
Puasa itu bagian dari pilar keIslaman. Jadi bila ada seseorang yang menunaikan puasa, sekaligus ia sedang menguatkan pilar keIslamannya (rukun Islamnya). Barangkali terlalu sayangnya Alloh, kita akan diberikan ramadhan tahun ini karena supaya kita mempelajari aturan-aturan dengan baik sehingga berkualitas puasa tahun ini dibanding tahun kemarin. Terlalu sayangnya Alloh, Alloh tidak menginginkan kita lelah dalam beribadah (di Al Qur’an jumlah ayatnya 6.236 tapi ayat terkait hukum hanya berjumlah kurang lebih 300 ayat).
Kata puasa di dalam bahasa Arab memiliki tiga istilah yaitu pertama, shaum (tercantum dalam surah Maryam ayat 26) yang artinya menahan dari apa saja (bersifat umum). Kedua, Syiam (terulang 9 kali di Al Qur’an yang salah satunya pada surah Al Baqarah ayat 183) yaitu puasa secara khusus (menahan diri dari segala yang membatalkan atau merusak puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari). Ketiga, Al Imsak.
Puasa saat Ramadhan tertuang dalam al qur’an surah Al Baqarah dari ayat 183-187. Turunnya surah Al Baqarah ayat 183 menunjukkan puasa wajib bagi seorang Muslim. Jadi bila ada yang Muslim tapi tidak puasa maka ada masalah dengan imannya. Ayat 183 ini tidak diturunkan pada bulan Ramadhan melainkan bulan Syaban (tepatnya hari senin, hari ke 2 di bulan Syaban, tahun ke 2 Hijrah) yaitu ketika Rasulullah hijrah ke Madinah dan 2 tahun berada di Madinah barulah turun perintah puasa. Kenapa turun di bulan Syaban ? Karena sebelum menunaikan sebulan puasa di bulan ramadhan tiba, agar ada kemudahan dalam beradaptasi dengan mempelajari aturan-aturan puasa dan tidak kaget dalam menunaikannya.
Rasulullah SAW tidak meminta banyak kepada umatnya saat masuk bulan Ramadhan. Hanya ada dua yang dituntut untuk dimaksimalkan di bulan Ramadhan yaitu memperbanyak ibadah kepada Alloh SWT dan memperbanyak taubat. Ibadah mana yang perlu diperbanyak ? Ada tiga fokus ibadah yang diminta Rasulullah SAW untuk dimaksimalkan di bulan Ramadhan.
Satu, banyak berinteraksi dengan Al Qur’an sesuai surah Al Baqarah ayat 185. Jadi bila ada orang yang tidak membaca Al Qur’an, itu aneh. Kita bisa menemukan di bulan Ramadhan bahwa semua orang Islam diberikan nikmat qur’an yaitu orang yang tidak pernah membuka Al Qur’an akan memegang Al Qur’an.
Cara berinteraksi dengan Al Qur’an adalah pertama, qiraah (membaca dengan benar tanpa makna). Rasulullah SAW memprioritaskan membaca dengan benar bukan banyak mengkhatamkan. Tidak mungkin ada orang yang di bulan Ramadhan yang tidak membaca Al Qur’an kecuali ada sekat di hatinya. Kedua, tilawah (membaca dengan makna). Ketiga, tahfidz (menghafal). 10 hari terakhir ramadhan adalah hari yang sangat luar biasa untuk menghafal al Qur’an.
Dua, memperbaiki kuantitas dan kualitas sholat. Hadits 41 “siapa yang shalat 12 rakaat (4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah Isya, 2 rakaat sebelum subuh) menyertai sholat fardhunya, siapa yang melakukannya hingga meninggal dunia maka Alloh akan membangunkan satu rumah di surga”. Kebanyakan orang shalat tidak mengerti apa yang dibaca dalam sholatnya sehingga perbaiki kualitas sholat.
Tiga, banyak shadaqah. Tidak hanya shadaqah uang, bisa dengan tenaga (bersih-bersih masjid).
Secara umum, amaliyah Nabi Muhammad SAW dibulan Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian waktu utama
1.Ibadah Malam (ba’da Isya sampai menjelang Sahar)
Ada ibadah yang di maksimal Nabi Muhammad SAW yaitu sholat tarawih, interaksi dengan Al Qur’an, memperbanyak dzikir khususnya permohonan doa dan ampunan (istighfar). Semua ibadah ini dimulai ba’da Isya.
Istilah tarawih sebenarnya tidak ditemukan dalam semua hadits. Ternyata Nabi menyebutnya dengan qiyam. Dalam Al Qur’an, kata qiyam dibagi menjadi dua bagian yaitu qiyamulail (sholat yang ditunaikan ba’da Isya dengan sunnah rawatibnya TANPA didahului dengan tidur terlebih dahulu). Dalil ini ada di surat Al-Muzamil ayat 1-20. Kedua, tahajud (surat Al Isra ayat 79-81). Tarawih bukan nama sholatnya melainkan sifat sholatnya (tenang, perbanyak bacaan ayat, muhasabah).
2. Ibadah Sahar (waktu singkat sekitar 20-30 menit menjelang fajar/subuh)
Bila Subuh misalnya 4.36 WIB maka waktu sahar sekitar pukul 04.06 WIB. Seluruh aktivitas yang dilakukan di waktu sahar dinamakan sahur. Jadi di sunnahkan untuk sahur 20-30 menit sebelum fajar/subuh. Surat ke 51 ayat 18 menjelaskan amalan ibadah Sahar. Dari ayat ini, 20 menit pertama gunakan untuk sahur kemudian dekatkan diri pada Alloh dengan beristighfar.
3. Ibadah Siang (mulai fajar sampai maghrib menjelang Isya)
Puasa itu akan menjadi perisai. Orang yang benar puasanya maka kesuksesannya bisa terlihat dengan lahirnya perisai dalam dirinya. Cara mendapatkan perisai harus dengan berjuang menjaga diri yang bisa merusak puasanya. Maka, pertama janganlah orang yang puasa itu berkata-kata yang kotor. Dan jangan juga melakukan perilaku yang tak pantas sehingga melahirkan dosa bagi orang lain. Bahkan bila ada orang yang mengajak berselisih (berdebat) maka katakanlah pada hati “saya sedang puasa”.
Orang batal puasanya ada dua kemungkinan yaitu pertama, melakukan sesuatu yang bisa membatalkan puasa seperti makan, bermaksiat, dll. Kedua, mufsidat seperti bohong, ghibah, mencela orang. Kedua lebih berbahaya dibanding pertama dan Nabi Muhammad SAW memberikan penekanan kepada yang kedua karena bisa merusak puasa. Karena itu, puasa yang berhasil adalah kedua.
Bila kita belum bisa berlomba dengan orang sholeh yang memperbanyak kebaikan, maka mulai hari ini berlombalah dengan para pendosa untuk banyak beristighfar dan berdoa kepada Alloh SWT.
Sumber : Ust. Adi Hidayat, Lc., MA. Amalan-amalan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. 22 Mei 2017.
Leave a Reply