
Segala puji hanya milik Alloh yang Maha tidak membutuhkan sesuatu sementara segala sesuatu membutuhkan Alloh SWT. Di dalam Al Qur’an, Alloh berfirman “Jika kalian semua kafir kepadaKu sesungguhnya Alloh Maha Kaya dan Maha Terpuji”. Seolah Alloh ingin mengatakan kamu yang membutuhkan iman kepadaKu, Aku tidak membutuhkan iman. Kamu taat atau tidak taat, tidak Aku butuhkan. Ketaatanmu hanya akan kembali kepadamu. Kamu berbuat baik atau jahat,kebaikanmu tidak aku butuhkan. Kebaikanmu hanya kembali kepadamu sendiri. Karena Aku Maha Kaya.
Makna Alloh Al Ghaniyy adalah Alloh yang tidak membutuhkan apapun secara mutlak. Dia tidak membutuhkan makhlukNya sementara makhlukNya butuh kepadaNya dalam segala sesuatu. Sesungguhnya kita tidak pernah berbuat baik kepada orang lain. Tidak ada perbuatan baik kita yang benar-benar kita peruntukkan kepada orang lain. Sesungguhnya perbuatan baik kita adalah hanya untuk kita sendiri. Itu punya kemanfaatan untuk kita sendiri. Karena itu, orang yang jahat adalah orang yang jahat kepada dirinya sendiri. Karenanya ketika kita tidak membutuhkan apa yang ada pada orang maka kita akan merasakan kebahagiaan. Kita akan merasakan kewibawaan. Tetapi ketika kita butuh kepada apa yang ada pada orang, saat itu kita merasakan kehinaan, perendahan.
Mintalah kepada orang maka kau akan berada dibawah orang itu. Berbuat baiklah kepada orang maka engkau akan berada diatas orang itu. Jangan butuh kepada orang maka engkau akan selevel dengan orang itu. Semakin orang itu kaya semakin dia tidak membutuhkan apa yang ada pada orang lain. Sebagaimana Alloh yang Maha Kaya, tidak membutuhkan orang lain.
Kadang-kadang ketika kita berkunjung ke rumah saudara atau teman kita, kita melihat berbagai macam benda yang diletakkan dirumahnya. Ketika kita punya perasaan miskin maka biasanya kita bertanya ini dimana belinya, ini berapa harganya. Itulah orang-orang yang memiliki mental miskin, orang-orang yang banyak membutuhkan. Akan tetapi, orang-orang yang sudah mengenal nama Alloh Al Ghaniyy maka dia akan menauladaninya, dia tidak akan membutuhkan manusia.
Seorang yang bernama Hasan Al Basri memiliki kewibawaan yang luar biasa. Orang bertanya kepadanya “wahai Syeikh Hasan Al Basri, dengan apa engkau mendapatkan kewibawaan itu?” Dia menjawab “Aku mendapat kewibawaan ini karena manusia membutuhkan ilmuku sementara aku tidak membutuhkan apa yang ada pada mereka”. Inilah pribadi yang mendekat pada Al Ghaniyy.
Sayidina Ali pernah ditanya “Wahai Ali, apakah kehinaan itu?” Lalu Sayidina Ali menjawab “Kehinaan itu adalah ketika aku berdiri di depan pintu orang yang tercela untuk meminta sesuatu kepadanya lalu orang yang tercela tadi menolak permintaanku”. Karena itu, Sayidina Ali memiliki ungkapan yang luar biasa “sesungguhnya bagiku menggali dua kolam dengan dua jarum kemudian menyapu negeri Hijaz dengan dua bulu dan memindahkan dua lautan dengan menggunakan dua cangkul, memandikan budak hitam sampai dia putih itu bagiku lebih ringan daripada aku berdiri di hadapan orang tercela untuk meminta sesuatu kepadanya lalu dia menolak itu”. Maka orang yang menjaga harga dirinya,tidak membutuhkan apa yang ada pada manusia itulah orang yang kaya sejati. Karena itu, Rasulullah bersabda “sesungguhnya kaya itu bukan kaya harta tetapi kaya itu adalah kaya hati, kaya jiwa”.
