Empat hari lalu, saya tidak sengaja baca twitter di @BBCIndonesia yang menampilkan video tentang pasangan gay pertama sah menikah di Australia. Kemudian, tiga hari yang lalu saya menonton CNN Indonesia pagi yang menginformasikan bahwa suhu di Australia mencapai 47 derajat celcius hingga katanya melelehkan aspal jalanan. Tulisan ini bukan untuk membuat korelasi antara dua kejadian tersebut melainkan saya penasaran mengapa mereka bisa gay ? Ternyata jawabannya ketemu setelah saya mendengar penjelasan pak Mamat. Ilmu Alloh SWT itu begitu luas. Selalu ada jawaban disetiap pertanyaan.
Apa kira-kira penyebab orang itu gay atau lesbian ?? Saat ini permasalahan kekerasan pada remaja mulai mengalami peningkatan. Menurut UNICEF Tahun 2015, sebanyak 40 % terjadi kekerasan pada anak usia 13-15 tahun. Adanya kekerasan disebabkan tidak terpenuhinya hak. Ketika seorang anak menjadi pelaku kekerasan maka dampak yang akan terjadi adalah psikologis, emosi, sosial karena sebagai pelaku akan berhubungan dengan hukum. Namun ketika seorang anak sebagai korban maka yang akan terjadi adalah mengalami stress, trauma, dan kerancuan identitas.
Misalnya ada seorang mahasiswi punya kecenderungan menjadi lesbi karena ada riwayat mengalami pelecehan seksual ketika kecil. Jadi dia merasa bahwa laki-laki itu jahat sehingga ia lebih dekat dengan perempuan. Sehingga bila saat ini banyak terjadi kasus LGBT, bisa jadi akar masalah adalah kejadian-kejadian kekerasan sebelumnya yang pernah mereka alami baik kekerasan secara verbal, fisik, psikologis.
Remaja memiliki tugas perkembangan yaitu mencari identitas. Ketika saat remaja mengalami kekerasan maka menyebabkan pencarian tugas perkembangan ini delay dan yang akan terjadi adalah permasalahan identitas, gambaran diri yang berkembang negatif, stigma negatif dari lingkungan, ditolak dari pergaulan sehingga terjadi kebingungan.
Sebenarnya kasian dengan mereka yang percaya diri menyebut dirinya gay dan lesbian. Bila di minta memilih, mungkin mereka ingin hidup normal. Namun kita tidak tahu apa yang terjadi pada jiwa-jiwa para gay dan lesbi. Sepertinya biblioterapy bisa menjadi salah satu penyelesaian masalah untuk para gay dan lesbian. Nantikan tulisan saya tentang biblioterapy.
Sumber : Mamat Lukman, SKM.,S.Kp.,MSi pada acara Pelatihan Pengumpulan Data Penelitian “Pengembangan Model Cultural Mental Health Nursing dalam Penanggulangan Kekerasan pada Remaja Berbasis budaya di Jawa Barat”. 27 Juli 2017. Jatinangor
Leave a Reply