Tradisi orang arab terutama orang-orang Quraisy adalah setiap bayi yang lahir selalu dititipkan untuk di susui dan di besarkan selama dua tahun diluar kota Mekkah tepatnya di padang pasir. Ada alasan kenapa anak-anak mereka di titipkan di padang pasir ke orang-orang badui. Pertama, agar anak-anak mereka menggunakan bahasa arab fusha. Bahasa arab ada dua macam yaitu fusha dan amiyah. Bahasa arab fusha adalah bahasa aslinya qur’an yang memiliki grammar rapi. Bahasa arab amiyah adalah bahasa yang tidak memiliki grammar. Ibaratnya bahasa Inggris yang dari Inggris sendiri dan bahasa Inggris yang dari Amerika. Orang badui menggunakan bahasa fusha. Sementara penduduk asli mekkah (saat itu), sudah sering lalu lalang jamaah haji yang berasal dari berbagai wilayah. Sehingga penduduk asli Mekkah memiliki bahasa arab amiyah. Dan orang-orang Quraisy khawatir dengan bahasa ini. Kedua, dari sisi kesehatan. Mereka ingin tubuh anak-anaknya mendapatkan makanan dan udara yang masih alami.
Orang-orang badui terlatih untuk hidup susah. Wanita-wanita badui suku saadiyah terkenal sebagai suku yang menjual jasa susu. Selain itu, juga amanah. Karenanya, orang-orang tidak ragu menitipkan anaknya ke orang badui suku sakdiah. Datanglah beberapa orang dari suku saadiyah diantaranya halimah. Halimah datang bersama suaminya bernama Haris. Kehidupan halimah dan haris adalah orang miskin. Mereka memiliki rumah dengan bangunan tua, ada seekor unta yang kurus dan dua ekor kambing (jantan dan betina) yang juga kurus. Halimah dan haris pun punya anak banyak. Mereka pun mengadu nasib ke Mekkah. Saat tiba ke Mekkah, semuanya menawarkan diri ke orang-orang kaya. Dan ketika melewati Muhammad, mereka menolak. Karena pada saat itu, mereka tahu nya Muhammad tidak memiliki Ayah. Mereka memikirkan nanti siapa yang akan menanggung. Meski Abdul Muthalib seorang raja namun sibuk membiayai jamaah haji. Oleh karenanya, wanita-wanita suku Saadiyah tidak bisa menerima Muhammad.
Tersisa halimah yang belum mendapatkan anak. Lalu Haris berkata pada halimah “hai halimah, coba seandainya kamu ambil anak yatim itu. Siapa tahu baik untuk kita”. Maka halimah pun berkata “baiklah daripada kita pulang dengan tangan kosong, lebih baik kita ambil”. Begitu Halimah menggendong Muhammad, disitu terjadi keberkahan. Waktu datang ke Mekkah, halimah menunggangi keledai yang kurus sekali dan selalu lambat di belakang. Sampai halimah di olok-olok oleh teman-temannya “hai halimah, cepatlah. Keledaimu melambatkan kami”. Keledai yang lain bisa dinaiki oleh dua orang tapi keledai halimah tidak bisa jadi haris selalu pegang talinya.
Waktu halimah mengambil Muhammad, terjadi kejadian aneh. Keledainya halimah tiba-tiba jadi kuat dan ketika halimah naik ke keledai, keledainya tidak bisa terkontrol sehingga haris pun ikut naik ke keledai dan larinya kencang sekali meninggalkan teman-temannya. Ketika tiba di rumah halimah, ia melihat unta yang dimilikinya menjadi gemuk padahal baru 2-3 hari ditinggalkan. Dan unta tersebut memiliki kantong susu yang penuh sehingga halimah dan haris memerahnya. Setelah selesai memerah, kantong susu berisi penuh lagi. Jadi halimah dan haris bisa meminum susu unta untuk semua keluarganya dan malah membagi-bagikannya ke tetangga-tetangganya. Dua kambing jantan dan betina milik halimah tiba-tiba gemuk. Kambing yang betina hamil dan memiliki anak banyak. Karena banyak, halimah dan haris menjual beberapa ekor kambingnya dan uang hasil menjual kambing di belikan unta jantan. Kemudian di ternakkan lagi dan tiba-tiba unta milik Halimah menjadi banyak sekali. Sehingga halimah dan haris menjadi orang paling kaya di Saadiyah sampai akhirnya halimah tidak butuh lagi untuk mengambil anak-anak yang disusui. Halimah sampai terkenal di suku saadiyah “dimanapun halimah dan haris gembalakan domba atau untanya, ikutkan karena pasti gemuk”.
Muhammad tumbuh tidak alami, tidak sama seperti anak-anak sebayanya. Pada saat Muhammad berumur 2 tahun, perilaku dan pemahamannya sudah seperti anak umur 6 tahun. Saat tiba masa pengembalian yaitu umur 2 tahun, halimah dan haris membawa Muhammad ke mekkah untuk dikembalikan ke Aminah tapi mereka memohon-mohon pada Aminah agar Muhammad tinggal bersama Halimah. Kata Aminah “silahkan dibawa”. Meski Muhammad dibawa oleh Halimah dan Haris, namun Aminah selalu mengunjungi Muhamad.
Sampai akhirnya Muhammad tinggal di sakdiah sampai umur 6 tahun. Di umur 6 tahun ini, ada kejadian. Waktu halimah sedang masak, tiba-tiba anak halimah lari dan mengatakan “wahai ibu, saudaraku dari Quraisy (Muhamamd) telah dikeroyok oleh dua orang. Lihatlah”. Halimah pun mendatangi dan melihat Muhammad telah tergeletak di tanah. Lalu halimah bertanya “hai Muhammad, apa yang terjadi padamu”. Dalam riwayat Bukkari disebutkan “telah datang kepadaku 2 orang laki-laki yang menjatuhkanku ke tanah, membelah dadaku dan mengeluarkan sesuatu yang hitam darinya dan menutupnya kembali”. Muhammad pun menjelaskan kejadian tersebut. Halimah pun membuka baju Muhammad dan melihat ada jahitan di dada Muhammad. Karena ketakutan, akhirnya halimah dan haris membawa Muhammad ke mekkah untuk dikembalikan kepada Aminah. (Bersambung)
Sumber : Ust. Khalid Basalamah
Leave a Reply