Psikologi Pasangan

Psikologi Pasangan
Psikologi Pasangan

Lelaki dan wanita tercipta dengan desain yang berbeda. Cara berpikir dan merasa yang berbeda. itulah kenapa kita diciptakan berpasangan, agar terjadi saling komunikasi dan saling memahami hingga mendapatkan sinergi. rata-rata penyebab problematika rumah tangga karena pasangan yang kurang memahami perbedaan karakter suami dan istri.

Secara garis besar lelaki itu seorang pemimpin. Terbiasa memutuskan, ingin dihargai, dibutuhkan dan diapresiasi. Jika istri tidak paham dengan kebutuhan suami ini yang terjadi bisa jadi percekcokan atau diam-diam suami kecewa. Walau tak mau bicara.

Seringkali suami kurang memahami psikologi istri. Misalnya saat istri sedang menangis, ia malah berkata “udah, jangan menangis. Ada masalah apa sih?”. Hal ini bukan membuat istri reda, justru membuat sang istri merasa suaminya egois dan tak memahami perasaannya.

Saat seorang istri menangis, ia hanya butuh pelukan dan telinga yang mau mendengarkan. Lupakan dulu solusi, karena ia hanya butuh perhatian dan orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya.

Istri itu membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan perhatian. Maka, saat dirinya sedang ada masalah segera peluk dirinya, dengarkan keluh kesahnya. InsyaAlloh beberapa saat kemudia ia akan kembali normal seperti biasa.

Ada beberapa teori dalam ilmu psikologi mutakhir untuk mengenal kepribadian manusia. Setiap pasangan mesti mempelajarinya, karena rumah tangga bukan permasalahan sehari atau dua hari tapi seumur hidup.

Maka luangkan waktu untuk sungguh-sungguh mempelajari karakter dan psikologi pasangan. Ada juga memhami kepribadian secara ilmiah yaitu melalui golongan darah.

Kepribadian Dari Golongan Darah

Tahun 1930, Furukawa Takeji di Jepang membuat sebuah teori tentang kecenderungan orang dilihat dari golongan darah.

Teori ini mungkin bisa diterapkan dalam menghadapi atau mencari pasangan hidup. Pastinya tidak 100 % benar, tapi jadikanlah sebagai wawasan kita dan ikhtiar kita dalam memahami pasangan. Beberapa perusahaan besar di Indonesia masih menggunakan teori ini untuk memposisikan seorang karyawan sesuai dengan jabatan yang cocok untuknya.

Golongan Darah A : Orang-orang dengan golongan darah ini terkenal sebagai pribadi yang perfeksionis dan orang yang sangat bertanggungjawab. Mereka selalu total dan bersungguh-sungguh dalam emlakukan pekerjaan apapun.  Prang yang memiliki golongan darah A adalah orang yang bersungguh-sungguh, sabar dan memakai logika. Mereka adalah seorang partner yang baik dan bisa diandalkan. Orang bertipe darah A ini juga bisa diandalkan untuk memberi dukungan emosional ketika pasangannya sedang stress. Dalam hubungan bersama pasangan, mereka adalah orang yang baik dan penuh kesabaran. Namun, mereka tidak menyukai jam “karet” alias keterlambatan. Jika sahabat memiliki pasangan bergolongan darah A, jangan pernah datang terlambat atau tidak membalas pesannya. Mereka bisa setia dalam sebuah hubungan, dengan catatan, mereka yang memegang kendali dan suka mengatur pasangan. Orang dengan golongan darah ini, kurang memiliki spontanitas, sehingga dia cenderung kaku, sehingga menyebabkan ketegangan. Pasangan yang paling cocok untuk orang bergolongan darah A adalah orang bergolongan darah AB atau O.

Golongan Darah B : Orang dengan golongan darah B adalah orang penyayang dan suka memberikan kejutan bagi pasangannya. Namun, pemilik golongan darah ini, sering dicap sebagai orang yang egois dan melakukan sesuatu tanpa memikirkan konsekuensinya. Sifat baik yang ada pada orang bergolongan darah B adalah kreatif, kuat dan penuh gairah dalam hidup. Ini sangat cocok buat mereka yang mengidankan kekasih yang bersemangat dan periang. Jika Anda bergolongan darah B, pasangan yang cocok untuk Anda adalah orang yang bergolongan darah AB atau O. Orang bergolongan darah AB bisa memancing kreativitas orang bergolongan darah B dengan sikap rasionalitas yang dimilikinya. Golongan darah O memiliki minat yang sama dengan orang bergolongan darah B.

