Ada yang beralasan terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk menikah ? Padahal tua muda tidak menjadi kedewasaan. Buktinya, di zaman para sahabat banyak yang menikah muda justru sukses semuda mungkin. Ada orang yang masih muda tapi pemikiran dan kedewasaannya sudah luar biasa. Ia ditempa oleh masa, dibesarkan dengan pengalaman, dan diarahkan dengan kebijaksanaan. Biasanya, dia sering bergaul dengan orang yang lebih tua usianya atau lebih tinggi ilmunya. Sehingga pemikiran dan karyanya melebihi zamannya.
Jangan mau jadi orang yang bergantung pada makhluk. Misalnya bergantung dari pemberian orangtua, dari beasiswa atau belas kasihan oranglain. Belajarlah semuda mungkin untuk mandiri. Misalnya belajar berjualan, magang kerja atau menjual keahlian dan kreativitas. Intinya yang penting halal. Tak usah malu dan ragu, malu tuh kalau masih menyusahkan orangtua. Malu tuh kalau terlihat keren tapi ‘kere’, ragu tuh kalau sesuatu yang syubhat atau haram, jadi siap mandiri ?
Tekadkan, bahagiakan orangtua selagi muda, siapkan mahar dan biaya walimah, juga merancang hidup yang berkah dengan menikah. Masa orang yang mau berzina saja dipermudah, kita yang mau ibadah nikah kok dipersulit ? Masih ingat sabda Rasulullah SAW tentang orang yang akan ditolong oleh Allah, salah satunya orang yang menikah untuk menjaga diri dari dosa. So, masih tak yakin dengan janjiNya ?
Untuk para wanita, memilih suami itu jangan memikirkan orangtuanya kaya atau tidak, karena yang kita nikahi itu anaknya, bukan bapaknya. Untuk mempunyai mertua kaya kalau suami tak bisa menjalankan usaha atau bekerja? kan malu minta terus sama mertua. Karena sebanyak apapun harta yang diwariskan orangtua akan habis jika anak tak mampu mengelolanya dengan baik.
Tapi bila calon suami yang kita pilih itu karena kepribadiannya yang baik, akhlak dan perangainya yang mulia, serta keimanan dan ketaatannya yang selalu terjaga maka tak usah khawatir bila belum memiliki penghasilan tetap.
Yakinlah bahwa keimanan dan kemuliaan akhlaknya lah yang akan membuat Allah mengantarkan rezeki-rezeki yang tak terduga. Allah akan membukakan jalan-jalan usaha baru dan memberikan kebahagiaan dunia akhirat untuk keluargamu. So, yang paling penting bukanlah soal harta orangtuanya tetapi kepribadian dari lelaki itu sendiri.
Jangan terjebak dengan tren hari ini dimana orang-orang membanggakan gelar. Mulai dari gelar formal sampai non formal. Tapi mereka sedikit karya dan tak bisa dipertanggungjawabkan. Jangan juga berbangga-bangga dengan brand universitas, buktinya banyak juga lulusan dari universitas terkenal tapi tidak sukses. sebaliknya ada yang tak punya gelar tapi ia semangat belajar dan menuntut ilmu sehingga ia sukses melebihi orang-orang yang bergelar. lelaki seperti itu lebih pantas untuk bersanding denganmu di pelaminan.
Ingat, ilmu itu ada dimana-mana. Satu hal yang terpenting bagaimana pemahaman dan pengamalan dengan ilmu itu. Apakah dengan ilmu itu kita semakin bijaksana dan semakin terarah dalam hidup atau malah semakin sombong dan lupa diri.
Bagi laki-laki yang bertekad tidak mau ditolak lamaran oleh wanita manapunĀ maka tak usah tebar pesona atau mengejar-ngejar wanita. Tunjukkan saja prestasi dan buktikan saja komitmen dengan sungguh-sungguh. Walau tidak ada hukum tersurat namun kita semua pasti mempunyai perbandingan nilai tawar.
Coba jawab :
- prestasi apa yang sudah pernah kita raih selama ini ?
