Semarang adalah kota yang selalu saya rindukan. Bagi saya, rasa Jogja belum bisa mengalahkan suasana Semarang. Karena di Semarang ada FKM UNDIP. Kampus “ungu” yang merubah saya 180 derajat. Saya yang saat di sekolah termasuk anak pendiam, jutek, galak, betah di rumah, tidak suka ikut organisasi menjadi berbeda setelah menjadi mahasiswa di FKM UNDIP.
Saya bukan anak yang cerdas. Bila saya cerdas, mungkin saya adalah mahasiswa reguler hasil dari PMDK atau UMPTN. Saya gagal di UMPTN yang mana saat itu saya memilih FKM UNAIR sebagai pilihan pertama dan FKM UNDIP sebagai pilihan kedua. Tapi siapa sangka, Alloh SWT kasih saya jalan untuk bisa kuliah di FKM UNDIP melalui jalur ekstensi angkatan pertama. Saya tidak cerdas, tapi saya anak yang beruntung. Beruntung memiliki orangtua yang “mampu” sehingga bisa membayar kuliah dua kali dari kelas reguler. Terimakasih untuk Pak Salim & Bu Hartinah yang luar biasa dahsyatnya.
FKM UNDIP membuat kehidupan saya drastis berubah. Semester satu akhir, saya sudah ikut organisasi senat. Karena dipikiran saya saat itu, saya ingin ambil organisasi mahasiswa yang paling tinggi. Siapa sangka ternyata minat mahasiswa untuk masuk senat sangat kecil. mahasiswa lebih suka ikut organisasi BEM. Alhasil saat itu, cuma ada 5 orang di senat mahasiswa FKM UNDIP. Walau kami cuma berlima tapi kami sangat solid dan dekat. Sehingga membuat iri organisasi mahasiswa yang lain. Mba dayan sebagai ketua Senat Mahasiswa (SEMA) sangat bijak dan mengayomi kami adik-adik angkatannya. Ada Heri, satu-satunya cowo di SEMA yang begitu dewasa, lucu dan sholeh. Ada ulfa dan atus yang begitu rame dan fasih jawa nya. Ibaratnya kami 5 sempurna banget (lembut, tegas, jutek, hangat, humoris). Terimakasih teman-teman SEMA ku. Dari kalian lah, saya menjadi pribadi yang percaya diri, berani, bertanggungjawab dan kuat.
Benar adanya bahwa kita akan berada di lingkungan yang nyaman menurut kita. Dan di akhir periode jabatan saya sebagai sekretaris SEMA, saya memutuskan untuk pindah organisasi ke organisasi muslim (gamais) FKM UNDIP. Saya nyaman bersama teman-teman pengurus gamais. Walaupun teman-teman pengurusnya lebih banyak wanita yang berhijab syar’i, tapi mereka tidak memaksa saya untuk ikut berhijab syar’i. Mereka menerima saya apa adanya. Dan inilah yang membuat gamais semakin diminati oleh mahasiswa-mahasiswa seperti saya yang masih “labil”. Karena itu, tidak heran bila saya di gamais untuk 2 periode kepengurusan sebagai kepala litbang dan kepala humas.
Kebahagiaan tak terhingga kuliah di FKM UNDIP adalah teman-teman ekstensi angkatan 2005. Mereka adalah teman-teman yang sangat memahami dan mengerti sifat saya. Solidaritas diantara kami pun begitu kuat. Kami pernah menabung setiap bulannya. Saya lupa iurannya berapa dan dipergunakan untuk apa. Saya yang memegang uang iuran itu. Karena ada teman kami yang di rawat di ICU Karyadi dan membutuhkan dana yang banyak, kami sekelas memutuskan memberikan semua uang iuran kami kepada teman kami. Sekarang teman kami tersebut telah meninggal (almh. ika). Suksesnya kami sekarang ini, saya yakin salah satu nya karena itu. Rindu sangat dengan kalian !! Semoga sehat untuk teman-teman ku dan keluarga kalian.
Kuliah tak seru bila tak merasakan KKN. KKN mengajarkan saya untuk bisa memahami teman-teman yang memiliki sifat berbeda dengan saya. Kami dari berbagai fakultas berkumpul jadi satu selama kurang lebih sebulan dalam satu rumah. Seru sekali. Saya yang tidak suka keramaian harus selalu menerima saat malam teman-teman pada ribut main gitar dan ngobrol. Teman-teman laki-laki sangat menghargai kami yang cewe-cewe tidak suka rokok. Jadi di dalam rumah aman asap rokok. Kangen kalian !!!
Salah satu dosen favorit adalah pak Sutopo. Beliau dosen yang cerdas, tegas, lugas dan baik. Beliau adik kandungnya bu Sri Mulyani (menteri keuangan). Beliau adalah salah satu yang memberikan rekomendasi saya untuk daftar S2. Saat PBL, Pak Sutopo adalah dosen pembimbing kami. Kalau bimbingan ke rumah beliau dan beliau selalu menyajikan makanan dan minuman untuk kami. Maklum kami anak kost suka makanan gratis. Hahaha
Dosen favorit saya yang lain adalah pak Sudiro. Saat tahu beliau menjadi pembimbing 1 untuk skripsi saya, saya merasa ini bencana. Karena beliau terkenal killer dan perfect. Tapi ternyata saya bersyukur beliau adalah pembimbing skripsi saya. Beliau memang super sibuk tapi beliau sangat baik dan tak sekiller yang dibayangkan. Beliau juga menjadi salah satu orang yang memberikan rekomendasi untuk saya saat daftar S2. Terimakasih banyak pak Sudiro. Semoga bapak sehat.
Masih banyak dosen favorit saya. Ada bu Laksmi (ibu yang sangat pintar, sederhana dan apa adanya), Pak Syamsul, Bu Yusniar, Pak Ari Yudoyono (Dosen yang sholeh, bijak dan baik hati), Pak Nurjazuli. Terimakasih banyak teruntuk dosen-dosen saya di FKM UNDIP untuk ilmu dan kebaikannya. Semoga Alloh SWT memberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia akhirat untuk bapak/ibu dan keluarga. Aamiin.
Untuk tahun 2018 apakah masih buka jalur ekstensinya?
Akreditasi nya apa ya mba?
Trims.