Golongan Darah AB : Orang dengan golongan darah AB dikenal sebagai orang yang selalu berjuang untuk mendapatkan mimpinya. Mereka biasanya memiliki nilai moralitas yang tinggi. Baginya, kesuksesan bukan diukur secara materi. Mereka cenderung menjadi orang yang tenang serta rasional dengan sedikit sentuhan citarasa seni. Mereka yang bergolongan darah AB akan mempunyai beberapa sifat yang baik. Mereka akan terlihat keren, rasional, mudah beradaptasi dan ramah. Mereka bisa jadi sahabat yang baik untuk kekasihnya. Dalam hubungan bersama pasangan, orang dengan golongan darah AB bisa dengan mudah beradaptasi. Tapi ia juga memiliki sikap kritis yang tinggi. Anda bisa saja bertengkar dengan orang-orang bergolongan darah AB jika Anda memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengannya. Orang bergolongan darah AB bisa sangat cocok dengan orang bergolongan darah B, tetapi sensitivitas yang dimiliki orang AB bisa memicu ketegangan dalam hubungan. Selain itu, orang bergolongan darah AB dapat menjadi pasangan yang serasi dengan orang bergolongan darah A. Mereka berdua memiliki acuan moral yang kuat. Meskipun mereka bisa jadi bertengkar jika nilai moral mereka terlalu berseberangan. Sementara dengan orang bergolongan darah O, orang bergolongan darah AB bisa menjadi teman dan rekanan bisnis yang baik, namun butuh percikan cinta yang kuat untuk bisa menjadi pasangan.

Golongan Darah O : Orang bergolongan darah O dikenal romantis, ambisius, dan kekuatannya dalam menghadapi berbagai kesulitan. Ia dapat menjadi pembimbing yang baik dan bisa menjadi orang yang diandalkan. Selain itu, ia juga sangat pandai mengatur keuangan dan biasanya sangat berdedikasi dalam pekerjaannya. Orang bergolongan darah O biasanya tipe pencemburu, juga pemalu. Sebagai kekasih, orang dengan golongan darah O adalah orang yang murah hati dan menyenangkan. Ia memperlakukan pasangannya dengan perhatian dan kasih sayang tanpa mengharapkan imbalan. Bagi sahabat yang bergolongan darah O, pada dasarnya bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang bergolongan darah apapun. Tetapi, paling cocok jika menjalin hubungan dengan orang yang bergolongan darah A.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Selain dilihat dari golongan darah, psikologi pasangan dapat dilihat dalam personality plus yang terdiri dari Sanguinis (penggembira), koleris (pemimpin kuat), melankolis (sempurna) dan Plegmatis (pendamai). Apapun karakter Anda dan pasangan, berikan ruang hati untuk siap menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Misalnya seorang suami yang koleris dan sanguinis, sedangkan istri seorang melankolis, bisa berkolaborasi untuk menjadikan keluarga lebih berwarna.

Istri yang penuh perencanaan bisa mengatur rumah tangga dan baik. Suami yang koleris memberikan arah dan visi keluarga yang jelas. Dan dengan sifat sanguinisnya rumah tangga yang dibangun semakin berwarna dan bahagia. Karena tidak terlalu kaku dan menikmati setiap jenak dalam kehidupan.

Jika seorang suami koleris mendapatkan istri yang koleris juga, berarti tak perlu lelah mengkader pemimpin. Berikan tanggungjawab lebih pada istri yang mengatur. Dan mintalah laporan yang jelas juga komunikasi yang baik.

Jika istri koleris mendapatkan suami yang plegmatis, belajarlah mentaati suami. Bagaimanapun hebatnya istri, suami adalah pemimpin yang mesti ditaati. Belajarlah untuk berdamai, siapa tahu itu adalah cara Allah agar kita semakin dekat denganNya lewat perantaraan suami.

Memahami Istri

Saat istri menangis jangan dilarang, dijauhi apalagi dimarahi. Jika wanita mudah menangis itu konon karena hormon prolaktin yang lebih besar daripada lelaki. Itulah kenapa terkesan wanita itu “cengeng” dan mudah tersentuh. Sebaliknya, lelaki jarang sekali menangis. Lelaki membutuhkan alasan yang cukup logis untuk membuatnya menangis.

