Menumbuhkan dan Merawat Cinta dalam Keluarga

Menumbuhkan dan Merawat Cinta dalam Keluarga
Menumbuhkan dan Merawat Cinta dalam Keluarga

Rumah tangga tanpa cinta, Mungkinkah?? Mungkin. Tapi BERAT. cinta memberi nilai akan ketaatan. Tanda-tanda cinta yang padam yaitu tidak ada senyuman dan tawa, mudah tersinggung, hilangnya empati, tidak ada rasa cemburu, enggan berdekatan fisik dan tidak pernah merasa betah di dalam rumah. Salah satu ciri rumah tangga neraka adalah orang-orang selalu ingin keluar karena tidak tumbuh cinta di dalam rumahnya.

Apakah rumah tangga itu harus dengan cinta? Pada hakekatnya dalam pernikahan memang komitmen adalah salah satu kata kunci yang membuat rumah tangga itu bisa bertahan. Seorang Asiyah bisa bertahan dengan pernikahan yang sangat tidak ideal. Asiyah memiliki suami yang paling buruk di muka bumi yaitu Firaun. Disinilah hebatnya Asiyah yang secara logika seorang mukmin yang memiliki keimanan pasti tidak memiliki cinta kepada orang yang jelas-jelas kufur kepada Alloh. Kenapa? Karena jika cinta sudah tercelup dengan iman maka ia akan memilih mencintai dengan siapa yang mencintaiNya. Sehingga seperti dalam hadist “seseorang akan bersama dengan siapa yang ia cintai”. Jadi tidaklah mungkin seorang Asiyah mencintai Firaun. Dengan kata lain, rumah tangga Asiyah adalah rumah tangga tanpa cinta. Tetapi yang hebat adalah “bagaimana dia bisa bertahan ?”. Ini karena diatas cinta ada yang namanya komitmen. Dan komitmen inilah yang paling berat. Boleh dikatakan bahwa rumah tangga tanpa cinta mungkin dilaksanakan tapi hanya untuk orang-orang terpilih / orang-orang khusus / orang-orang yang memiliki keistimewaan di sisi Alloh SWT. Jadi Asiyah memiliki nilai yang istimewa di sisi Alloh SWT karenanya Asiyah adalah salah satu wanita penghuni Surga. Karena dia sudah melewatkan fase dimana cinta itu bagi dia tidak mungkin bisa ditumbuhkan tapi dia tetap bertahan dengan pernikahannya karena komitmen yang terkait dengan nilai ibadah. Dimana ibadah itu menagih dua hal yaitu pertama jika senang disyukuri, dan jika susah disabari. Maka ibadah Asiyah dalam pernikahannya adalah ibadah sabar. Sepanjang pernikahannya, ia bersabar karena ia membayangkan balasan sabar itu bernilai surga. Lalu apakah semua orang memiliki ini? Tentu tidak. Nilai keimanan setiap orang berbeda-beda sehingga kalau kita berbicara tentang kebutuhan cinta, cinta ini akan memberikan dampak yang bagus. Cinta menjadi sebuah kebutuhan karena ada yang merasa bahwa cinta akan membuat pernikahan menjadi lebih indah. Jadi pastikan bahwa kita memiliki cinta terhadap pasangan kita.

Untuk memahami adakah cinta dalam rumah tangga kita, ada beberapa indikasi yang bisa kita lihat khususnya memandang dari sisi suami dan istri. Tanda atau ciri cinta telah padam adalah

