
Sejak 16 Maret 2020, mahasiswa STIKES Wira Husada Yogyakarta mulai kuliah online karena kejadian pandemi covid 19. Selama sebulan mahasiswa sudah merasakan kebosanan kuliah online di kost mereka masing-masing. Hingga sebagian mahasiswa mememutuskan untuk pulang kampung. Tapi ada juga mahasiswa yang tidak pulang kampung karena bisa jadi karena saya melarangnya.
Dan hari ini, tepat 1 Mei 2020 disaat seluruh Indonesia libur karena hari buruh, pengurus BEM dan SEMA tetap keukeuh ingin menyelenggarakan pembagian sembako untuk mahasiswa STIKES yang masih tinggal di jogja. Sekitar 143 paket sembako diberikan hari ini dan besok. Tidak hanya sembako saja yang diberikan, mahasiswa juga mendapat uang 25.000 untuk kuota internet.
Sembako yang diberikan ke mahasiswa senilai sekitar 90.000 berupa beras, gula, telor, mie dan susu kental manis. Dana pemberian sembako ini, diambil dari dana kegiatan makrab. Jadi pada awal maret 2020, BEM & SEMA berencana menyelenggarakan makrab untuk semua mahasiswa semester 2 dari 3 program studi. Tempat sudah dipesan, bis sudah dipesan tapi covid19 muncul. Awalnya mereka tetap ingin menyelenggarakan dengan alasan nanti mahasiswa akan bawa peralatan pelindung diri. Tapi saya tetap keukeuh juga untuk melarang hal itu terjadi. Akhirnya acara makrab batal dilaksanakan. Padahal dana makrab sudah di ACC oleh pembantu ketua III dan uang sudah di tangan mereka.
Sekitar awal pertengahan april, saya menghubungi wakil bem untuk menginformasikan rencana ide saya ini. Saya bilang “bagaimana kalau uang makrab digunakan untuk pemberian sembako untuk mahasiswa yang masih tinggal di jogja”. BEM dan SEMA belum mengiyakan ide saya karena mereka harus berembuk dengan ka.bagian kemahasiswaan dan puket 3. Karena respon dari BEM dan SEMA lama, dan saya tipe yang gak suka berlama-lama maka saya berikan ide ini ke pengurus UKM Muslim. Dan ide saya ini diterima dengan sangat antusias oleh pengurus. Jadi kami berencana mengalihkan dana pembelian lemari ke pemberian sembako untuk mahasiswa muslim. Kami mendata jumlah mahasiswa muslim yang masih stay di jogja. Berbagai cara kami lakukan. Saya minta semua pengurus mendata dikelasnya siapa mahasiswa muslim yang masih di jogja. Lalu, saya pun menginfokan di grup WA Mahasiswa muslim untuk menanyakan hal ini. Dan alhamdulillah responnya cepat. Akhirnya terdata ada 19 orang mahasiswa muslim yang masih di jogja. Kami pun membuat proposalnya dan siap untuk diserahkan ke BEM dan SEMA.
Tiba-tiba, ka. bagian kemahasiswaan WA saya menginfokan bahwa BEM dan SEMA rencana ingin memberikan sembako untuk mahasiswa pake dana makrab. Akhirnya… Saya pun menyerahkan proposal sembako mahasiswa muslim ke ka.bagian kemahasiswaan dan wakil BEM untuk bisa ditindaklanjuti. Alhamdulillah. Pertolongan Alloh akan selalu datang di waktu yang tepat.
Dari kejadian ini, kita bisa belajar bahwa niat baik itu tidak perlu dipikirkan lama-lama. Langsung action dan insyaalloh nanti Alloh yang akan bantu. Terimakasih pengurus UKM Asy-syifa yang selalu merespon baik ide-ide saya.
Leave a Reply