Lelaki memang lebih mengedepankan logika, sedangkan wanita lebih dominan perasaan. Maka, bagi wanita menangis adalah salah satu cara berkomunikasi. Karena ada banyak yang ingin ia sampaikan dan tak cukup diekspresikan dengan kata-kata. Selain itu juga dikarenakan rangkaian otak wanita yang majemuk, artinya jika ia menangis belum tentu hanya karena masalah hari ini. Tetapi bisa jadi akumulasi semua pikiran dan perasaannya dari dulu sampai sekarang.

Maka, jika istri menangis, cukup berikan pelukan hangat dan kesediaan untuk mendengarkan dengan ikhlas. Ajaibnya, setelah itu semua masalahnya seakan telah selesai, bebannya semakin ringan.

Penting untuk diingat bahwa pria dan wanita memiliki sifat timbal balik yang berbeda. Pria dan wanita perlu menghargai perbedaan-perbedaan dan berhenti mengharapkan satu sama lain untuk bertindak dan merasakan dengan cara yang mereka lakukan.

Suami senang jika kemampuan mereka diakui dan dihargai dan benci jika mereka dihina atau diabaikan. Sedangkan istri senang jika perasaan mereka diakui dan dihargai dan benci jika mereka dicemooh atau diabaikan. Suami tidak menilai perasaan begitu tinggi seperti dalam sudut pandang mereka, mereka dapat begitu bersemangat dan berapi-api, berperilaku liar dan tidak stabil. Sedangkan istri tidak menilai kemampuan yang tinggi dalam sudut pandangan mereka, mereka bisa dingin, memihak, perilaku agresif kompetitif.

Suami ingin bekerja sendiri dan melatih kemampuan mereka dengan memecahkan masalah dengan cepat dan sendirian. Kalau istri ingin bekerja sama dan melatih perasaan mereka melalui komunikasi interaktif dengan satu sama lain. Suami menghargai solusi dan melihat bantuan yang tidak diminta sebagai merusak upaya mereka untuk memecahkan masalah sendiri. Seorang istri menghargai bantuan dan melihat solusi yang tidak diminta sebagai merusak upaya mereka untuk melanjutkan interaksi. Suami menginginkan agar solusi mereka akan dihargai, istri ingin agar bantuan mereka akan dihargai.

Ketika dihadapkan dengan masalah sulit, suami menjadi non komunikatif sehingga mereka dapat bekerja di luar cara terbaik untuk membantu diri mereka sendiri. Sementara istri menjadi komunikatif sehingga orang lain dapat mengetahui cara terbaik untuk membantu mereka.

Suami ingin menunjukkan kemampuan mereka dengan diperbolehkan untuk memecahkan masalah tanpa campur tangan. Sedangkan istri suka menunjukkan perasaan mereka dengan diperbolehkan untuk mengkomunikasikan masalah tanpa gangguan.

Ketika suami melakukan komunikasi, mereka ingin to the point dan umumnya hanya ingin mendengarkan jika mereka merasa percakapan memiliki point penting. Sedangkan seorang istri menikmati berbicara untuk kepentingan diri sendiri dan senang mendengarkan tanpa melihat situasi.

Naluri seorang suami adalah untuk mengurus dirinya sendiri, bahkan jika itu berarti mengorbankan orang lain. Naluri istri adalah peduli terhadap oranglain, bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya.

Dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami harus belajar bagaimana peduli pada pasangannya daripada mengorbankan kebutuhannya demi diri sendiri. Sedangkan istri harus belajar bagaimana untuk dipedulikan oleh pasangannya ketimbang mengorbankan kebutuhannya sendiri demi dirinya, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi.

Jika mereka berhasil melakukan hal ini, maka keduanya menang, tidak seperti perilaku naluriah mereka di mana salah satu menang dari yang lainnya.

Seorang suami perlu merasakan bahwa perhatiannya diperlukan dan seorang istri perlu merasakan bahwa kebutuhannya yang dipenuhi. Untuk mencapai hal ini suami harus mengungkapkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dan kelayakannya untuk menerima kepedulian dan seorang istri harus mengungkapkan keinginannya untuk diperhatikan memenuhi kebutuhannya dengan baik.

Keduanya harus ingat untuk menghargai, menerima, dan memaafkan orang lain dan menghindari menyalahkan mereka ketika mereka gagal.

Sumber : Setia Furqon Kholid

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*