- Sudahkah orang tua kita tersenyum bangga mempunyai anak yang sholeh dan berprestasi seperti kita ?
- Bagaimana dengan orang-orang yang mengenalmu. Apakah ia terbantu dengan kehadiranmu atau malah terbebani ?
Kalau sudah dijawab pertanyaannya, coba introspeksi diri. Karena terkadang, kita justru malah tidak peduli dengan pandangan orang lain dalam menilai sikap dan perilaku kita. Bahkan ada yang bilang “hidup-hidup gue, jadi ya terserah gue dong!”. Eitss, ya ga bisa kayak gitu. Hidup itu ga bisa seenaknya. Kita justru harus menjadi pribadi yang mampu menginspirasi orang lain. Menjadi pribadi yang dikenal dengan segudang prestasi, bukan karena suka caci maki.
Makanya, bagi Anda yang masih muda, masih punya banyak kesempatan untuk menjadi pribadi yang bisa berprestasi. Karena salah satu ciri lelaki sejati itu adalah lelaki yang sibuk dengan prestasi. Bukan tebar pesona sana sini. Setuju ?
Laki-laki idaman itu adalah ia yang bisa bertanggung jawab. Apa cirinya ? Cirinya ya gak ngajak pacaran. Kalau laki-laki ngajak pacaran itu tandanya dia ga bener-bener yakin sama perempuan yang dia ajak pacaran. Cuma sekedar penasaran dan menikmati kenikmatan yang sesaat. kalau udah bosan ? ya tinggalin. Merasa bebas pegangan padahal jelas-jelas dilarang agama. Gak takut dosa. Gak takut sama Tuhan. Belum apa-apa udah berani ngelanggar perintah Tuhan, kalau udah kayak gini, gimana bisa jadi imam yang baik buat pasangan di masa depan ?
Lelaki yang bertanggung jawab itu, ya gak akan ngasih harapan saat ia belum siap. Justru, ia akan lebih memilih untuk menjaga hingga datang saat yang tepat. Lelaki yang bertanggung jawab akan berani datang pada wali tanpa ragu. Meminta secara baik-baik dan juga dengan jalan yang baik. Peran sebagai seorang suami memang gak gampang. Makanya, kalau ada lelaki yang datang pada perempuan dengan niat untuk menghalalkan dan bukan ngajak pacaran, ini adalah ciri dari lelaki bertanggungjawab. Ngadepin orangtua aja berani.
Laki-laki idaman adalah ia yang selalu memuliakan ibu bapaknya. Ia akan senantiasa lemah lembut dengan ibunya. Kenapa ? Percaya deh, kalau ibunya aja diperlakukan baik, memuliakan ibunya dengan sebaik-baik akhlak, maka ketika sudah menikah nanti, ia akan memperlakukan hal yang sama terhadap isterinya.
Kelak, saat menikah ia akan memuliakan isterinya dengan sebaik-baik perlakuan. Ia pun menjadi pribadi yang penyayang terhadap anak-anaknya. Lemah lembut dalam bertutur, tak kasar saat bertindak, bahkan saat marah tak membentak-bentak. Karena ia paham, bahwa wanita fitrahnya diciptakan dengan perasaan yang halus lagi lembut. Akan sangat mudah menangis bila hatinya tersakiti.
Sekarang-sekarang, lagi viral banget gerakan shalat subuh berjamaah di Masjid. atau kata-kata di sosial media yang bilang bahwa “lelaki sejati, sholat berjamaah di masjid”. Gimana bisa membimbing anak istri kalau ke masjid aja masih ogah-ogahan, masih malas-malasan ?
Nah, itu dia materi tentang lelaki idaman. Anda yang kini tengah bingung dan bertanya-tanya, kenapa sih dia tak juga kunjung menerima lamaran Anda, bisa jadi karena Anda belum memenuhi kriteria si dia. So, jangan berhenti untuk terus memperbaiki diri. Dan buat Anda yang sudah di tolak berkali-kali, jangan putus harapan. Masih ada banyak jalan dan jangan lupa, yakin kan sang calon mertua yang jadi pilihan.
Sumber : Setia Furqon Kholid
Leave a Reply