Dalam 3 hari, kunjungan blog naik drastis karena tulisan saya tentang patah hati. Saya jadi bertanya-tanya. Pembaca penasaran dengan kisah saya atau senang kalau saya gagal move on. Sayangnya saya tipe yang berhasil move on. Karena saat Rabb kasih ujian, Rabb pun pasti sudah siapkan cara penyelesaiannya. Jadi saya tak pernah khawatir. Tapi sayangnya itu tidak berlaku bagi mahasiswa tahap akhir a.k.a skripsi.
Alhamdulillah Rabb takdirkan saya untuk tidak merasakan susahnya menghadapi biaya kuliah. Setiap waktu pembayaran kuliah, orang tua bisa melunasinya. Sehingga saya bisa dengan tenang fokus kuliah. Namun, tidak semua mahasiswa akan merasakan hal seberuntung saya. Dan itu saya rasakan pada mahasiswa bimbingan skripsi saya.
Mahasiswa bimbingan saya ini adalah mahasiswa “zaman doeloe”. Tidak mudah membuatnya semangat untuk menyelesaikan skripsi. Saya tidak tahu apa masalah yang sedang dihadapi olehnya. Saya masih ingat dia tidak bisa ikut wisuda bulan januari 2017 karena dia sudah telat mengurus syarat wisuda. Padahal dia sudah ujian skripsi. Namun, setelah ujian skripsi dia menghilang di telan bumi. Sama sekali belum revisi skripsi. Awal Februari 2017, dia harus registrasi ulang bila ingin wisuda bulan September 2017. Saya hubungi via sms dan WA untuk bisa registrasi. Dia menjawab bila Ayah nya meninggal. Saya pun memahami dan memilih untuk tidak mengganggu nya dua minggu.
Bukan ais namanya kalau tidak cerewet. Karena sayang sekali bila dia tidak selesaikan revisi skripsinya. Saya menghubungi lagi dan dia menjawab bila ibunya tidak mengijinkan dia kembali ke jogja. Saya bingung. Benarkah ibunya tidak mengijinkan dia kembali ke jogja? Saya hubungi mahasiswa saya ini lagi untuk bisa memberitahukan bahwa hanya tinggal revisi skripsi saja dan urus syarat wisuda agar bisa wisuda september 2017. Namun, kata mahasiswa saya, belum berhasil membujuk sang ibu.
Saya sangat takut untuk berprasangka buruk apalagi pada orang tua. Karena saya sangat yakin bahwa setiap orang tua akan memikirkan masa depan anaknya. Saya tidak bisa serta merta menyalahkan orang tua. Karena orang tua selalu memiliki alasan yang tidak ingin dijelaskan pada anak. Anak cukuplah memahaminya saja.
Saya memang tidak mengenal orang tua mahasiswa saya ini, namun saya cukup mengenal sifat mahasiswa saya ini. Dan sangat wajar bila orang tua mahasiswa saya ini tidak mengijinkan ke jogja. Semata-mata ingin melindungi anaknya dari lingkungan tidak baik. Karena mahasiswa saya ini pernah memberitahu saya bahwa dia berbohong pada orangtua nya.
Teruntuk mahasiswa-mahasiswa saya, jangan pernah berbohong pada orang tua. Orang tua mengijinkan mu kuliah karena mereka percaya pada mu. Mereka percaya bahwa kamu akan menjadi anak yang bertanggung jawab pada diri sendiri. Jangan kecewakan orang tua dengan berbohong. Di dunia ini, tidak akan ada yang menolong mu selain orang tua mu. Di dunia ini, tidak akan ada yang membela mu selain orang tua mu.
Ya Rabb, lembutkanlah hati si ibu mahasiswa saya ini. Ijinkan mahasiswa saya ini bisa ke Jogja hanya untuk bisa menyelesaikan skripsinya dan wisuda september 2017. Maafkanlah kesalahan mahasiswa saya ini. Ijinkan dia bisa membahagiakan alm. ayah nya dan ibunya. Ijinkan dia untuk bisa menjadi anak yang bermanfaat untuk banyak orang.
Kamu ingin memiliki website pribadi dengan harga yang murah, daftar disini
Leave a Reply