Surah At Tin atau surah 95 menjelaskan bahwa Alloh bersumpah pada tiga tempat (Palestina, Mesir, Mekkah). Kalau Sang Pencipta bersumpah berarti sesuatu yang besar. Kalau sesuatu di sumpah berarti sesuatu itu istimewa. Di surah ini, Alloh bersumpah kepada kita “Wattiini wazzaituun” yaitu demi (buah) tin dan (buah) zaitun (yang ada di palestina). Sumpah ini adalah kepada Nabi Isa karena Nabi Isa akan menerima kitab berupa Injil. “Wa Thuuri Siiniin” yaitu Demi gunung Sinai. itu Taurat. Dan “Wa Hazal Baladil Amin” itu Jabal Nur (Gua Hiro) atau al qur’an. Yahudi, Nasrani dan Islam.
Demi 3 kitab suci ini dan demi 3 agama ini, Alloh bersumpah “nyata telah AKU ciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baik bentuk”. Manusia bentuknya sempurna. Sebentuk-bentuk yang paling indah tetapi akan hina. Kenapa hina? Karena tidak percaya Alloh. Kecuali orang-orang yang percaya kepada Alloh.
Alloh SWT telah memberi kita “chip/sim card” dalam diri kita. Dimana letak chip nya itu? Di jari dan darah. Ada tes sidik jari namanya STIFIN. Orang bisa tahu kecerdasan seseorang dengan sidik jari. Data (sidik jari & darah) itu untuk menjadikan diri menjadi sempurna. Contoh kalau dia Thinking kekuataanya di akal. Kalau sudah tahu tentang itu, dia akan menjadi orang yang bermanfaat. Kalau dia tahu tentang itu, dia akan menjadi manusia yang bermanfaat. Yang sulit adalah bila tidak bermanfaat karena belum mengenal diri. Maka keluarlah sabda Rasulullah “jika engkau mencoba terus menerus berupaya mengenal diri ini maka engkau akan sampai ke Allah”. Maka kenapa di Haji wajib ke Arafah. Karena jamaah Haji di tuntut untuk mengenal Allah. Maka manusia itu sempurna. Maka gunakan kesempurnaan itu untuk ibadah kepada Allah.
Ada seorang manusia tetapi dia tidak mengenal kesempurnaan dirinya maka dia menghinakan dirinya. Kita sempurna karena Allah memberi 3 hal yaitu daya fikir, daya fisik dan daya qalbu. Bila hanya menggunakan sebagian daya (misal daya fikir saja) maka itu tidak sempurna. Kalau ingin sempurna, gunakan seluruhnya yaitu daya fikir untuk berpikir, daya fisik untuk ikhtiar, daya qalbu untuk beriman.
Ada orang hanya fokus pada daya fikir. Dia belajar S1, S2, S3. Lalu untuk menopang daya pikirnya dia olahraga tapi dia lupa untuk mengolah daya qalbunya. Maka itu tidak sempurna. Albert Einstein mengatakan hidup seperti menggayuh sepeda. Jangan salahkan ibu yang mengandung. Sudah lahir itu anugerah. Maksimalkan anugerah di dunia menjadi insan kamil.
Ketika seseorang sudah mengolah daya qalbu, daya fisik dan daya fikir maka dia akan seperti roda. Ketika kamu mengenal orang, itu sebuah kecerdasan. Tetapi bila engkau mengenal dirimu, itu sebuah kecerdasan yang sempurna. Ketika engkau menguasai orang, itu sebuah kekuatan. Tetapi, bila engkau menguasai dirimu maka itu sebuah kekuasaan. Bila engkau belum menguasai dirimu maka bersiap menjadi pecundang.
Dalam tubuh kita ada 4 hal yaitu setan, nafsu, syahwat, dan Alloh. Ketika kita mendengar syahwat, setan dan nafsu maka siaplah jadi pecundang. Namun bila mendengar Alloh, siap menjadi penguasa.
Keyakinanmu akan mengubahmu menjadi pikiran. Pikiranmu akan mengubahmu menjadi kata-kata. Kata-katamu akan mengubahmu menjadi aksi. Aksimu akan mengubahmu menjadi kebiasaan. Kebiasaanmu akan mengubahmu menjadi nilaimu. Dan nilaimu akan mengubahmu menjadi takdir dan tujuanmu.
Keyakinanmu pada Alloh dan Rasulmu akan mengubahmu pada pola pikirmu. Dari pikiran akan mengubah menjadi kata-kata. Dari kata-kata akan mengubah menjadi aksi. Dari aksi menjadi habit (kebiasaan). Bila sudah menjadi habit maka akan menjadi nilai (berkarakter). Kalau sudah punya nilai, dia akan sampai pada tujuan. Dimana letak keyakinan? Di Hati.
Sumber : Kang Rashied. The Wheel of Life.