  1. Tidak ada senyuman dan tawa di rumah. Pahamilah bahwa senyuman dan tawa adalah tanda kebahagiaan. Seseorang itu ketika ada di dalam rumah misalnya suami atau istri yang sering mengancam dan kaku hubungannya maka yang terjadi adalah tidak spontan, takut untuk berekspresi karena khawatir takut dipukul. Itulah kenapa ini menciptakan rasa perasaan yang tidak nyaman. Maka cinta yang telah padam cenderung tegang karena khawatir terjadi konflik.
  2. Mudah tersinggung. Hati yang sudah terluka mungkin dibarengi dengan kebencian. Cinta yang hilang membuat seseorang sering kali mudah tersinggung meski itu hal yang sepele. Tidak ada pemaafan. Kenapa? Karena cinta yang hilang membuat seseorang itu sulit untuk memiliki perasaan memahami pasangannya.
  3. Hilangnya empati atau cuek. Tidak ada lagi kepedulian. Makanya misalnya ketika sakit, kita tidak tergerak untuk merespon.
  4. Tidak ada rasa cemburu. Perlu dibedakan bedanya cemburu dan ego. Kita menganggap cemburu padahal belum tentu. Ego itu hanya tidak mau harga dirinya dirusak tapi ia tidak ingin memberikan perlakuan istimewa kepada pasangannya. Ketika seseorang mengalami cemburu biasanya dia cenderung ingin diperlakukan yang lebih dari yang selama ini hilang. Ketika tidak ada rasa cemburu makanya bodoh amat.
  5. Enggan berdekatan fisik. Orang kalau sudah tidak cinta maka enggan untuk berdekatan. Salah satu tanda cinta yang telah dicabut adalah tidak mau berdekatan.

Alloh Ar Rahman. Alloh mencintai setiap hambaNya dengan luas meskipun hambaNya tidak beriman kepada Alloh. Suami atau istri harus membuat pasangannya merasa dicintai walaupun ia memiliki kekurangan.

Bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta dan kedekatan pada pasangan ?

  1. Cinta sejati disatukan oleh iman. Hakikat cinta itu tidak bisa diciptakan oleh manusia. Cinta itu makhluk Alloh yang didatangkan oleh Alloh dan ketika datang karena iman, cinta ini akan kokoh dan permanen. Allohlah yang menyatukan hati mereka. Seumpama kamu mengumpulkan semua yang ada di muka bumi untuk menyatukan hati mereka, kamu tidak akan bisa. Pahamilah, membangun cinta dan menumbuhkan cinta wajib meminta kepada Alloh karena sangat omong kosong bila kita mengharapkan cinta tumbuh tapi ternyata kita sendiri tidak mengevaluasi ibadah dan keimanan kita kepada Alloh. Sakinah itu datang dalam sebuah rumah bukan karena kemampuan kita membaca puisi, rayuan gombal. Tapi karena cinta pada Alloh, Alloh sendiri yang menggerakkan. Semakin dekat suami & istri ke Alloh maka jaraknya semakin dekat. Jadi tidak mungkin membahas cinta yang membara kalau ternyata kita sendiri tidak berbicara keimanan kepada Alloh. Jadi kalau kita ingin menumbuhkan rasa cinta, tumbuhkanlah dengan meminta kepada Alloh. Ini syarat pertama. Kalau syarat ini tidak ada, tidak ada cinta yang terjadi melainkan cinta yang palsu. Makanya jangan tertipu ketika melihat pasangan kafir kompak. Jangan tertipu. Banyak pasangan yang di sosial media kelihatan mesra banget tahu-tahu cerai. Sesuatu yang tidak berdasarkan iman maka rentan untuk berpalsu di depan khalayak. Hati itu tidak bisa berkata bohong.
  2. Tidak sekedar menyakini tapi tidak melakukan amalan yang menumbuhkan cinta. Cinta bisa tumbuh dengan melakukan kreasi-kreasi. Maka harus ada usaha salah satunya tumbuhkanlah amal sholeh yang bisa mengundang seseorang itu timbul rasa cinta. Kita baru memahami bahwa timbul rasa cinta itu lewat amal sholeh. Amal sholeh apa yang dapat menumbuhkan cinta? Yaitu setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi maka ia cenderung akan mencari kepada yang lain. Tugas kita yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan dasar yang menjadi hak. Sebagaimana kita menuntut untuk dicintai maka penuhilah kebutuhan dasar. Orang senang kalau kebutuhan dasarnya dipenuhi. Orang baik itu akan mudah sekali dicintai. Kenapa? Karena kebaikan dapat menaklukan hati manusia. Kebaikan itu dalam definisi manusia yaitu apa yang dibutuhkan & diberikan. Dalam konteks suami istri, seringkali lupa bahwa kita memiliki hak dan kewajiban dimana jangan menuntut hak dulu. Tapi pahami dulu kewajiban. Kebutuhan dasar laki-laki yaitu suami butuh seks. Karena hipotalamus laki-laki lebih luas. Keutamaan wanita adalah melayani suami di ranjang. Yang kedua adalah harga diri atau ego. Laki-laki itu punya harga diri dan ego yang tinggi. Itulah kenapa seorang wanita wajib memahami. Itulah pentingnya minta ijin. Ijin itu harga diri laki-laki. Jadi jangan sepelekan. Atau minta pendapat. Sekedar kita menepuk bahu suami mengatakan aku bangga sama kamu, itu meningkatkan harga diri. Jangan menasehati ketika tidak diminta. Ijin dulu boleh gak kasih masukan. Itu membuat suami berharga. Lalu bagaimana kebutuhan dasar wanita? Wanita ingin dipahami. Wanita ingin dihargai. Secape-capenya wanita kalau sudah berusaha meskipun asin masakannya, tolong untuk laki-laki memberikan apresiasi dan memberikan kalimat yang merasa berharga. Ketiga, dicintai. Seringlah membisikkan kalimat cinta di telinganya. Laki-laki jangan bosan mengucapkan cinta. Wanita senang jika kalimat cinta itu diucapkan atau dibisikkan di telinganya. Empat, wanita butuh rasa aman. Wanita tidak suka dibentak, disakiti. Semarah-marahnya wanita, jangan ditinggalkan diluar rumah. Suami saja yang keluar rumah. Jangan malah suami yang mengusir istrinya. Lima, wanita butuh rasa bernilai. Dia tidak ingin potensinya sia-sia. Dia ingin apa yang dimilikinya menjadi sebuah yang bermanfaat.

