Ust. Bachtiar Nasir memberikan pesan untuk anak muda “nak, kerja itu capek. Sudah di dunia capek, masa harus masuk neraka lewat tempat kamu bekerja”. Karenanya jadikan tempat bekerja menjadi jembatan ke Surga. Sebab bila di dunia nya berkah, maka ada tanda-tandanya. Gaji orang yang malas dengan gaji orang yang kreatif di satu level sama. Bagian SDM tidak bisa bedakan soal kreatifitas seseorang di satu divisi. Tapi Alloh yang Maha menentukan harga seseorang. Ada karyawan yang kreatif, ada karyawan yang punya integritas tinggi, ada karyawan yang amanah, ada karyawan yang jujur. Tapi ada yang sedikit kreatif, sedikit integritas, sedikit amanah. Tapi kok sama ya gajinya? Kelihatannya memang sama. Bahkan setiap bulan terlihat sama. Namun manfaatnya bisa berbeda setiap bulan. Walaupun angkanya kelihatan sama.
Jadi orang yang memiliki visi menjadikan tempat bekerjanya sebagai jembatan menuju Surga biasanya orientasi kerjanya itu adalah mencari keberkahan Alloh dari setiap yang dia kerjakan. Uangnya bisa saja sama tapi manfaatnya berbeda. Manfaatnya kemana? Ada dua. Ada yang keluarganya bahagia, ada yang anaknya sholeh sholeha, ada semangat beribadah, ada ketenangan dalam hidup. Berarti gajinya berkah.
Sabar adalah menahan diri terhadap setiap yang tidak disukai. Sehingga tahan uji, tidak mengeluh, survive, ridho dengan apa yang ditentukan Alloh. Ada sabar yang tingkat tinggi yaitu bila dia menghadapi sesuatu yang tidak disukai tapi yang diucapkan bukan Innalillah melainkan batinnya mengucapkan alhamdulillah.
Menahan diri terhadap setiap yang tidak disukai bukan berarti bila berontak dianggap tidak sabar. Jangan sampai bila di tampar pipi kanan mu maka serahkan pipi kiri mu. Itu bukan sabar tapi bodoh. Kata kunci sabar adalah bagaimana kita menyikapi peristiwa itu. Yang penting di dalam hati, kita menerima bahwa sesuatu ini tidak kita sukai. Kita terima dulu. Tetapi ada kemungkinan yaitu pasrah sehingga kurang keras usahanya. Kebanyakan orang sebenarnya menutupi antara kemalasan dengan kesabaran menjadi tipis.
Menghadapi sesuatu yang tidak disukai agar tidak ada energi negatif dalam diri sehingga tidak menjadi toksin di dalam jiwa, istighfarlah. Mengapa sedih dan cemas ? karena tidak istighfar. Kemudian, bersyukurlah karena energi akan semakin bagus diawali dengan bersyukur.
Sumber : Ust. Bachtiar Nasir. Sabar & Kembali kepada Alloh. 2015
Leave a Reply