
Setiap jenjang pendidikan memiliki masa menakutkan. Saat di bangku sekolah menengah atas (SMA), hal paling menakutkan adalah saat ujian nasional. Sekolah selama tiga tahun hanya di tentukan oleh nilai lima pelajaran yang harus sesuai standar. Bersyukurnya, saat ini aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Begitupun saat menjadi mahasiswa. Masa yang menakutkan adalah tahap akhir pembuatan skripsi.
Kegalauan pertama saat pembuatan skripsi adalah saat pemilihan judul. Mahasiswa harus mencari judul yang belum pernah ada sebelumnya. Apakah kegalauan telah selesai saat sudah dapat acc judul ? Ternyata galau berlum berakhir. Karena setelah dapat judul maka terbitlah nama pembimbing skripsi. Mahasiswa akan bersyukur bila mendapat dosen pembimbing skripsi yang baik dan mudah ditemui. Harus bersabar bila mendapat dosen pembimbing skripsi yang killer dan super sibuk. Apakah bila mendapat dosen pembimbing skripsi yang killer maka sudah dipastikan akan lama lulus sarjana ??? Jawabannya tidak. Melainkan mahasiswa harus menjadi seseorang yang berhasil move on.
Bukankah batu sekeras apapun, jika ditetesi air terus menerus, maka batu tersebut pasti akan pecah juga. Anggap saja dosen pembimbing killer sebagai batu yang terus di tetesi oleh mahasiswa yang tidak pernah menyerah untuk menemui dan memperbaiki draft skripsinya. Sayangnya mahasiswa selalu menggunakan dosen pembimbing skripsi sebagai alasan telatnya lulus sarjana.
Saya pernah menjadi mahasiswa sekaligus dosen. Saat di bangku sarjana, saya mendapatkan dosen pembimbing skripsi yang killer dan susah ditemui. Awalnya sangat menakutkan saat harus bimbingan dengan beliau. Tapi, lama kelamaan persepsi saya tentang beliau yang killer berubah drastis. Beliau ternyata dosen pembimbing yang sangat membantu saya saat sidang skripsi. Apa rumusnya ?? Di setiap shalat saya, selalu menyisipkan satu doa untuk pembimbing saya ini agar beliau baik. Tak hanya itu, saya pun meminta doa pada orangtua agar dosen pembimbing saya ini bisa baik pada saya.
Kunci keberhasilan melewati masa skripsi adalah diri sendiri. Mahasiswa yang pintar belum tentu akan berhasil melewati masa skripsi dengan tepat waktu. Bila ada mahasiswa pintar tapi memiliki mental gagal move on maka jangan berharap akan lulus sarjana dengan tepat waktu. Karena kadang dosen ingin menguji mental mahasiswa agar memiliki mental yang kuat. Jadi saat di tolak atau belum di acc maju sidang skripsi, jangan patah semangat. Terus perbaiki skripsi sesuai dengan saran dosen pembimbing. Tetap berprasangka baik padaNya. (NAS)
Leave a Reply