Pasangan itu harus harmonis dulu agar menghasilkan anak yang baik. Jika pasangan tidak harmonis maka bahaya. Jangan berpikir seolah-olah rumah tangga yang harmonis itu tidak ada konflik. Resiko menikah adalah konflik. Tapi kalau konflik di rumah tangga harmonis maka ujungnya saling ridho. Arti saling ridho adalah kita sudah lepas emosi negative. Kita memaklumi dan memahaminya. Bagaimana agar kita saling ridho? Pertama, jangan pernah melupakan kebaikan. Salah satu rumah tangga berantem karena selalu mengingat keburukannya. Ambil kertas dan pulpen, catat kebaikan pasangan dari awal pernikahan hingga sekarang. Setan senang membuat bertengkar salah satunya dengan memutus memori kebaikan pasangan.

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Belajar memahami. Kekurangan pasangan itu sejatinya ada factor-faktor yang melatarbelakanginya. Seringkali kita lupa bahwa suami atau istri adalah produk pengasuhan di masa lalu. Dimana ayah dan ibunya bisa jadi mengasuh dengan cara yang salah. Sehingga jadilah seperti saat ini. Jadi jika ada suami yang kaku, kasar sejatinya bukan karena karakternya seperti itu. Mungkin dulunya ayah dan ibu nya tidak pernah berkata yang baik dan lembut. Bahkan tidak pernah melakukan sentuhan fisik yang dibutuhkan oleh anak diawal pertumbuhannya. Anak-anak yang tumbuh kekurangan figure ayah dimana ayah tidak pernah berkata baik, bahkan ibu berkata negative, maka isi kepalanya lebih banyak berisi hal-hal yang negative. Ingat pepatah orang arab “seseorang kalau tidak punya sesuatu, ia tidak bisa memberikan sesuatu”. Jadi kalau istri tidak bisa mengatakan maaf karena dulu tidak diajarkan maaf melainkan lebih banyak dijatuhkan harga dirinya. Karena itulah tugas pasangan, jangan memposisikan terus sebagai korban. Korban itu paradigmanya “kamu berubah, saya berubah”. Harusnya paradigmanya “ketika suami yang menyebabkan hilang cinta karena kekasarannya, maka kita harus membantunya”. Maka tolonglah pasangan kita dengan ubah paradigm korban menjadi penolong. Bisa jadi diminta Alloh menikah untuk menolong dan membantu dia menjadi lebih baik. Salah satu menolongnya adalah membayar hutang-hutang pengasuhannya seperti dia tidak mendapatkan cinta karena tidak ada yang memberikan cinta maka kita harus memberikannya cinta. Bagaimana caranya? Tumbuhkan rasa kasihan. Karena salah satu paradigma cinta adalah kasihan berujung pada kasih sayang. Kita tuh kalau kasihan dengan orang, lama-lama cair juga. Kasihan itu penting pada pasangan. Dari kasihan itulah kita mencoba mencari seribu dalil untuk membantunya. Mulailah dengan sentuhan fisik (dipeluk), ucapkan kalimat cinta, berikan couple time (waktu berdua), berikanlah hadiah niscaya timbulah cinta. Sedekah akan membersihkan harta dan jiwa. Kemarahan bisa dibersihkan dengan shadaqah. Maka berikanlah hadiah. Orang yang mudah marah dan dendaman biasanya orang pelit. Orang yang suka bersedekah, ia mampu menahan amarah dan mudah memaafkan (tidak dendam). Buanglah amarah dengan bersedekah.

