemudian Nabi Muhammad SAW turun kebawah dan berjumpa dengan para Nabi. Di langit ke tiga bertemu Nabi Musa dan beliau mengatakan “Yaa Muhammad, 50 waktu itu berat. Cobalah minta keringanan kepada Alloh”. Disitu adalah ungkapan peringatan bahwa bagaimana sholat nyaman bagi umatnya. Kemudian Nabi Muhammad SAW naik keatas hingga akhirnya menjadi lima waktu. Alloh SWT menyampaikan bahwa 5 waktu sama dengan 50 waktu. Nabi Musa meminta keringanan lagi untuk bisa Nabi Muhammad sampaikan pada Alloh SWT. Dan Nabi Muhammad menjawab “Yaa Musa, aku malu. cukuplah dengan lima”.
Dari peristiwa ini, kita bisa mengambil hikmah bahwa datanglah kepada Alloh disaat kita mengalami ujian. Lakukan dengan sholat. Sholatlah di awal waktu.
Sumber : Kang Rashied. Damai Indonesiaku TV ONE 16 Mei 2015.
Leave a Reply