Hidup adalah pilihan. Hidup hanya sekali. setiap detik adalah kesempatan besar bagi mereka yang mau berkreasi dan mau terus maju. Untuk dapat menikmati pekerjaan maka harus menemukan passion dalam pekerjaan itu. Orang yang lelah atau orang yang tidak menikmati pekerjaannya adalah orang yang bekerjanya tidak sesuai dengan passionnya. Yang membuat orang-orang hebat di dunia ini adalah kalau orientasinya bermanfaat bagi orang lain sebesar-besarnya. Passion tertinggi bagi anak manusia adalah jangan uang. Yang paling menegerikan adalah bila kepuasan bekerja diukur dengan uang. Bencana terbesar itu kalau kepuasan dan semangat kerja itu dasarnya adalah uang. Tetapi bila ingin bermanfaat sebesar-besarnya maka akan memberikan energinya tersendiri sebab orang yang puas saat bekerja dan puas dengan pekerjaannya, dia tidak pernah lelah dan kadang-kadang malah tak kenal waktu.
Pada zaman orde baru yaitu zaman Soeharto, ada seorang nenek yang berusia 70 tahun mendapatkan award dari Presiden. Kenapa? Beliau tinggal disuatu kampung yang sangat kering kerontang tanahnya tidak subur. Jadi panen dikampungnya itu maksimal setahun sekali. Sehingga banyak pemuda-pemuda usai kuliah bukan kembali ke kampung tetapi pergi ke kota untuk mencari nafkah. Dan sayangnya pemuda-pemuda kampung itu yang pergi ke kota seperti kacang lupa dengan kulitnya dan selalu menilai kampungnya dengan cara yang negatif. Nenek itu tahu dibalik bukit yang susah untuk didaki itu ada danau. Satu-satunya untuk meningkatkan produktivitas orang-orang di kampung ini adalah bagaimana caranya mengalirkan air dari danau ke persawahan di sekeliling kampunya. Apa yang dilakukan oleh seorang nenek? Tidak banyak. Melainkan konsistensi untuk memberi manfaat kepada orang lain walau itu sedikit. Apa yang dilakukan? Usai shalat Subuh, orang tua renta itu bekerja selama 7 tahun setiap hari dengan mencangkul saja. Kapan beliau mencangkul? Dia hanya mencangkul dari usai shalat Subuh sampai matahari kira-kira mulai sepenggalan galah (waktu dhuha) yaitu sekitar jam 10-11. Beliau tidak pernah mengharapkan gaji dari siapapun dan orientasinya adalah memberikan manfaat dan konsisten walaupun itu sedikit terkesan hampir mustahil.
Peristiwa itu muncul ketika ada anak muda kampung tersebut yang sudah menjadi eksekutif muda di Jakarta. Setelah mungkin lebih dari 10 tahun tidak pulang kampung, ternyata sawahnya dikampung itu sudah hijau. Dan orang sudah bisa panen dua kali dalam satu tahun. Usut punya usut ditelusuri oleh anak muda ini ternyata hanya dari tangan seorang nenek yang renta itu yang ketika ditanya hanya ingin memberi manfaat dengan semua kendala yang dia dapatkan. Dia hanya ingin konsistensi saja memberikan yang terbaik dari usahanya dengan pekerjaannya karena dia yakin Tuhannya berkata demikian “setiap orang hanya akan mendapatkan dari apa yang dia usahakan”. Dan apa yang dia kerjakan dengan keadilan Tuhannya pasti dia dapatkan. Cepat atau lambat.
Orang yang lambat karirnya biasanya atau orang yang cepat tua biasanya orang yang orientasinya ke materi. Kepuasan instan. orang-orang seperti ini biasanya stress. Agak-agak kusut pikirannya. Kondisi jiwanya biasanya labil. Mukanya boros biasanya. Antara muka dengan umur tidak seimbang. Rugi kalau kerjanya habis waktu di dunia tapi di akhiratnya tidak dapat juga. Sayang sekali.
Bagaimana agar bekerja menjadi nikmat? harus jelas apa tujuan kita bekerja. Dari rumah menuju tempat kerja adalah pekerjaan yang berat dengan semua kemacetan. Jadi orang Jakarta tanpa disadari dengan tingkat polusi udara yang tinggi, tingkat kemacetan yang tinggi maka sebenarnya sudah lelah sebelum sampai di tempat kerja. Tetapi kalau kita sudah tahu apa tujuan kita dalam bekerja, in shaa alloh berangkat dari rumah menuju kantor, kita sudah menikmatinya. Semua menjadi nikmat bila dilakukan dengan tulus.
Terbiasalah bekerja dari hati. Tulus lakukan itu bukan karena siapa-siapa melainkan karena Alloh SWT. Kalau senyum, senyum yang tulus. Kalau bantu, bantu yang tulus.
Orang yang bekerjanya sudah tulus, dialah orang yang merdeka sesungguhnya. Tidak dibawah tekanan apapun. Tidak bekerja pada kepentingan siapapun. Karena orang ini tidak berusaha menjadi orang lain. Dia berusaha untuk menjadi dirinya sendiri.
Sumber: Ust. Bachtiar Nasir. Bekerja itu Nikmat
Leave a Reply