Banyak hal yang terkadang sulit diterima maupun sulit dipahami. Oleh karena itu, belajar adalah proses tanpa akhir. Mungkin kata-kata inilah yang cocok diberikan untuk BPJS Kesehatan. Disaat semua kalangan sedang kecewa akan kinerja BPJS Kesehatan namun dr. Budiono Santoso, MSc, PhD menjadi salah satu orang yang netral atau tidak ingin memihak manapun. Beliau mencoba memberikan solusi dan pendapatnya mengenai apa yang sebaiknya dilakukan terhadap BPJS Kesehatan terkait monitoring dan evaluasi.
Berikut pernyataan beliau yang menjadi perhatian saya “Kita 60 tahun merdeka, baru tahun 2014 berani melakukan UHC (Universal Health Coverage). Jangan terlalu menuntut terlalu banyak dulu dari BPJS. Mereka masih berkembang. Saya sarankan kalau mau impact evaluation sekarang adalah dengan out of pocket payment. Apakah betul BPJS mampu menurunkan out of pocket payment terutama untuk kelompok miskin. Kira-kira 9 tahun lalu di Asia, 1 % penduduk di Indonesia jatuh miskin karena bayar pelayanan kesehatan jadi kira-kira 2 juta orang jatuh miskin hanya karena bayar pelayanan kesehatan yang mereka tidak mampu. Harusnya dengan BPJS, hal-hal seperti itu bisa di kurangi dan dihindari. jadi impact evaluation nya adalah hal-hal yang menjadi priority target dari JKN dulu. Betulkah kemiskinan bisa karena pelayanan kesehatan dan bisa dikurangi”.
Penjelasan dr. Budiono tersebut membuat Prof Laksono ikut menambahkan hasil penelitian yang beliau ketahui yaitu satu penelitian dari pak bondan (Beliau siapa ya Prof? Hehe), ternyata orang miskin tidak banyak yang memanfaatkan karena yang dibayar hanya point of service. Sedangkan uang transport, tunggu keluarga tidak dibayar sehingga menjadi halangan yang cukup besar. Sehingga walaupun ada jamkesmas atau askeskin, mereka lebih baik mati saja atau dirawat dirumah. Jadi jamkesmas belum menjadi solusi.
“Saya yakin suatu titik itu akan terjadi yaitu Indonesia bisa menyesal loh. ternyata yang kita bantu adalah orang-orang kaya bukan orang miskin. Jangan sampai 5 tahun lagi, kenapa jadi seperti ini? Saya sudah teriak tapi yang gak dengar yang disana” Kata Prof Laksono. Tetap semangat Prof. Jangan pernah berhenti berbuat untuk umat. In shaa alloh apa yang Prof berikan tidak akan sia-sia dan bermanfaat untuk kepentingan banyak orang ke depan.
Dari saran yang disampaikan dr. Budiono, mungkin bisa dicoba dilakukan oleh para peneliti walaupun hal tersebut tidak mudah dan mahal. Namun kembali lagi ke tujuan. Saat perjuangan itu benar-benar semata-mata karena umat, demi perbaikan yang lebih baik, tidak ada yang sulit dan akan selalu dimudahkan untuk mencapainya.
Leave a Reply