Ruhnya Hidup adalah Yaqin

Apakah diwajah iman kita ada ridho dan ikhlas ? Karena ridho dan Ikhlas adalah dua keniscayaan hidup yang akan melangkahkan kaki kita sampai pada tujuannya. Tidak ada cara terbaik dalam hidup kecuali ridho. “ridho tanpa mengeluh, ikhlas tanpa kecewa”. Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak pernah kecewa dengan amal baik yang ia lakukan dalam hidup. Pertemuan antara ridho dan ikhlas adalah Yaqin. “Ruhnya hidup adalah Yaqin”. Hidup tanpa yaqin tidak ada harganya.

Yaqin mempunyai 3 pilar yaitu menerima semua yang bersumber dari yang kita yakini (tidak membantah/menerima); memahami kebaikan dari semua yang bersumber dari yang kita yakini dan mau melakukan apa saja demi yang kita yakini.

Objek dari yaqin adalah Alloh. Sudah yaqinkah kita ke Alloh ? Karena kebahagiaan hanya akan dimiliki oleh ia yang yaqin ke Alloh. Yaqin akan menyandarkan segala sesuatu kepada Alloh.

3 Hal yang kita sandarkan kepada Alloh

  1. Alam dan Peristiwa Alam. Sesuai Surah Al Imran 191 “Tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia”
  2. Semua Amal. Kita sandarkan semua amal kita dengan menyebut “Subhanalloh” Maha Suci Engkau yaa Alloh
  3. Buah Amal. Berharap buah amal dapat membebaskan dari adzab Neraka. Bila amal baik yang dilakukan menimbulkan sombong/bangga maka buah amal menghasilkan adzab. Apapun yang kita dapat adalah karunia Alloh.

Bila 3 hal tersebut disandarkan ke Alloh, itu masih belum cukup membuat kita yaqin sepenuhnya ke Alloh. Dimanakah kita bisa merasakan yaqin kepada Alloh ? Cukup dengan kita berpikir (ta’qilun). Mata air yaqin adalah ta’qilun. Wujud ta’qilun adalah

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona
  1. Istima & Inshat ayat-ayat qauliyah ( Al A’raf ayat 63). Untuk bisa yaqin, kita butuh rahmat Alloh. Istima adalah mengikuti suara Al Qur’an. Al Inshat adalah percaya bahwa suara yang didengarkan adalah suara Alloh. Proses istima adalah akal kita yang fokus. Sedangkan Inshat membutuhkan hati. Jadi Istima dan Inshat adalah mempertemukan akal dan hati. Ragu muncul bila akal dan hati tidak “berjabat tangan”
  2. Melihat ayat-ayat kauniyah dengan Ainul I’tibar (Fussilat ayat 53). Kita akan menyandarkan bahwa apapun yang ada dialam, semuanya adalah untuk kebaikan kita. Tidak ada kebaikan yang ditunggu selain kematian.
  3. Mujahadah dalam beramal (Al Ankabut ayat 69). Karakteristik mujahadah dalam beramal adalah kita beramal hanya karena Alloh suka, dengan cara yang paling Alloh suka dan dengan hati yang sangat suka. “Berani adalah tanda iman” karena ada mujahadah dalam beramal.

Sumber : Ust. Syatori dalam tadabbur Surah An Nur Ayat 61 di Masjid Nurul Ashri tanggal 29 Oktober 2018.

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*