Setelah menikah, setan sedang mengincar rumah tanggamu. Institusi yang berkepentingan dirusak oleh Iblis adalah keluarga. Prestasi terbesar setan adalah menceraikan manusia dari pasangannya. Takhbib (yang suka merebut) sebenarnya hanya laki-laki yang mungkin melakukan karena laki-laki memiliki otoritas untuk mempengaruhi. Umumnya laki-laki itu sulit untuk direbutkan karena memiliki otoritas untuk menentukan. Karena dibalik wanita pelakor ada suami yang genit (suami yang membuka dirinya/ tebar pesona kepada sembarang wanita).
Dalam istilah Fiqih, Seseorang yang merebut pasangan disebut dengan Takhbib (yang suka merebut). Dalam Kitab Aunul Ma’bud (14/52) “siapa yang melakukan takhbib terhadap istri seseorang, maknanya adalah siapa yang menipu wanita itu, merusak keluarganya atau memotivasinya agar cerai dengan suaminya, agar dia bisa menikah dengannya atau menikah dengan lelaki lain atau cara yang lainnya”. Para ulama menyimpulkan defisini perebut pasangan yang disorot oleh para ulama bukan perebut laki orang (pelakor) melainkan perebut bini orang (pebinor). Definisi perebut pasangan yang hanya mungkin adalah laki-laki karena laki-laki memiliki otoritas untuk mengompori.
Hukum takhbib adalah dosa yang besar. Rasulullah SAW berkata “Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita sehingga dia melawan suaminya” (HR. Abu Daud). Rasul justru menyerang pada sosok laki-laki. Jadi sebenarnya yang paling berpengaruh terhadap proses terjadinya kerusakan yaitu seorang laki-laki yang lemah. Seperti dalam HR. Ahmad “Siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dariku”. Jadi fokus takhbib adalah sosok laki-lakinya. Jadi bukan wanitanya. Sehingga pelakor bermula dari laki-laki yang lemah karena ia mudah digoda sebab bila dia tidak membuka diri maka tidak akan terjadi.
Bila hal tersebut terjadi, berarti laki-laki telah berkhianat terhadap akad. Wanita mungkin ada yang menggoda namun karena laki-laki yang tidak memahami makna akad. Akad nikah disebut mitsaqon gholidzo yang terdapat dalam 3 surah yaitu An Nisa ayat 21 “Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu”., surah Al Ahzab ayat 7 “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dari dari engkau (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”., dan surah An Nisa 154 “Dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka,”Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu ambil bersujud” dan Kami perintahkan (pula), kepada mereka,”Janganlah kamu melanggar peratuan mengenai hari Sabat” Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh”.
Makna 3 ayat diatas, ketika pernikahan disandingkan antara perjanjian Alloh dengan Bani Israil dan perjanjian Alloh dengan para Nabi maka setiap laki-laki yang setia terhadap akadnya kelak akan dimuliakan layaknya Nabi. Namun, laki-laki yang berkhianat dengan pernikahannya maka akan terlaknat seperti Yahudi.
Sebelum Rasulullah SAW wafat, beliau telah mengingatkan para sahabat dengan hadits “Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang berat bagi laki-laki kecuali fitnah perempuan”. Dan telah Alloh SWT tuangkan dalam surah Al Imran ayat 14 “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik”. Kata Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Bariyah “wanita yang paling berat sebagai godaan bagi laki-laki”.
Kenapa suami dan istri tidak terlihat cantik atau ganteng ? bukan karena istri jarang ke salon atau suami tidak pernah fitnes melainkan karena mata sudah memandang yang haram diluar pasangannya maka yang halalpun tak sedap untuk dinikmati.
Asal Usul Munculnya Pelakor
Pertama, diduga memiliki kedekatan spesial dengan pasangan khususnya suami orang lain baik terkait pekerjaan maupun tidak. Kedua, banyak ditemukan bukti dan saksi kebersamaan, bahkan di luar kepentingan pekerjaan. Ketiga, bukti pembicaraan melalui telepon atau chating yang dianggap tidak biasa misalnya terlalu sering dan atau dengan bahasa atau panggilan yang dianggap tidak biasa dan atau dengan konten yang tidak seharusnya. Keempat, terlalu perhatian atau terlalu vulgar. Kelima, ditemukan beberapa pemberian barang, baik barang sungguhan maupun bukti transferan uang dalam jumlah dan intensitas yang tidak biasa. Keenam, kedekatan berbanding lurus dengan munculnya informasi keretakan rumah tangga seseorang yang sedang dekat dengan orang tersebut, terlebih jika sampai-sampai berpisah.
Solusi terhindar dari pelakor & pebinor
Baik laki-laki maupun perempuan, tegakkanlah adab dengan siapapun. Jadi adanya pelakor itu terkait dengan adab yang tidak disesuaikan sebelum pernikahan. Jadi hati-hati menyebut pelakor kepada istri kedua dan seterusnya. Karena bila caranya baik maka itu bukan pelakor karena pelakor muncul dari adab yang tidak ditegakkan.
Evaluasi bersama dalam rumah tangga yaitu waspada pelakor (perebut laki orang) dan Pebinor (perebut bini orang). Agar tidak muncul maka jagalah keberkahan dalam rumah untuk mencegah pengaruh setan dalam konflik seperti dalam surah Hud ayat 114 “Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)”.
Selain itu, jalankan hak dan kewajiban semaksimal mungkin. Kebutuhan dasar suami (seks dan harga diri) dan kebutuhan dasar istri (keamanan dan kenyamanan).
Jadi jangan menjadi lelaki yang lemah yaitu mudah mengatakan cerai karena cerai akan jatuh ketika marah dengan akal yang sehat. Maka ketahuilah siapa-siapa yang bermudah-mudahan dalam urusan cerai hanya karena ketidakcocokan padahal masih bisa diperbaiki, sejatinya dia telah kalah tempur oleh setan.
Sumber : Ust. Bendri Jaisyurrahman. Ada apa dengan pelakor ? 22 Februari 2018.
Ya banyak hal.yang akhirnya dapat dipetik bahwa istilah pelakor dalam lambe turah ternyata benar bahwa seseorang yang ngrusak pager ayu itu disebut pelakor