Di dunia ini, ketinggian seseorang seringkali diukur dengan harta, jabatan tetapi di hari kiamat nanti ukurannya dari Alloh yaitu ketaatan, kejujuran, amanah seseorang. Karena itu boleh jadi di dunia ini ditinggikan tetapi di hari kiamat boleh jadi orang itu dihinakan. Begitu sebaliknya. Orang itu di rendahkan dan ditinggikan bukan hanya karena jabatan tetapi karena akhlak yang mulia, hati yang jujur dan bersih. Alloh merendahkan orang-orang yang sombong, sewenang-wenang (dzolim) dengan membongkar keburukannya, dengan membuka aibnya. Karena itu, orang yang mungkin ketika mendapatkan jabatan dengan kebohongan dan kecurangan maka meskipun orang itu mendapatkan jabatan akan direndahkan oleh Alloh. Dengan apa? Terbongkarnya kebohongan itu. Alloh berfirman “Sesungguhnya Alloh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang berkhianat. Alloh akan menggagalkan rencana jahat orang-orang yang berdusta”. Maka orang yang mendapatkan sesuatu secara cepat, meraih kedudukan secara instan tanpa melalui prosedur yang benar maka akan dijatuhkan dengan cara yang tragis.
Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman adalah orang-orang yang ditinggikan oleh Alloh. Kenapa? Karena hidupnya sejalan dengan garis kebenaran. Karena hidupnya dijalani dengan kebenaran. Karena itu, tidak ada rasa takut dalam kehidupannya. Karena itu, dia tidak kaya, tidak punya jabatan tinggi, tapi dia memiliki nama baik. Dia telah Alloh tinggikan.
Bagaimana cara orang itu ditinggikan oleh Alloh? Dan apa yang membuat orang itu direndahkan oleh Alloh? Alloh berfirman “Bagi orang-orang yang berbuat kebajikan, bagi mereka balasan kebaikan dan ditambah lagi balasannya dan mereka tidak diliputi oleh kehinaan dan oleh debu hitam disebabkan oleh kehinaan itu”. Ayat tersebut ingin menjelaskan bahwa orang yang hidupnya dipenuhi kebaikan, balasannya akan ditinggikan oleh Alloh SWT. Tetapi sebaliknya, jika orang tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya maka orang itu akan diliputi dengan kehinaan.
Orang yang beriman tidak mungkin bercampur dengan kebohongan. Rasulullah pernah ditanya “apa mungkin orang yang beriman itu penakut?”. Nabi menjawab “Ya itu mungkin”. “Apa mungkin orang yang beriman itu pelit?”. Nabi menjawab “Ya mungkin”. Tapi apa mungkin orang beriman itu bohong dan berdusta?. Nabi mengatakan “tidak”.
Ada beberapa kata yang harus kita jauhi supaya Alloh tidak menghinakan kita. Pertama, adalah perkataan saya. Iblis berkata “Saya lebih baik daripada Adam” maka Alloh usir iblis itu dari surga. Kedua, milikku. Firaun berkata “bukankah kerajaan Mesir ini milikku” lalu Alloh tumbangkan kekuasaan Firaun. Ratu Balqis mengatakan “Kami memiliki kekuatan” maka Alloh hinakan dia. Dan Qorun berkata “ini semua saya dapatkan karena prestasiku, Ilmuku” maka Alloh hinakan dia. Karena itu, hidup itu bukan hanya karena dia menduduki satu kekuasaan. Tidak menjamin orang yang menduduki kekuasaan itu akan bahagia.
Kita melihat orang yang tadinya tidak dikenal jadi menjadi dikenal, Alloh tinggikan derajatnya. Ada orang yang miskin menjadi kaya, orang yang tidak mempunyai kedudukan jadi memiliki kedudukan disebabkan ketaatan dan keistiqomahannya pada Alloh, disebabkan kontribusinya kepada masyarakat. Tetapi ketika yang menjadi penyebab diangkatnya derajat seseorang itu tidak dia jaga maka yang terjadi adalah Alloh akan menjatuhkannya, Alloh akan menghinakannya meskipun jabatan masih dipegang.
Hendaklah kita merendahkan diri dihadapan Alloh. Semakin kita rendahkan diri dihadapan Alloh maka Alloh akan meninggikan derajat kita. Semakin kita sombong dihadapan Alloh, maka Alloh akan hancurkan kedudukan kita.
Sumber : Ust. Jumharuddin, Lc. Asmaul Husna TV One 10 Mei 2015.
Leave a Reply