Mutu layanan dokter di layanan primer memprihatinkan terlihat dari tingkat kemampuan pengelola penyakit secara mandiri hanya terdistribusikan dari 15,5% hingga 55,5%. Faktor yang menyebabkan adalah karena kurangnya pemahaman dan pelatihan prinsip-prisip layanan primer yang terpusat pada pasien serta kurangnya fasilitas di setting layanan kesehatan primer. Informasi tersebut saya dapatkan dari berita di kedaulatan rakyat online pada 30 Maret 2015.
Bila melihat faktor penyebabnya, menurut saya bukan hal yang baru.
walaupun kualitasnya belum maksimal, tetapi dari segi kuantitas jumlah dokter di Indonesia hampir ideal dengan rasio 1:2.500.
“Artinya sudah tersedia hampir 90.000 dokter di layanan primer di antara 250 juta penduduk Indonesia. Kekurangannya hanya sekitar 10.000 dokter yang dapat dipenuhi dalam jangka waktu sekitar 1-2 tahun. Bila pendidikan dokter dilaksanakan selama 8-9 tahun maka akan diproduksi dokter layanan primer sekitar 7.00 dokter setiap tahunnya,” kata doktor baru lulusan UGM ke-2.527 dengan predikat sangat memuaskan.
Menurut perhitungan Wahyudi, dalam 10 tahun mendatang, diperkirakan akan ada sekitar 70.000 dokter layanan primer dengan kualitas yang ideal. Hal ini akan menjadi lebih baik lagi apabila ditambah dengan peningkatan kualitas pelayanan dokter yang sudah lama bekerja di layanan primer, dari level 3 menjadi level 4 untuk 145 kasus berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2006
Leave a Reply