
Nikmatnya sehat terasa justru saat diuji sakit. Nikmatnya waktu luang kadang terasa saat sibuk. Nikmatnya kebersamaan terasa saat berjauhan. Nikmatnya tidur terasa saat mata tak bisa terpejam. Nikmatnya harta terasa saat semua itu hilang.
Setingkali kita melalaikan nikmat yang Alloh anugerahkan. Banyak yang mengisi masa muda dengan maksiat. Uang yang banyak habis untuk foya-foya dan beli barang yang ga berfaedah. Jabatan yang diraih malah disalahgunakan.
Banyak manusia yang tak puas dengan apa yang diraihnya. Sudah punya motor, ambil leasing mobil. Sudah punya mobil, langsung KPR rumah. Sudah punya rumah, ingin nambah rumah baru atau ganti mobil keren. Tak terasa waktunya habis hanya untuk mengejar dunia yang tak ada ujungnya. Habis untuk memuaskan nafsu sesaatnya. Ibarat musafir yang melihat fatamorgana, semakin dikejar semakin menghilang, itulah dunia.
sampai kita ada di puncak kehampaan. Kekayaan didapat, tapi kosong. Pekerjaan dipunya, namun kering. Follower bertambah tapi iman tergerus. Lelah mengejar dunia, namun tak mengerti mau kemana.
Di titik kelelahan dan kehampaan itu, sudah saatnya kita kembali pada fitrah. Menyelami kembali apa sebenarnya maksud penciptaan kita ke dunia. apakah hanya sekedar makan, bekerja, menikah lalu meninggal ? atau ada rencana Alloh yang lebih indah dari sekedar memikirkan diri sendiri ?
Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya? Bukankah kita dicipta untuk beribadah pada Alloh dan memakmurkan muka bumi. Lalu kenapa kita masih mengeluhkan hal-hal sepele? Belum dapat jodoh, marah sama takdir Alloh. Belum dapat pekerjaan yang ideal, bekerja asal-asalan. Padahal yang lebih pasti dari semua itu adalah kematian.
Berapa banyak orang yang sibuk memikirkan jodoh, namun malaikat Izrail lebih dulu mencabut nyawanya ? Berapa banyak yang mengumpulkan harta siang malam sampai lupa penyakit mengintainya. Lalu semua yang dikumpulkan habis untuk biaya perawatan.
Maka, jangan salah prioritas. Sejauh apapun jalan salah yang kita tempuh, kembalilah. Masih ada ampunan Alloh, selama ajal masih belum sampai kerongkongan. Masih ada kesempatan untuk membalas masa muda yang penuh kemaksiatan dan dosa.
Bukankah Alloh Maha Pengampun ? Bukankah Dia yang paling mengerti takdir terbaik buat hamba-hambaNya. Tugas kita adalah meniti jalan kebenaran yang sudah Alloh dan RasulNya tentukan, walau berat, walau sepi pengunjung, berjuanglah untuk istiqomah. karena hanya dengan itu kebahagiaan hakikiĀ kita rasakan. Semangat hijrah dan istiqomah. Semoga kelak kita bisa reuni di surga FirdausNya. Aamiin
Sumber : Setia Furqon Kholid
Leave a Reply