“kalian sadar ga sih jika kepekaan kalian cukup rendah?”. Ternyata mereka tidak menyadarinya. Ketidakpekaan, salah satunya tercermin dari cara kerja seperti lemahnya kemampuan membantu unit lain & memperhatikan sekeliling. Setiap individu di sebuah organisasi perlu memiliki kepekaan untuk saling bantu satu sama lain. Jika kita peka dengan orang lain, tentu akan lebih peka dengan tugas sendiri, hindari “work in Silos”.
Melatih empati, melatih kepala untuk tetap terbuka, menyimak dengan sungguh-sungguh serta mengosongkan gelas adalah syarat utama. Tidak mudah begitu saja menumpahkan isi gelas, karena latihannya cukup panjang meluluhkan ego “saya pintar!”
Jangan takut untuk beradu gagasan. Jangan juga menutup pintu-pintu imajinasi untuk masuk kedalam ruang-ruang berpikir kita masing-masing. Meluaskan silaturahim, membaca referensi, menyimak mimpi-mimpi orang lain dan melatih empati pada sekitar akan memperbanyak gagasan yang mencuat dan muncul dan mengalir deras dari kepala.
Menghilangkan bahan baku imajinasi dengan berdiam diri di kantor, malas menyempatkan diri untuk membaca hingga kurangnya berlatih “mengosongkan gelas” dalam berdiskusi perlahan-lahan menggerus idealisme dan terperangkap pragmatism menggerogoti cara berpikir dan mimpi yang semula pernah diikrarkan.
Gagasan adalah energy terbaik bagi kemajuan. Bisa kita bayangkan hidup miskin gagasan. Merasa maju dan nyaman hingga pada satu titik di masa depan ternyata tersadar sudah banyak ketertinggalan yang dirasakan, kemudian terbangun melewati banyak momentum karena tak juga pandai menangkapnya.
Merasa buntu untuk menyuarakan gagasan atau jangan-jangan semakin sering mengalaminya, bahkan bisa jadi tidak pernah merasakan pentingnya bergagasan dalam kehidupan keseharian? Tandanya untuk memperbanyak mengetuk pintu kawan baru, mengeratkan silaturahim dengan kawan lama. Belajar kembali menyimak dan mendengar lebih banyak kemudian menyandingkan dengan referensi.
Jangan takut bergagasan, hanya karena sekeliling tidak juga menyatakan ketertarikannya atau kesukaannya. Karena gagasan yang baik memang muncul dari segelintir orang-orang yang berani mengasah kemampuan berpikirnya dengan membentur-benturkan imajinasi dengan kenyataan, tidak mencari zona aman, melainkan ruang-ruang penuh tantangan. Ia lakukan itu dengan tekun hingga semakin pandai menelurkan gagasan-gagasan yang probabilitas kesusksesannya semakin besar.
Tantangan pasti ada, tinggal kesungguhan dan ketekunan berkontribusi dengan cara-cara baru yang lebih inovatif, mengakselerasi kemajuan dan dampak kemajuannya.
Optimis itu adalah sebuah keharusan, namun juga penting mengimbanginya dengan kemampuan berhitung. Menjadi penting karena akan dijabarkan dengan bagaimana mengatur energinya untuk tetap mengalir sepanjang prosesnya.
Kriteria sukses masih dipahami sebagai penyelenggaraan, namun secara finansial? Jangan-jangan sekedar sukarela & tidak dapat dijamin keberlanjutannya.
Seringkali dilapangan menemui berbagai macam anak muda yang sangat optimis dan energik. Namun juga kemudia tidak jarang melihatnya terantuk-antuk bahkan jatuh karena lelah & salah perhitungan. Berulang kali kesalahan itu muncul & akibatnya energi yang terkuras.
Salah satu hal penting dari kemampuan berpikir kritis yang perlu dimiliki seseorang berjiwa entrepreneurial adalah kemampuannya mengelaborasi pemikiran strategis & taktis tetap berada dalam pemikiran.
Penguasaan menyusun anggaran dalam sebuah project, seperti menghitung biaya pokok, biaya tetap, biaya variable, biaya produksi & seberapa profit yang dihasilkan diperlukan latihan intens dengan belajar menghitungnya dalam pada setiap kegiatan yang ada.
Sayangnya keterampilan ini tidak banyak yang menyukainya, sehingga kerap kali melemparkannya pada individu yang jago melakukannya. Goalsnya adalah belajar, bukan sekedar tuntas dengan menyerahkan tugasnya pada orang lain berperan menghitung.
Tujuan utamanya adalah bagaimana kepala kita mampu menghitung & menyeimbangkan antara optimisme & kekuatan sumber daya, lebih jauh bagaimana agar keinginan dapat dijaga keberlanjutannya.
Kemampuan berhitung finansial adalah salah satu yang sangat membantu untuk menjaga energi & cara berpikir untuk tetap sistematis.
Jangan lewatkan untuk berkesempatan belajar menghitung jika sebuah kegiatan menghampiri. Ini bukan tentang bekerja, ini tentang belajar! Sehingga keseimbangan memikirkan aspek-aspek keberhasilan dapat dikuasai dengan baik, pada akhirnya memperbesar probabilitas kesuksesan.
Sumber : Dwi Indra Purnomo. Dosen FTP UNPAD.
Leave a Reply