FoL : Frame of Life adalah cara pandang final seseorang tentang kehidupan
FoE = Frame of Experiences adalah cara pandang yang dibentuk oleh rangkaian pengalaman selama hidup
FoR = Frame of reference adalah cara pandang yang dibentuk oleh input informasi (referensi) yang dikonsumsi, bisa melalui apa yang dilihat dan didengar
Pada praktiknya, berumahtangga adalah proses panjang untuk menyelaraskan frame of life suami dengan frame of life istri sehingga terwujudlah kondisi saling memahami antara suami & istri dan pada gilirannya nanti akan efektif meredam konflik yang tidak perlu untuk terjadi.
Goals dari materi “menyelaraskan Frame of Life dengan Pasangan” adalah kita mampu untuk mengganti kalimat “ternyata aku nggak cocok sama suamiku” yang bisa jadi berujung “kayaknya aku salah pilih pasangan”, lebih baik diganti dengan “ooh.. Frame of life-ku dan Frame of life suami tentang hal ini sepertinya masih ada perbedaan, belum sama.
Contoh nyata beda FoL :
Yang perempuan kalau ke undangan suka makan banyak, sedangkan yang laki-laki nggak begitu, bahkan kalau bisa, salaman aja lalu pulang. Mereka pun menikah. Satu saat datang ke undangan bareng. Istri langsung ngibrit ngantri makanan. Suami mojok, sibuk lihat jam mau cepet pulang. Istri datang bawa piring banyak, suami nolak. Istri marah merasa nggak dihargai, suami bingung. Suami balik marah, istri ambil makan banyak banget.
Pas ngobrol, baru ketahuan, rupanya FoE-nya istri, dulu pas masih kecil, keluarganya untuk makan aja susah. Jadi kalau ada undangan, ibu ayahnya pasti bilang “Nak ini rezeki, kesempatan, makan yang banyak ya”. Rupanya itu jadi FoL istri.
Sedangkan FoE-nya suami, dulu sering dibilang ayah ibunya bahwa orang yang hajatan itu keluar uang banyak buat makanan, jadi makan di undangan jangan banyak-banyak, biar tamu lain gak kehabisan, kasihan yang punya undangan, nanti malu. Nah yang ini membentuk FoL suami.
Perbedaan FoL suami dan FoL istri tentang undangan ini membuat keduanya punya beda sikap.
Potensi konflik nggak tuh? Iya banget kan. Padahal itu baru hal sepele. Coba gimana dengan hal-hal yang lebih rumit ? Misal tentang pola asuh anak, tentang pengelolaan keuangan keluarga, tentang hubungan ke orangtua dan mertua, dsb. Maka memahami materi ini jadi penting agar lebih semangat untuk bersiap menyelaraskan Frame of Life.
Setelah tahu ada FoL yang beda, maka ikhtiarkan untuk disamakan FoLnya dengan cara memperbanyak pengalaman yang sama bersama-sama dengan pasangan (Frame of Experiences/FoE) dan memperbanyak input informasi dan ilmu yang sama dengan pasangan (Frame of References/FoR) supaya FoL ku dan FoL mu melebur jadi FoL Kita.
Leave a Reply