Laki-laki adalah khawam bagi wanita karena Alloh lebihkan atas yang lainnya dan karena mereka menafkahkan sebagian harga mereka. Jadi sifat khawam, salah satu maknanya adalah kemampuan untuk memimpin, salah satunya menasehati istri. Seringkali sifat khawam muncul atau hilang karena syarat yang dipenuhinya kurang yaitu laki-laki tidak menjalankan perannya untuk melebihkan sebagian hartanya kepada istrinya. Jangan-jangan selama ini istri tidak bisa di nasehati karena istri merasa lebih mampu secara materi. Sejatinya meskipun istri lebih tua dan lebih materi, kalau istri itu misalnya diberikan banyak nafkah/hadiah, dia tidak mungkin melawan suaminya. Kenapa? Karena dia merasa butuh. Seringkali orang membantah karena seorang suami hanya merasa bahwa perannya hanya menasehati. Nasehat yang berkesan itu bila dibarengi dengan kemanfaatan. Kalau ingin memberi nasehat kepada istri yaitu ikat hatinya dulu sebelum memberi tahu. Setelah memberi tahu barulah kasih tugas. Jadi jangan di nasehati terlebih dahulu. Nasehat tidak efektif karena dia sudah sebel dengan kita. Karena itu, cara untuk bisa menasehati istri yaitu ikat hatinya dengan buat ia jatuh cinta. Jangan menjadi suami yang pelit. Cobalah kita banyak memberi bahkan jangan mengandalkan harta istri. Hilangnya sifat khawam suami membuat istri tidak respect. Jangan pernah banyak meminta melainkan banyaklah memberi.

Untuk pasangan yang Long Distance Marriage, jarak yang terpisah akan mudah memunculkan prasangka dan setan akan masuk ke dalam hal ini. Maka penting untuk mendekatkan diri pada Alloh. Prasangka yang muncul dalam rumah tangga, karena kita jauh dari Alloh. Lakukan aktifitas dengan mereport. Saling memberitahu aktivitas hari ini. Pasangan akan merasa mendapat rasa nyaman. Lalu, luangkan waktu ngobrol misalnya sebelum tidur. Cara membuka komunikasi dengan mulai pertanyaan “apa yang kita rasakan. Beritahu apa yang dirasakan. Apa yang kamu pikirkan. Apa yang pernah kamu alami. Lalu, tanyakan bagaimana hobi atau kesenangan pasangan”.

Pasangan yang jarang memuji tapi sering mengkritik ? Ini adalah pola asuh dari orangtuanya di masa kecilnya. Apalagi bila sering berburuk sangka itu karena kurang hangatnya keluarga (misal jarang dipeluk). Jadi wajar bila karakternya menyebalkan. Bila mendapat pasangan seperti ini, peran kita jangan menjadi yang merasa terdzolimi atau korban. Jadilah penolong.

Bila istri dan anak nyaman dengan suami/ayah maka bisa dilihat dari ciri yaitu mampu memberikan kasih sayang pada istri dan anaknya, mau diajak kendaraan dengan kita. Lalu spontanitas, dan respect. Bila bicara tidak memandang maka bisa jadi ia tidak nyaman. Ayah harus perhatikan istri dulu baru anak. Karena ibu yang happy, anak happy. Istri itu diibaratkan seperti ladang. jadi focus membahagiakan istri maka anak akan mengikuti. Ayah harus hadir secara psikis. Hadirlah disaat istri & anak sedih. Karena bila sedih, butuh sandaran jiwa. Hadirlah disaat istri & anak sakit. Dan hadirlah disaat anak & istri berprestasi.

