Selama 4 tahun JKN berlangsung, sampai Agustus tahun 2017 banyak terjadi penambahan jumlah RS (rumah sakit) di Wilayah Jawa dan RS swasta. Sehingga akses fasilitas kesehatan di Jawa semakin baik dalam era JKN. Sebagai contoh daerah Yogyakarta memiliki 3 RS Swasta baru di tahun 2017 sehingga total RS di Yogyakarta sebanyak 78 RS. Walaupun sebenarnya bila dilihat dari kebutuhan pengembangan rumah sakit, Yogyakarta sudah sangat cukup.
Jumlah tempat tidur (TT) pada 78 RS di Yogyakarta sebanyak 6.804 tempat tidur. Bila menggunakan rasio 1 tempat tidur untuk 1000 penduduk maka sudah sangat berlebih karena sudah bisa 1 : 500 penduduk. Artinya bila dilihat dari kebutuhan pengembangan rumah sakit, Yogyakarta sudah sangat cukup. Lalu mengapa RS Swasta banyak menjamur di Era JKN ini ?
Ada kecenderungan dalam mendirikan RS, cukup banyak manajemen RS yang akan lebih banyak mengembangkan rawat jalannya. Bila melihat peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Nomor 56 tahun 2014 yang menjelaskan tidak secara detail syarat berapa jumlah minimal tempat tidur. Karena konsekuensi tempat tidur adalah SDM. Peraturan tersebut hanya mensyaratkan 30 % tempat tidur untuk kelas 3 di RS Pemerintah dan 20 % TT untuk kelas 3 di RS Swasta. Jadi kadangkala dengan melihat sistem rujukan yang ada di Yogyakarta ini cukup banyak yang masih ingin membangun RS swasta. Karena mau tidak mau tujuan RS Swasta adalah profit.
Lalu bagaimana pertumbuhan RS Swasta di Wilayah Timur ? Industri RS itu trading anomaly jadi banyak resikonya. Bila dokter harus hadir ke wilayah timur, dan pemerintah tidak bisa melaksanakan kewajian public goodnya maka swasta harus masuk. Bila swasta masuk artinya paling tidak tujuannya karena ingin melakukan kewajiban public goodnya pemerintah maka paling tidak ada insentif.
Sumber : dr. Anung Trihadi, MPH dalam diskusi Kaleidoskop Kebijakan Kesehatan 2017 pada tanggal 28 Desember 2017 di Yogyakarta
Leave a Reply