Rasulullah bersabda “siapa yang diberikan kesehatan jasadnya hari ini, ketenangannya hari ini, cukup makan hari ini, seolah-olah dia telah diberikan dunia dan seisinya”. Karena itu, orang yang kaya sesungguhnya orang yang sedikit kebutuhannya. Bagi manusia, ketika kebutuhannya sedikit maka sesungguhnya dia telah memiliki predikat seorang yang kaya.
Bukankah Alloh telah memberikan kepada kita kesehatan, cukup makan hari ini, ketenangan hari ini. Siapa yang telah diberikan ketiga itu? Sesungguhnya dia telah memiliki kerajaan dunia beserta isinya. Tetapi mengapa setelah diberi itu semua,kita banyak mengeluh. Mengapa kita banyak sekali gelisah. Itu semua karena sesungguhnya mungkin kita memiliki materi yang banyak tapi sesugguhnya hati kita adalah hati yang rakus maka kerakusan itu telah menghinakan seorang yang kaya. Ketika kita renungkan betapa kita adalah makhluk yang miskin karena Alloh berfirman “Wahai manusia sesungguhnya kalian sangat miskin (fakir) kepada Alloh”.
Alloh Al Mughnii, Alloh Maha memberikan kekayaan adalah Alloh yang memberikan jalan-jalan kepada kita sehingga kita berkecukupan. Jika Alloh ingin memberikan kekayaan kepada orang maka Alloh akan ilhami dia. Dan jika Alloh ingin memiskinkan seseorang maka Alloh akan berikan kepada dia jalan yang membuat dia rugi. Karena itu, tidak ada pedagang yang cerdas. Tidak ada orang yang mendapatkan keuntungan karena kecerdasannya. Tetapi semua orang yang mendapatkan keuntungan, kekayaan karena Alloh yang memberikan kekayaan itu. Perhatikan orang-orang yang memiliki pendidikan dibawah kita tapi dalam konteks harta kadang kita melihat dia banyak memiliki harta dibandingkan dengan kita yang berpendidikan. Kenapa? Karena Alloh Al Mughnii.
Ada orang yang dikayakan dengan berkembangnya hartanya. Ini kekayaan terkait dengan orang-orang yang dianggap umum oleh Alloh. Kalau kita ada di kedudukan umum, maka jika Alloh ingin memberikan kepada kita kekayaan, maka Alloh akan memberikan kepada kita kekayaan berupa berkembangnya harta. Tapi jika kita orang khusus Alloh, maka jenis kekayaan yang diberikan kepada kita bukan saja jenis berkembangnya harta tetapi baiknya keadaan hati kita. Alloh akan memberikan kekayaan kepada kita dengan pengetahuan yang dalam kepada Alloh. Alloh akan memberikan kepada kita dengan keinginan kita yang kuat untuk mendekat kepada Alloh. Itulah kekayaan yang sesungguhnya.
Orang yang telah mengenal Alloh, orang yang mau beribadah kepada Alloh Sesungguhnya orang itu telah diberikan kekayaan yang luar biasa. Bahkan orang muslim bisa kaya dalam waktu dua menit. Bagaimana itu? Ketika dia sholat sunnah sebelum subuh. Kata Rasulullah “sholat sunnah sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya”. Lalu bayangkan jika dia sholat dhuha? Kenapa ini penting sekali? Karena sesungguhnya kalau kita lihat orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, bagaimana miskinnya dia.
Kalau kita sadari, kita semua ini sesungguhnya miskin. Tapi ketika kita tahu Bahwa Tuhan kita Maha Kaya, tidakkah seharusnya kita pun merasakan perasaan kaya dan bahagia. Mengapa kita bersedih padahal kita memiliki Tuhan yang Maha Kaya dan Memberikan Kekayaan.
Sumber : Ust. Jumharuddin, Lc. Asmaul Husna TV One 7 Juni 2015.
Leave a Reply