Ada seorang istri yang ingin membimbing suaminya tapi suaminya marah. Hal ini karena suami tidak mendapatkan kebutuhan batin sebagai seorang suami. Sejatinya buatlah suami jatuh cinta dengan hal yang membuat dia jatuh untuk dibawa kepada keinginan istrinya. Bila istri sudah dicintai mati-matian oleh suami maka suami akan mudah diarahkan. Maka jadilah istri yang dicintai dengan memberikan sesuatu yang membuat suami nyaman dan bahagia. Mulai dengan pendekatan lemah lembut. Karena bila suami dikerasin, suami akan tetap keras.

Orang yang mempunyai empati tinggi maka ia mudah menahan amarahnya. Tumbuhkanlah empati dengan kasian pada suami dan bersedekah. Latih diri memberi pada orang yang membuat kita sebel. Mencoba untuk mengingat kebaikan pasangan. Kemarahan karena tipisnya kesabaran. Kualitas kesabaran tergantung pada kualitas sholat kita.

Suami istri harus melakukan harmonisasi terkait aturan. Peran jangan sampai kebalik. Ibu yang banyak ngatur malah membuat anak menjadi tidak nyaman. Ibu harus lebih banyak memaafkan, toleransi. Jangan ribut di depan anak untuk hal-hal yang sifatnya tidak prinsipil. Anak tidak boleh melihat ibu kasar terhadap ayah. Ayahlah yang memiliki otoritas aturan.

Ketika seseorang mengutarakan kekecewaan pada kita, dengarkan saja dulu karena memang mereka butuh seseorang yang mendengarkan. Kemudian kita mencoba untuk membuat dia merasa dekat dengan kita. Jangan buru-buru menasehati. Cukup di respon dengan kalimat “oo gituu, masyaalloh”. Ketika sudah puas bercerita, kita baru memberi masukan. Ciri seseorang bisa dinasehati adalah nafasnya teratur, telapak tangannya nyaman untuk dipegang, punggungnya nyaman di usap. Disaat itulah baru bisa di nasehati. Lalu, ajak jalan-jalan pasangan dan berikan hadiah.

Suami memiliki harga diri yaitu menjadi tulang punggung yang dipercayakan oleh keluarganya. Dibalik suami yang terbebani ketika ia memberikan nafkah kepada keluarganya ketika keluarganya membutuhkan, sebenarnya ada sebuah kebanggaan atau harga diri bahwa dia mampu beertanggungjawab dan menyelesaikannya. Ketika istri mengkritiknya sebenarnya istri sedang menggores harga diri suami. Makanya suami tersinggung. Dan semoga itu diteladani oleh anak si istri yaitu ketika suatu saat anak menjadi dewasa, ia pun akan memperhatikan orang tuanya sesulit apapun. Jadi jangan mencemburui suami yang melakukan kebaikan pada keluarganya meski tidak imbang karena kebaikan yang dilakukannya itu adalah sebuah poin penting. Jadi jangan di kritik. Melainkan puji dulu sang suami.

Lelaki yang terbaik justru memiliki kebiasaan untuk mendengarkan curhatan wanita. Sebelum tidur, Rasulullah mendengarkan curhatan istrinya. Kalau ada suami yang tidak mau mendengarkan curhatan, bisa jadi karena pola asuhnya di masa kecil. Dia terbiasa tidak diasuh oleh ayahnya melainkan ibunya.

Perilaku suami adalah buah dari pola asuh dimasa kecilnya. Ada orang tua yang bisa mendidiknya dengan baik dan ada yang tidak baik. Isi kepala suami tergantung dari isi kepala masa kecilnya. Jika dia terbiasa dalam tekanan dikeluarganya di masa kecil, ketika dia tidak memiliki figure ayah maka akan cenderung pasif, tidak berani mengambil keputusan bahkan pendiam. Maka tugas sebagai istri tidak lagi menuntut. Melainkan suami butuh pertolongan. Cobalah mengapresiasi apa yang dilakukan Suami dan membuat pilihan.

Sumber : Ust. Bendri Jaisyurrahman

loading...
Share

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*