
Bagi sebagian orang mungkin penting, bagi sebagian yang lain mungkin juga tidak penting atau bahkan ada juga yang tidak tau apakah ini penting atau tidak. Tanpa kita sadari setiap hari kita hidup dari satu goal (tujuan) ke goal (tujuan) lainnya. Dan tanpa disadari juga, kita lebih sering sukses mencapai goal (tujuan) dibanding yang tidak tercapai. Artinya kita lebih sering sukses mencapai goal kita dibanding gagal. Itu maknanya, kita adalah orang sukses. Kamu merasa agak bingung?
Yuk kita coba cek satu persatu goal berikut. Saat bangun tidur, kamu punya goal ingin mandi ? Ketika tiba di kamar mandi, kamu punya goal ingin menggosok gigi? Siang hari ketika perut terasa lapar, kamu punya goal ingin makan? Dan berbagai goal lainnya. Nah, sekarang coba diingat-ingat, apakah goal tesebut sukses atau gagal ? Kemungkinan besar kamu akan mengatakan bahwa goal tersebut rata-rata sukses. Atau bahkan sukses. Saking seringnya sukses, kamu sudah tidak menganggap itu sebagai goal lagi, karena sudah menjadi biasa saja.
Masih ingat awal-awal ketika kamu punya goal ingin bisa bawa sepeda atau motor ? Lalu kamu mencoba menaikinya, belajar, terasa keringat membasahi telapak tangan. Kaki menggigil dan tak jarang juga jatuh ? Pernah merasakannya? Lalu pada pada akhirnya kamu bisa bawa sepeda atau motor. Bahkan hebatnya sekarang kamu bisa main handphone atau bahkan lepas tangan sembari bawa motor.
Dari berbagai contoh kasus diatas, bisa kita ambil pembelajaran berharga:
- Kita hidup dari satu goal ke goal lainnya. Setiap apapun aktivitas yang akan kita lakukan dalam hidup kita, sesederhana apapun adalah sebuah goal. Bahkan, ingin buang angin sekalipun. Karena ada yang pernah mengalami susah buang angin. Hehe
- Ada beberapa goal yang sulit kita lakukan diawal, tetapi setelah kita latih, kita tau caranya. Tau polanya dan itu menjadi sangat mudah sekali bagi kita.
- Kita semua adalah orang sukses, lebih banyak goal yang sukses tercapai dibanding yang belum kita capai. Cuma kadang kita menganggap goal-goal yang sudah menjadi bagian hidup tersebut sebagai sebuah pencapaian.
Jadi jika kita sederhanakan goal adalah sesuatu yang ingin kita capai dan untuk mencapainya membutuhkan cara/strategi yang fleksibel serta kebiasaan dan perilaku yang mendukung.
Ada 4 elemen penting yang perlu kita perhatikan dalam pondasi goal yaitu
- NOW adalah titik keadaan kita saat ini
- GOAL adalah titik yang ingin kita tuju (capai)
- CARA & STRATEGI YANG FLEKSIBEL adalah melakukan berbagai cara untuk mencapai goal. Goal (target) kita satu dan cara untuk mencapainya lakukan apapun. Selama tidak bertentangan dengan hukum agama, hukum Negara ya coba dan lakukan.
- KEBIASAAN & PERILAKU ini adalah tentang kepribadian kita, tentang sikap, karakter dan kebiasaan apa yang perlu dimiliki untuk mencapai goal tersebut.
Sekarang, kita akan belajar menyusun goal yang mungkin terasa berat/sulit. Atau bahkan merasa tidak mampu untuk melakukannya. Yang tentunya ini adalah goal yang belum biasa kita lakukan, belum terbiasa. Sebagai kuncinya yang perlu kamu pahami bahwa semua goal, apapun goal nya polanya sama ada titik awal (now), cara dan strategi yang fleksibel, kebiasaan dan perilaku serta goal yang menjadi titik tujunya.
5 langkah menyusun goal :
- Terdiri dari kalimat positif, berbasis panca indera, terikat waktu dan jelas alasan dibalik goal
- Tidak bertentangan dengan agama, budaya, keluarga dan aturan Negara
- Identifikasi hambatan internal dan eksternal
Hambatan internal maksudnya adalah hambatan yang muncul dari diri sendiri, ini kaitannya dengan kebiasaan dan perilaku yang sekiranya menghambat tercapainya goal. Sementara hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar diri semisal dari orang-orang sekitar.
- Identifikasi sumber daya internal dan eksternal
Silakan lihat kira-kira dari dalam diri kamu, hal apa saja yang menjadi pendukung terwujudnya goal tersebut. Dan juga sumber daya pendukung dari luar diri kamu.
- Selalu yakin apapun rencana kita, rencana Alloh selalu yang terbaik. Siapkan diri untuk bertawakal.
Dalam menentukan goal atau target mungkin beberapa orang akan merasa takut, takut gagal, takut nggak tercapai. Makanya di bagian kelima poin punya target sekaligus siapkan diri untuk bertawakal pada Alloh.
Jika kita renungkan lebih dalam, ketika tidak mencapai target sekalipun, kamu tidak dirugikan sama sekali. Sebutlah kamu ingin menikah tahun 2020, artinya kondisi kamu saat ini masih jomblo. Lalu ternyata di akhir 2020 nanti kamu tidak mencapai target menikah. Apakah kamu dirugikan? Apakah ada sesuatu yang berkurang dari dirimu? Nggak kan, saat menetapkan target masih jomblo dan ketika tidak mencapai targetpun masih jomblo. Artinya kamu masih tetap di kondisi awal, tidak jatuh dan tidak juga ada yang berkurang.
Leave a Reply