
Kapan kamu mengalami yang namanya masa-masa sulit dan konflik dalam keluarga ? Rata-rata setiap hubungan dan keluarga pernah mengalaminya. Hal ini normal terjadi. Namun, terkadang konflik sepele ini bisa menjadi masalah serius.
The foundation of everything is a good family itu benar adanya. Kenapa ? Fondasi segalanya ada pada keluarga. Kalau kamu bermasalah dengan keluargamu, maka karir, kesehatan, kesejahteraanmu pun bisa terganggu. Apakah kamu setuju dengan pendapat ini ?
Mari kita identifikasi tanda-tanda masalah dalam hubungan keluarga. Adanya masalah dalam keluarga bisa dilihat dari beberapa hal misalnya
- sering terjadi debat
- kerap kali muncul ketidaksepakatan
- komunikasi yang rusak
- munculnya ledakan amarah
- Ada yang menghindar
- Terjadinya konflik fisik
Keenam tanda diatas ternyata ada pemicunya antara lain: pertama, bisa karena perbedaan pendapat, kepribadian, keyakinan, nilai atau tujuan. Kedua, perubahan dalam keadaan keluarga misalnya ada anggota keluarga baru (bayi baru lahir), perceraian/perpisahan, keluarga campuran (beda budaya), keluarga campuran juga bisa berupa dalam satu rumah tinggal 2-3 keluarga inti. Ketiga, masalah keuangan. Keempat, dibawah tekanan (misalnya dililit hutang piutang). Kelima, masalah yang berkaitan dengan seksualitas. Keenam, alkohol atau penyalahgunaan narkoba. Ketujuh, terlibat perjudian. Kedelapan, kecenderungan masalah kesehatan mental (level dasar). Kesembilan, terjadinya penindasan atau pelecehan. Kesepuluh, terjadinya bencana alam. Kesebelas, kurangnya kepercayaan ataupun rasa hormat dalam suatu hubungan. Keduabelas, Minimnya pengetahuan/pendidikan agama.
Pengaruh pola asuh yang salah ketika masih kecil, apakah juga bisa menjadi pemicu masalah keluarga dan hubungan sosial ? Lalu bagaimana dengan ungkapan “jangan salahkan bunda mengandung?”
Lingkungan eksternal punya pengaruh besar membentuk perilaku (sekitar 80 %) dan yang given/terberi itu hanya sekitar 20 %. Tantangan setiap generasi memang berbeda seperti kata kahlil gibran “anakmu bukanlah kamu, dia hidup bukan pada zamanmu..”.
Komunikasi adalah kunci dan sering kali merupakan langkah pertama untuk menemukan solusi. Lakukanlah yang murah meriah yaitu bersenang-senang bersama keluarga untuk membangun sense of belonging (kurang piknik mungkin). Dan cara lainnya adalah mendapatkan bantuan. Mungkin kita tidak selalu dapat menyelesaikan masalah sendiri sehingga mungkin memerlukan bantuan eksternal.
Sumber : Bunda Susan (Susanti Agustina) dalam tema Biblioterapi tematik
Leave a Reply