
Jika pada umumnya investasi dilakukan pada perusahaan, kami lebih memilih untuk investasi pada manusia. Manfaat dari berinvestasi pada manusia sangatlah banyak. Dalam proses investasinya akan menghadirkan lompatan-lompatan yang tak terduga. Seiring berjalan, investasi ini akan menumbuhkan kepuasan tim, keterlibatan, komunikasi yang lebih baik dan mengarah pada budaya keseluruhan yang sehat.
Pada masa depan, perusahaan tidaklah hanya dapat menghasilkan produk, namun juga ide dan inovasi. Mampu melahirkan ide baru dan inovasi adalah standard baru organisasi atau usaha masa kini. Kuncinya ada di manusia. maka organisasi yang senantiasa belajar akan menjadi unggul pada perjalanannya karena menempatkan manusia dan ilmu sebagai assetnya sehingga produktif menghasilkan ide baru dan inovasi.
Investasi pada manusia akan menumbuhkan budaya yang baik sehingga keinginan untuk selalu belajar, terus menerus mengembangkan kapasitasnya dan pastinya menikmati proses berkarya bersama setiap harinya adalah sebuah dampak pasti.
Hanya saja, hari ini masih banyak organisasi yang enggan investasi pada manusiannya, terjebak pada hal-hal visual berupa asset keras statis. Padahal investasi yang tepat pada individu akan membawa kita melompat pada satu titik di masa depan, lebih dekat dengan mimpi kita dengan cara yang beyond.
Key Performance Indicator (KPI) berangsur ditinggalkan. Indikator yang sering menjebak pada mekanisme mesin yang jauh dari orientasi manusia, mengarahkan pada kelelahan sepanjang proses namun tidak kunjung mendekati tujuan yang ditetapkan. Mulai beralih pada Objective key result (OKR) dimana sebuah system beroritentasi pada tujuan. Tujuan dan hasil utama (OKR) adalah kerangka kerja untuk menentukan & melacak tujuan dari hasil yang dilakukan anggota tim.
Jadi teringat, kabar salah satu startup bahwa timnya bubar. Sekarang berjalan masing-masing. Bisnisnya sebenarnya prospektif, permintaan pasar tinggi walau harga mahal, cashflow baik, juga sempat menang hibah atas idenya yang cemerlang. Sesungguhnya ia bisa menggaji timnya layak.
Sedari awal diingatkan, tetapkan dulu tujuannya & apresiasi prosesnya. Mengingatkan juga tentang gaji yang layak. Mereka berkata, iya pak siap! Namun tak kunjung eksekusi. Terkait mengapa timnya tidak kunjung dibayar layak, ia mengatakan tidak apa-apa, karena tidak mendesak atau banyak alasan lainnya terutama menyalahkan performa individu. Daripada menggaji layak, alasan terkait membeli asset statis menjadi ukuran penting kesuksesan, karena menurutnya barang tersebut nyata terlihat ada adalah alasan paling umum yang mengatakan bahwa investasi alat-alat modern, rumah produksi bagus & alat-alat statis adalah prioritas ketimbang membayar layak timnya.
Pada usaha pemula, semua anggota tim & sistemnya adalah fase belajar. Maka objektif pertama belajar meningkatkan kapasitas SDM adalah prioritas tertinggi. Jika objektif ini terpenuhi maka ia layak mendapatkan gajinya. Objektif lain dengan tuntutan lain diterapkan berbeda dengan anggota lainnya karena kemampuannya beda dengan yang lain.
Mengukur sukses dari target jualan adalah hal biasa, namun mengukur pencapaian kemajuan pembelajaran misalnya adalah hal fundamental. Sekarang karyawan kita dibayar untuk belajar, besok setelah dia mampu berkapasitas ia akan memiliki objective yang berbeda. OKR sungguh menyenangkan dijalankan, mendukung bagi kamu yang ingin organisasinya menjadi learning organization tak henti melahirkan ide dan inovasi baru.
Sumber : Dwi Indra Purnomo
Leave a Reply